Rasulullah SAW, pemimpin pemaaf yang sebarkan Islam dengan lembut
Merdeka.com - Ka'b Ibn Zuhair adalah penyair dari keluarga penyair Arab kenamaan. Ayahnya Zuhair, kakeknya Abu Sulma, kedua bibinya Khansa dan Sulma, saudaranya Bujair, kedua sepupunya Tamadhir dan Shakhr, keponakannya, 'Uqbah Ibn Bujair, dan cucunya 'Awwam Ibn 'Uqbah, kesemuanya adalah penyair terkenal di zaman Jahiliyah.
Dikutip dari tulisan KH Ahmad Mustofa Bisri di NU Online, Ketika Nabi Muhammad SAW mendakwahkan keesaan Tuhan dan dimusuhi oleh kaumnya yang bertuhan banyak, Ka'b adalah salah seorang di antara sekian banyak penyair yang gigih melawan Nabi dengan syair-syairnya. Rasulullah SAW dan kaum muslimin menjadi bulan-bulanan puisi-puisi hijaa-nya.
Pada saat kaum muslimin menaklukkan Mekkah pada tahun 8 Hijriyah, Ka'b termasuk salah satu musuh kaum muslimin yang melarikan diri. Sampai saudaranya, Bujair, menyarankan kepadanya agar ia menemui Rasulullah SAW. Bujair meyakinkannya bahwa siapa yang datang kepada Rasulullah dan mengaku salah, pasti akan diampuni.
-
Bagaimana Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah? Dalam melakukan dakwahnya, Nabi Muhammad SAW menggunakan dua cara atau strategi. Cara berdakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah ini dilakukan selama 13 tahun. Di mana 3 tahun pertama dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan 10 tahun dengan terang-terangan.
-
Siapa saja yang Atta temui di Mekkah? Mereka sepertinya bertemu dengan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Mereka berfoto bersama dan kemudian membagikannya di akun media sosial masing-masing. Tidak hanya bertemu dengan Raffi, Atta Halilintar juga bertemu dengan Gus Miftah. Mereka bertiga terlihat berpose dan mengambil foto bersama. Dengan banyaknya selebriti yang pergi menunaikan ibadah haji di Mekkah belakangan ini, Atta juga bertemu dengan keluarga dari Putra Siregar. Keluarga Atta Halilintar juga bertemu dengan anak dari mantan presiden SBY, Ibas Yudhoyono.
-
Bagaimana Nabi Muhammad SAW menjelaskan konsep Tauhid kepada kaum kafir Makkah? Nabi Muhammad SAW memberikan contoh yang sangat relevan dan logis bagi masyarakat pada saat itu. 'Hai kaumku, jika kamu menjadi buruh atau pembantu, mana yang lebih kamu sukai: memiliki satu majikan atau banyak majikan?' tanya Nabi.
-
Siapa yang mengalami kejadian luar biasa di Makkah? Seorang ulama terkenal yang mengelola Pesantren Buntet, Cirebon, yaitu Kiai Abbas Buntet, dikabarkan pernah mengalami sebuah peristiwa luar biasa pada tahun 1930 saat beliau mengajar di Makkah.
-
Dimana Rasulullah menyapa penduduk makam? Rasulullah setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
-
Siapa yang mencintai Rasulullah? Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:'Tidaklah seorang hamba sempurna keimanannya sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada keluarga dan hartanya, serta seluruh manusia.'
Begitu Ka'b datang menghadap Rasulullah SAW beberapa orang Ansor langsung berdiri ingin menghajarnya. Tapi seperti biasa, Rasulullah SAW dengan sareh mencegah mereka dan mendengarkan penyair itu menyatakan penyesalannya. Melihat ketulusan Ka'b dalam penyesalan dan tobatnya, Rasulullah SAW pun mengampuninya. Bahkan ketika Ka'b membacakan puisinya Banaat Su'aad, Rasullah SAW menghadiahinya burdah, semacam mantel bulu.
Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW memang dikurniai sifat penyayang dan pemaaf. Tuhannya memang merahmatinya untuk menjadi demikian. Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah berfirman kepada utusannya itu:
Fa bima rahmatin minallahi linta lahum, wa law kunta fazzan galizal kalbi lanfaddu min hawlik(hawlika), fa’fu anhum wastagfir lahum wa sawirhum fil amr(amri), fa iza azamta fa tawakkal alallah(alallahi), innallaha yuhibbul mutawakkilin(mutawakkilina). (Surah Ali Imran ayat 159)
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau kasar dan berhati kaku, tentulah mereka akan lari menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka tentang urusan (kalian). Kemudian bila kamu sudah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal."
Berapa banyak tokoh-tokoh kafir Mekkah yang sebelumnya begitu sengit memusuhi Rasulullah SAW, ketika beliau dan kaum muslimin menaklukkan Mekkah, diampuni oleh Rasulullah SAW.
Dulu waktu kejam-kejamnya orang Arab menyakiti Rasulullah SAW dan malaikat meminta beliau berdoa bagi kehancuran mereka, Rasulullah SAW malah berdoa penuh kasih sayang, "Ya Allah berilah kaumku petunjuk; mereka tidak mengerti."
Secara lahiriah, seandainya sikap Rasulullah SAW tidak penyayang dan pemaaf, pastilah Abu Sufyan Ibn Harb pemimpin orang-orang kafir Mekkah; istrinya Hindun yang pernah mengunyah-ngunyah jantung sayyidina Hamzah; Khalid Ibn Walid; ‘Amr Ibn ‘Ash; ‘Ikrimah Ibn Abi Jahal; dan banyak lagi tokoh-tokoh kafir lainnya yang semula memusuhi Raasulullah, tidak akan menjadi muslim-muslim yang baik dan pahlawan-pahlawan Islam.
Dalam hadis-hadis sahih, banyak kita dapati kisah-kisah yang menunjukkan betapa Nabi Muhammad SAW dalam kesehariannya; baik dalam keluarga maupun dalam pergaulan kemasyarakatannya, sangat menonjol sifat-sifat kemanusiaannya. Beliau lemah-lembut kepada siapa saja, penyayang, pemaaf, dan murah hati kepada sesama. Beliau tidak menyukai kekasaran dan kekerasan.
Sebagi gambaran, pernah datang orang-orang Yahudi dan mengatakan "Assaam 'alaikum" (Semoga kematian bagimu). Rasulullah SAW pun menjawab: "Wa’alaikum," sementara sayyidatina 'Aisyah r.a. isteri beliau yang mendengar ucapan Yahudi itu menjawab, "'Alaikumus saam wal la’nah!" (Semoga kematian dan laknat bagi kamu!)
Rasulullah SAW pun menegur isterinya, "Tenanglah, ‘Aisyah; jangan kasar begitu!" Istrinya masih menjawab, "Apa Rasulullah tidak mendengar ucapan mereka?" Dengan lembut Rasulullah SAW bersabda, "Aku mendengar, dan aku sudah membalasnya dengan mengatakan 'Wa'alikum' (Dan juga kamu)."
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa tersebut hampir terjadi di zaman Rasulullah.
Baca SelengkapnyaMemaafkan tidak sekedar berucap, tetapi juga harus didasari dengan keikhlasan.
Baca SelengkapnyaPerang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624 M) di kota Badar.
Baca SelengkapnyaDia masuk islam gara-gara akhlak Nabi Muhammad SAW yang begitu penyayang dan tenang menahan emosi.
Baca SelengkapnyaBerikut sejarah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Thaif.
Baca SelengkapnyaKata-kata Nabi Muhammad bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Selengkapnya