Sejarah pelepasan balon udara yang membahayakan dunia penerbangan
Merdeka.com - Menerbangkan balon udara merupakan salah satu tradisi masyarakat di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Wonosobo dan Pekalongan. Biasanya penerbangan balon dilakukan hingga H+7 lebaran.
Awalnya pelepasan balon udara dilakukan oleh warga Indo-Eropa yang menetap di Kota Pekalongan di masa penjajahan Belanda. Ukuran balon bervariasi. Ketinggiannya bisa mencapai 6 meter dengan diameter mencapai 4 meter. Balon dapat terbang hingga 28 ribu kaki.
Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama. Balon-balon itu dibuat secara gotong royong dengan meminta sumbangan dari para warga. Biasa warga menerbangkan balon berbahan plastik dan kertas warna warni itu pukul jam 6 sampai 8 pagi.
-
Apa saja yang dilakukan di Festival Balon Udara Wonosobo? Festival balon udara yang dinilai paling meriah terjadi pada tahun 2006. Waktu itu pihak panitia berhasil menggandeng sponsor-sponsor besar seperti perusahaan media Jawa Pos dan perusahaan rokok Dji Sam Soe.
-
Di mana Festival Balon Udara Wonosobo diadakan? Acara ini mampu menyedot 50.000 wisatawan. Mereka berbondong-bondong datang ke lokasi balon udara hingga menyebabkan kemacetan sejauh 1 km pada ruas jalan A. Yani di Wonosobo.
-
Bagaimana Festival Balon Udara Wonosobo tercipta? Tradisi penerbangan balon udara di Wonosobo telah dimulai pada pertengahan dekade 1920-an. Berdasarkan penuturan masyarakat, penemunya pertama kali adalah Bapak Atmo Goper.
-
Kapan Festival Balon Udara Wonosobo pertama kali digelar secara besar-besaran? Aktivitas penerbangan balon udara dalam skala besar dimulai pada tahun 2005.
-
Mengapa Festival Balon Udara Wonosobo semakin meriah? Era reformasi menandai perubahan besar dalam tradisi balon udara di Wonosobo. Pada era ini, balon tradisional mulai beranjak dari hanya sekedar hiburan sederhana saat Lebaran menjadi atraksi utama dalam festival yang diadakan setiap perayaan hari jadi Kabupaten Wonosobo.
-
Dimana Festival Balon Udara diselenggarakan? Festival balon udara itu digelar di halaman Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Ternyata kegiatan yang menimbulkan suka cita bagi masyarakat berdampak negatif. Yang paling membahayakan dari kebiasaan ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kecelakaan pesawat.
Bahkan, AirNav Indonesia sampai menerbitkan Notice To Airmen (NOTAM) untuk penerbangan yang melintasi wilayah Jawa Tengah. Hal ini dilakukan menyusul tradisi pelepasan balon udara di beberapa lokasi di Jawa Tengah. Berhamburannya balon-balon udara itu berpotensi membahayakan penerbangan. NOTAM itu berlaku satu minggu ke depan hingga 2 Juli 2017.
AirNav Indonesia telah menyurati Bupati Wonosobo, Eko Purnomo dan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono terkait tradisi tersebut. Sekretaris Perusahaan Airnav Indonesia, Didiet Radityo mengatakan pihaknya meminta bupati dan masyarakat untuk tidak menerbangkan balon udara karena bisa membahayakan penerbangan.
Langkah lainnya yang dilakukan yaitu berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar menggelar pembinaan hukum atas tradisi tersebut. Tak sampai disitu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Otban Wilayah III Kemenhub untuk penegakan aturan yang juga melibatkan Dan Lanud TNI AU.
Dampak buruk dari balon udara, yakni sebuah rumah milik Suhartono (38) yang berada di Padukuhan Kedongdowo Kulon, Pampang, Paliyan, Gunungkidul nyaris terbakar. Balon udara berdiameter 1,5 meter yang menggunakan api itu sempat membakar beberapa genting rumah Suhartono.
Suhartono mendapati ada sebuah balon udara yang tersangkut di atap rumahnya. Balon udara, sambung Suhartono, berbahan plastik transparan, diameternya sekitar 1,5 meter dan penahan pembakarnya menggunakan kawat.
"Membakarnya menggunakan minyak tanah. Saya tidak tahu darimana asal balon udara tersebut. Tetapi balon itu nyaris membakar rumah saya. Beberapa genting sudah rusak terbakar. Untung segera ketahuan, kalau tidak enggak tahu juga nasib rumah saya bagaimana," keluh Suhartono.
Kepala Kepolisian Daerah Jateng Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono mengatakan ada 20 kasus pelepasan balon udara di sejumlah wilayah Jawa Tengah yang sedang diproses hukum.
"Jawa Tengah ini yang rawan terhadap pelepasan balon udara itu adalah Wonosobo. Selanjutnya, Wonosobo sudah dilakukan sosialisasi terus, sekarang sedang kami tangani untuk proses hukum ada sekitar lima kasus," katanya saat memantau arus balik Lebaran 2017 di Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Minggu.
Sementara itu, di Pekalongan, kata Kapolda, terdapat 15 kasus pelepasan balon yang sedang ditangani. "Kapolres Pekalongan menangani 15 balon yang kemarin disita. Kalau di Pekalongan membahayakan penerbangan lintasan timur," katanya.
Wali Kota Pekalongan, Alf Arslan Djunaid mengatakan wilayahnya merupakan salah satu lintasan penerbangan Jakarta menuju Surabaya atau sebaliknya sehingga menerbangkan balon akan membayakan.
"Kami imbau pada warga tidak usah menerbangkan balon udara atau menyalakan petasan saat perayaan tradisi Syawalan, Minggu (2/7). Kami minta masyarakat merayakan tradisi Syawalan dengan bersilaturakhim atau berkunjung ke tempat objek wisata," katanya.
Seperti diketahui, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan menyebutkan bahwa barang siapa yang melepas pesawat udara, termasuk balon udara, yang membahayakan pesawat lain, membahayakan penumpang, dan membahayakan masyarakat diancam pidana 2 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski sudah dilarang, masih ada saja warga yang menerbangkan balon udara dalam rangka merayakan hari lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diharapkan dapat mengerti bahaya menerbangkan balon udara di sembarang tempat.
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sejumlah daerah diminta untuk tidak menerbangkan balon udara sebagai bagian budaya dan tradisi keagamaan.
Baca SelengkapnyaAlasan Menhub Budi Karya Sumadi melarang penerbangan balon udara di musim mudik lebaran karena bisa mengganggu penerbangan.
Baca SelengkapnyaFestival balon udara di Wonosobo yang diadakan setiap tahun punya sejarah yang panjang.
Baca SelengkapnyaFestival ini juga menjadi ajang merayakan dan mengisi libur Hari Raya Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPuluhan balon udara dilepas berubah menjadi kanvas berwarna - warni menghiasi langit.
Baca SelengkapnyaPihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca SelengkapnyaMeriahnya Festival Balon Tambat, Tradisi Syawalan di Pekalongan
Baca SelengkapnyaAda beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan itu semua demi memperingati jasa para pahlawan
Baca Selengkapnya