Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Pembangunan Gedung DPR Era Soekarno, Ingin Saingi PBB

Sejarah Pembangunan Gedung DPR Era Soekarno, Ingin Saingi PBB Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana. ©2022 Merdeka.com/Istimewa

Merdeka.com - Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) yang juga Wakil Ketua BKSAP DPR, Putu Supadma Rudana mendukung kegiatan pameran yang digelar Museum DPR RI yang mengusung tema ‘Rumah Rakyat: Gedung-Gedung DPR RI dari Masa ke Masa’.

Menurut dia, tantangan bagi setiap pengelola museum sangat berat di era sekarang ini apalagi untuk menarik perhatian publik.

"Memang memerlukan kegiatan yang kreatif, inovatif dan sesuai dengan jiwa zaman masyarakat sekarang. Hal itu merupakan tantangan bagi setiap pengelola museum agar setiap kegiatan museum yang berhubungan dengan publik, dapat diterima dengan antusiasme yang tinggi.

Memang, Putu Rudana yang merupakan Anggota DPR RI dari Bali ini mengatakan salah satu tugas museum itu untuk mengkomunikasikan koleksi beserta kekayaan kisah di dalamnya. Makanya, pengelola museum harus giat menggalinya secara lebih dalam lagi.

"Saya selaku Ketua Asosiasi Museum Indonesia, mendukung pameran ini karena sesuai langkah AMI yang bergerak bersama museum-museum yang berada di keanggotaan AMI, untuk mengakselerasi penyebaran gagasan serta implementasi nilai-nilai luhur kultural bangsa dalam kehidupan kemasyarakatan kita," jelas dia.

Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat ini menyinggung sekilas pembangunan Gedung DPR/MPR RI yang dibangun masa Pemerintahan Presiden Soekarno (Bung Karno). Menurut dia, Bung Karno pertama kali mencetus ide pembuatan gedung yang kini menjadi tempat para wakil rakyat.

Awalnya, kata Putu, Gedung MPR/DPR RI dibangun untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces). Saat itu, Conefo adalah wadah dari semua New Emerging Forces. Hal itu dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Kemudian, Putu mengatakan Soekarno mengeluarkan tantangan untuk membangun Gedung Conefo dengan beberapa syarat yang boleh disebut dahsyat. Tujuannya, Soekarno ingin membangun gedung Conefo lebih megah dari markas besar PBB di New York.

"Kedua, ia harus lebih bagus dari People Palace di Beijing. Ketiga, pembangunan ini harus selesai dalam waktu satu tahun karena Conefo akan diselenggarakan akhir tahun 1966. Kemudian, pembangunan dilanjutkan era Presiden Soeharto," ungkapnya.

Hingga akhirnya, kata Putu, Gedung DPR sekarang menjadi cagar budaya pada 1993. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 475 Tahun 1993 tentang Penetapan Bangunan-Bangunan Bersejarah di DKI Jakarta sebagai Benda Cagar Budaya, pada nomor urut 66 telah ditetapkan Gedung DPR/MPR sebagai salah satu cagar budaya yang berada di Provinsi DKI Jakarta.

"Sayangnya, pengakuan sebagai cagar budaya tidak bersifat nasional yang dilandasi oleh UU terkait," jelas Putu yang merupakan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini.

Ia menyebut Gedung Nusantara hingga saat ini ternyata telah memasuki usia 57 tahun, terhitung sejak rancang bangun Soejoedi disahkan dalam keputusan presiden. Tidak bisa dipungkiri, eksistensi Gedung Nusantara melekat erat dengan sejarah bangsa dan negara Indonesia.

"Banyak nilai sejarah yang patut kita pelajari dari keberadaan Gedung Nusantara. Gedung Nusantara memiliki arti khusus bagi sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia," ucapnya.

Menurutnya, gedung-gedung yang pernah digunakan oleh DPR, bukan hanya sekadar bangunan fisik. Namun lebih dari itu, gedung-gedung tersebut menyimpan nilai-nilai sejarah tentang kiprah DPR RI di tata kenegaraan dan pemerintahan Indonesia.

