Rutan Sialang Bungkuk kembali memanas, tahanan saling lempar batu
Merdeka.com - Hingga malam ini Rumah Tahanan (Rutan) Sialang Bungkuk, Kecamatan Tenayanraya, Kota Pekanbaru, belum kondusif usai kerusuhan pada Jumat (5/5). Ratusan tahanan kini kembali mengamuk dan berteriak di dalam Rutan.
Kejadian kaburnya 250 tahanan kabur dari Rutan, setelah bentrok dengan petugas sipir. Bahkan malam ini pukul 22.30 WIB, ratusan tahanan melempar batu dari dalam ke luar Rutan hingga mengenai aparat kepolisian. Sehingga 200 personel Brimob Polda Riau langsung memasang perlengkapan berupa helm dan rompi anti peluru sebagai antisipasi.
Di dalam, para tahanan semakin beringas. Puluhan TNI awalnya berada di dalam Rutan ditarik keluar. Sebagian lainnya masih berjaga di dalam Rutan. Kepolisian juga mengepung gedung lapas untuk mengantisipasi upaya kabur para tahanan.
-
Bagaimana para tahanan lain melakukan penganiayaan terhadap tersangka? Sehingga, terlihat seperti foto-foto yang beredar di media sosial bahwasanya wajah para tersangka ada yang bengep-bengep.“Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam,“ ucap dia.
-
Kenapa kotak suara Pemilu dikawal ketat di Pekanbaru? Logistik itu dipastikan aman hingga sampai ke gudang logistik KPU Pekanbaru, Jalan Kaharuddin Nasution.
-
Apa yang terjadi pada perwira tersebut di dalam tahanan? Dalam video, tampak sekumpulan pria berpakaian serba oranye, bertuliskan 'Narapidana Militer'. Sementara tentara yang menjadi tahanan baru, mengenakan seragam loreng dan dipajang di tengah lapangan. Pangkat yang melekat di pundaknya tidak ada artinya. Perwira itu digojlok oleh para tahanan senior. Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya.
-
Kapan penyiksaan terhadap tahanan terjadi? Dikutip dari middleeasteye.net, investigasi selama tiga bulan yang dilakukan oleh New York Times yang diterbitkan pada 6 Juni mengungkapkan pelecehan seksual dan penyiksaan sistematis yang dilakukan terhadap warga Palestina yang ditahan di pangkalan militer Sde Teiman di Israel selatan.
-
Mengapa kerusuhan ini terjadi? Kerusuhan ini adalah bagian dari rangkaian insiden yang terkait dengan ketegangan komunitas Yahudi dan Arab.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
Kapolda Riau Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, potensi kerusuhan kembali terjadi jika keinginan dan tuntutan para yang tahanan tidak dipenuhi. "Kondisi sekarang masih berpotensi rusuh kembali jika keinginan mereka tidak dipenuhi," ujar Zulkarnain kepada merdeka.com.
Tuntutan para tahanan di antaranya meminta kepala Rutan dicopot dari jabatannya dan pungutan uang dibebankan kepada para tahanan dihapuskan.
Anggota Brimob dan Sabhara disiagakan di luar Rutan belum bisa masuk. Menurut Zulkarnain, ribuan tahanan di dalam rutan masih resisten terhadap keberadaan Polri di lokasi.
"Kondisi di dalam masih resisten, karena polisi yang menangkap mereka kembali. Jadi yang masuk ke dalam sekarang baru TNI," kata perwira tinggi jebolan Akademi Kepolisian tahun 1985 ini.
Dari 250 tahanan kabur, baru 160 orang di antaranya yang kembali ditangkap. Mereka ditangkap oleh polisi, TNI, serta warga setempat yang melihat. Bahkan, warga sempat menjadi korban, disandera dan sepeda motor dirampas para tahanan.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 191 bangunan mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.
Baca SelengkapnyaAda 100 tahanan yang terdaftar akan menggunakan hak suaranya pada 14 Februari.
Baca SelengkapnyaJunaedi terpaksa dibui karena kasus pencurian. Dia kabur dengan cara merusak teralis besi blok hunian
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dono bercerita kala itu dirinya sedang bersama teman satu kamar tahanan, yakni Wawan Ridwan, yang merupakan terpidana kasus suap pajak.
Baca SelengkapnyaAda dua penyebab 770 tahanan di Rutan Makassar tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaKematian Ragil Alfarisi (22) di rumah tahanan (rutan) Polsek Kumpeh Ilir, Muaro Jambi penuh tanda tanya.
Baca Selengkapnya11 orang mengalami luka ringan dan sudah dinyatakan sembuh, serta 1 orang kini masih menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaPada dinding-dinding rumah itu masih terdapat lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pada saat perang meletus.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya