Seorang Peserta Harlah 1 Abad NU Asal Jombang Meninggal Dunia

merdeka.com Sekitar 1 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Seorang warga Nahdlatul Ulama (NU) bernama Imam Suhrowardi, asal Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, meninggal dunia usai menghadiri acara puncak Harlah 1 Abad NU di GOR Delta Sidoarjo. Dia dikabarkan meninggal dunia usai menjadi imam salat.

Meninggalnya salah satu peserta Harlah 1 abad NU asal Jombang ini dibenarkan oleh Camat Mojowarno Supriyono. Ia menyatakan, korban diketahui merupakan salah satu warganya yang berasal dari Desa Gedangan.

"Iya memang benar, yang bersangkutan adalah warga Desa Gedangan Kecamatan Mojowarno meninggal saat menghadiri Harlah NU di Sidoarjo," kata Supriyono, Rabu (7/2).

Orang lain juga bertanya?

Dari informasi yang diterimanya, korban diketahui sempat mengatakan tidak enak badan kepada saudaranya sebelum berangkat menghadiri acara harlah. Meski demikian, saat itu korban mengaku tetap akan menghadiri acara tersebut.

"Imam (korban) berangkat dari rumahnya bersama Teguh (saudaranya) pada Selasa (6/2) sekitar pukul 20.10 WIB. Kemudian sampai di Sidoarjo sekitar pukul 22.10 Wib," tambahnya.

Rombongan korban pun diketahui tiba di lokasi sekitar pukul 04.00 WIB dini hari. Namun, sekitar pukul 05.40 WIB saudaranya mengajak korban beristirahat ke rumah keluarganya yang ada di Sidoarjo. Setelah istirahat, korban mengikuti salat zuhur berjemaah di musala dekat tempat tinggal saudaraya sekitar pukul 11.30 WIB.

"Namun pada rakaat terakhir, korban jatuh lemas dan akhirnya dibawa ke Klinik Umum dan Bersalin Bunda Desa Ketegan, Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Di sana, korban dinyatakan meninggal pukul 12.30 WIB," tegasnya.

Jenazah tiba diantar dan tiba di rumah duka pukul 17.20 WIB. Kemudian dilanjutkan proses pemakaman di desa setempat. Dari keterangan yang didapat, korban diketahui memiliki riwayat lemah jantung.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Majelis Wakil Cabang NU Mojowarno, Habib Ghofir. Ia menyatakan, korban berangkat ke Sidoarjo diketahui naik motor bersama dengan saudaranya, hingga tiba waktu salat zuhur, mereka berhenti di musala.

"Ia jadi imam, temannya jadi makmum, saat rakaat terakhir yang dipercepat, ia sepertinya sudah terasa tidak enak badan. Terus dibawa ke klinik terdekat hingga kemudian diketahui meninggal dunia. Dia merupakan kader masa depan, semoga beliau husnul hotimah," tegasnya.

(mdk/cob)