"Di dalam gedung, ada anggota-anggota Dewan yang menyuarakan suara rakyat yang diwakilinya. Di dalam gedung, juga terlihat para anggota Dewan dan Pemerintah, saling berkerja untuk menghasilkan produk hukum yang bermuara pada kesejahteraan rakyat," pungkasnya. (mdk/hrs)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Penampakan Jakarta Juli 1965, Pembangunan Monas Masih Belum Tuntas
Begini Penampakan Jakarta Juli 1965, Pembangunan Monas Masih Belum Tuntas

Presiden Soekarno mencanangkan proyek mercusuar yaitu pembangunan ibu kota negara supaya Indonesia makin diperhatikan oleh pihak luar negeri.

Baca Selengkapnya
Jaga Kelestarian Budaya, AMI Gagas UU Permuseuman dan RUU Omnibus Law Kebudayaan
Jaga Kelestarian Budaya, AMI Gagas UU Permuseuman dan RUU Omnibus Law Kebudayaan

eringatan Hari Museum di Indonesia setiap 12 Oktober berdasarkan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama digelar di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Sejarah DPA, Dibentuk Soekarno Hingga Dihapus Era Megawati, Kini Diusulkan Diaktifkan lagi
Sejarah DPA, Dibentuk Soekarno Hingga Dihapus Era Megawati, Kini Diusulkan Diaktifkan lagi

DPA dibentuk Soekarno sebagai lembaga tinggi negara untuk memberi pertimbangan pada presiden.

Baca Selengkapnya
Kemegahan Museum ANI-SBY Bikin PDIP Terinspirasi Bangun Kantor Partai di Pacitan
Kemegahan Museum ANI-SBY Bikin PDIP Terinspirasi Bangun Kantor Partai di Pacitan

Kantor DPC PDIP Pacitan merupakan usulan sejarawan serta kurator museum Bonnie Triyana.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci
Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci

Pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat dari sosoknya yang jarang tersorot, melalui bentuk kamar pengasingan sampai saat dirinya tidak memakai peci.

Baca Selengkapnya
Intip Kehidupan Pekerja Proyek IKN, Bangga Jadi Saksi Ibu Kota Baru hingga Rindu Berat pada Keluarga
Intip Kehidupan Pekerja Proyek IKN, Bangga Jadi Saksi Ibu Kota Baru hingga Rindu Berat pada Keluarga

Mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) tak akan ada artinya tanpa kerja keras para pekerja konstruksi. Intip suka duka mereka selama bekerja.

Baca Selengkapnya
Nama-Nama Gedung Parlemen pada Masa Orde Baru
Nama-Nama Gedung Parlemen pada Masa Orde Baru

Soeharto, sering membawa unsur kejawaannya dalam berpolitik, juga tidak lepas dari penamaan gedung-gedung parlemen dengan menggunakan bahasa Sanskerta.

Baca Selengkapnya
Mengenal Balai Kirti, Museum Khusus Koleksi Barang Milik Presiden RI
Mengenal Balai Kirti, Museum Khusus Koleksi Barang Milik Presiden RI

Museum Kepresidenan RI Balai Kirti merupakan museum yang menyimpan koleksi-koleksi dan hasil karya presiden dan wakil presiden RI.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Setujui Anggaran Rp30 Miliar untuk Modernisasi Museum Wayang
DPRD DKI Setujui Anggaran Rp30 Miliar untuk Modernisasi Museum Wayang

Diharapkan perombakan ini dapat membuat Museum Wayang menjadi lebih modern.

Baca Selengkapnya
Deretan Patung Gagah Sukarno Tersebar di Indonesia, Ini Lokasinya
Deretan Patung Gagah Sukarno Tersebar di Indonesia, Ini Lokasinya

Sosoknya diabadikan dalam bentuk patung sebagai apresiasi bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya
Cikal Bakal Berdirinya Planetarium Jakarta, Berkaitan Takhayul dan Mitos
Cikal Bakal Berdirinya Planetarium Jakarta, Berkaitan Takhayul dan Mitos

Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah tempat wisata pertunjukan yang menyajikan pemutaran bintang atau benda-benda luar angkasa.

Baca Selengkapnya
Monas Jika Dijual Segini Harganya, Bikin Tepuk Jidat Se-Indonesia
Monas Jika Dijual Segini Harganya, Bikin Tepuk Jidat Se-Indonesia

Harga Monumen Nasional (Monas) jika dijual ternyata nilainya fantastis.

Baca Selengkapnya