Rayakan ulang tahun, bocah SD tewas tenggelam di galian pasir
Merdeka.com - Seorang murid SD di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur tewas tenggelam saat bermain bersama teman-temannya di salah satu areal penambangan pasir tanpa pengaman.
Menurut anggota Polsek Pasir Sakti, Briptu M Yusuf, Senin, sebanyak enam anak bermain-main dan berenang di galian pasir yang tergenang air pada Minggu (26/10), sekitar pukul 11.00 WIB, dan salah satu di antara mereka tenggelam karena tidak bisa berenang.
Anak-anak itu memilih bermain di areal galian pasir itu, justru untuk merayakan ulang tahun korban, Yovanka yang ke-11. Lokasi penambangan pasir itu berada di perkampungan dekat rumah korban. "Ada enam anak bermain di lokasi bekas galian sambil berenang, dan seorang di antaranya tenggelam," katanya, seperti dikutip dari Antara, Senin (27/10).
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Bagaimana cara merayakan ulang tahun anaknya? Arie dan Indah sebenarnya tidak merencanakan perayaan ulang tahun yang besar untuk anak mereka, mereka hanya ingin berkumpul dengan keluarga terdekat dan teman-teman dewasa.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Apa manfaat bermain pasir bagi anak? Bermain pasir memungkinkan Anda mengetahui potensi kreatif anak yang mungkin tidak pernah terlihat sebelumnya. Anak dapat menggunakan benda-benda lain, seperti mobil-mobilan, sebagai pelengkap rumah pasirnya, atau menciptakan cara unik agar istananya tidak mudah hancur.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Bagaimana cara anak-anak dimakamkan? 'Sebuah kista batu kapur terbentuk di sekitar kuburan dan ditutup dengan batu kapur. Kuburannya menghadap timur-barat, tidak ada penguburan sembarangan,' jelasnya.
Menurut dia, teman-teman korban sudah berusaha minta tolong kepada pekerja penambangan pasir itu, namun suara mereka kalah dengan suara mesin penambangan pasir.
Kepala Desa Mekar Sari Kecamatan Pasir Sakti, Suarto, meminta perusahaan yang menambang pasir tersebut untuk turut bertanggungjawab atas musibah tersebut.
Warga desa itu menyebutkan, penambangan pasir secara besar-besaran memang memberikan keuntungan ekonomi bagi mereka, tetapi juga menyebabkan terjadi hal negatif, seperti kerusakan lingkungan dan membahayakan keselamatan anak-anak mereka.
"Galian pasir ini, bagi kami ada dampak positifnya, tapi juga dampak negatifnya. Secara ekonomi warga bisa merasakan manfaat galian pasir ini, tapi dari sisi keamanan, berbahaya bagi anak-anak kami," kata Sukino, warga Desa Mekar Sari.
Mereka juga meminta Pemkab Lampung Timur untuk memeriksa kelengkakan perizinan penambangan pasir di desa mereka, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)-nya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca SelengkapnyaLima siswa sekolah dasar (SD) terseret ombak saat bermain bola di Pantai Bosowa Metro Tanjung Bunga Makassar pada libur Hari Kemerdekaan , Kamis (17/8) sore.
Baca SelengkapnyaPelaku menggorok korban karena sakit hati kepalanya kena smash.
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaDua bocah, Nurfaqiah Hadiawan (12) dan Rafih (12), ditemukan tewas tenggelam di Danau Puri Kartika, Kota Tangerang, Minggu (7/1) sekitar pukul 07.10 WIB.
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaWarga Desa Tanjung Makmur, Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, gempar dengan tewasnya bocah perempuan akibat terjatuh ke kolam ikan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat rombongan TK berwisata ke kolam renang di Musi Rawas
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama ayahnya mandi di kali. Kakinya kemudian diterkam.
Baca SelengkapnyaKeduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaAwalnya, korban bermain bersama kakaknya usia lima tahun dan temannya usia empat tahun di pinggir kali.
Baca Selengkapnya