Rawat Toleransi, Pemuda di Kupang Buat Replika Salib Berdampingan dengan Beduk
Merdeka.com - Sejumlah pemuda dan pemudi di Kelurahan Fatufeto, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur memiliki cara unik dalam merawat toleransi antarumat beragama. Mereka membuat replika ketika Tuhan Yesus disalibkan dan seorang muslim sedang memukul beduk.
Pemuda Kristen Feri La'a mengatakan, replika ini dibangun di satu lokasi, untuk merayakan Paskah bagi umat Kristiani serta Ramadan dan Idulfitri bagi umat Islam di Kota Kupang.
Menurutnya, latar belakang pemuda rayon dua jemaat GMIT Kota Kupang membuat salib dan beduk karena adanya perayaan besar keagamaan di waktu bersamaan.
-
Bagaimana warga Kudus menunjukkan toleransi dalam menyembelih hewan kurban? Sebagai gantinya, hewan kurban diganti dengan kerbau, domba, atau kambing.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
-
Bagaimana cara membangun toleransi antarumat beragama? Meningkatkan ketaatan pada agama masing-masing adalah prinsip penguatan NKRI. Semakin kuat ketaatan pada agama yang diyakininya, maka makin dalam merasakan arti toleransi.
-
Siapa yang mengajarkan toleransi di Kudus? Ajaran toleransi itu pertama kali diajarkan oleh Sunan Kudus sewaktu mengajarkan Islam di Kudus.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi kepungan di Masjid Saka Tunggal? Dilansir dari Liputan6.com, memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadan, atau malam likuran mulai dari selikur (malam 21), relikur (malam 23), selawe (malam 25), dan seterusnya ada tradisi lain yaitu kepungan.
-
Mengapa klenteng ini menjadi simbol toleransi di Tangerang? Berdiri persis di dekat Masjid Kalipasir dan Gereja Santa Maria, Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang.
"Momen Paskah dan Ramadan serta Idul Fitri inilah kita pemuda Fatufeto berpikir untuk harus merawat dan meningkatkan toleransi antarumat beragama di NTT, khususnya Kota Kupang," ujar Feri, Kamis (6/4).
"Dua jenis ikon yang terpajang melambangkan dua hari raya besar yakni, Paskah dan Lebaran yang akan dilaksanakan oleh warga Fatufeto baik penganut agama Kristiani, maupun Muslim," tambah Feri.
Sedangkan perwakilan pemuda Muslim Fatufeto Munawar Kiah menambahkan, umat Kristiani dan Islam di Fatufeto merawat dan mewujudkan, serta mempertahankan toleransi antarumat beragama yang selama ini terjalin.
"Lingkungan kami banyak pemeluk agama Kristiani dan Muslim yang mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat erat. Bahkan kami di sini mengutamakan hidup damai antarumat beragama, karena kami semua bersaudara," tutupnya.
Warga yang melintasi lokasi dibuat terpanah dengan replika yang dibuat. Ada juga warga yang turun dari kendaraan untuk mengambil gambar, maupun selfie menggunakan handphone masing-masing.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai membuat patung raksasa untuk tradisi pawai ogoh-ogoh persiapan perayaan Hari Raya Nyep
Baca SelengkapnyaVideonya viral di tiktok dan menuai perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaDi tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca SelengkapnyaVideo persiapan menyambut Ramadan ini pun viral dan membuat warganet iri.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKemenag sepakat pelanggaran hukum pada kerusuhan di Pamulang, Tangerang Selatan harus diproses
Baca SelengkapnyaTak sekedar meramaikan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, karena tradisi bernama Panjang Mulud khas Banten juga menyiratkan pesan kebaikan.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaWalau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Baca Selengkapnya