Siswi SMA di Bandung Nekat Melompat dari Lantai Tiga, Ini Penjelasan Pihak Sekolah
Seorang siswi SMAN 3 Bandung Seorang siswi SMAN 3 Bandung berinisial A melompat dari lantai tiga bangunan sekolahnya. Remaja itu masih dirawat di rumah sakit.
Seorang siswi SMAN 3 Bandung berinisial A nekat melompat dari lantai tiga bangunan sekolahnya. Remaja itu masih dirawat di rumah sakit.
Siswi SMA di Bandung Nekat Melompat dari Lantai Tiga, Ini Penjelasan Pihak Sekolah
Aksi nekat A diduga dipicu kondisi psikologis yang dialaminya. Ia sendiri sudah mendapatkan pendampingan dari ahli sejak masuk SMA.
Peristiwa A lompat dari lantai tiga terjadi pada jam istirahat, Selasa (28/11). Dari informasi yang berhasil dihimpun, A memberi tahu temannya untuk membeli makanan. Namun, tiba-tiba ia naik ke lantai tiga, kemudian ditemukan dalam kondisi tergeletak di area kolam ikan yang sudah tidak difungsikan.
Pihak sekolah langsung membawa A ke rumah sakit. Aparat Kepolisian pun datang setelah mendapat laporan.
Sejumlah guru hingga kepala sekolah dimintai keterangan hingga malam hari di Mapolrestabes Bandung.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung Kompol Agtha Bhuwana Putra mengatakan, pemeriksaan terhadap guru dilakukan karena peristiwa tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Ia belum bisa meminta keterangan terhadap A karena masih menjalani perawatan.
"Masih didalami (alasan A melompat dari lantai tiga), korban masih dalam perawatan intensif sehingga belum bisa memeriksa korban, A adalah perempuan, saat ini kelas 2 SMA," kata dia.
"Masih kami dalami. Jadi untuk motif cinta atau ada motif yang lain, kami belum bisa memastikan," imbuh dia.
Di luar itu, berdasarkan hasil pemeriksaan rekaman kamera CCTV, A melompat dari lantai tiga gedung sekolah setelah sebelumnya tampak melihat situasi di sekitar.
"Saat jam istirahat, semuanya (murid) keluar dari kelas kemudian yang bersangkutan sempat mondar-mandir di lokasi, sebelum dia loncat dari lantai tiga, baru setelah itu dia sengaja untuk loncat ke bawah," ucap Agtha.
Hindari Informasi Simpang Siur
Terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 3 Bandung Ida Rohayani menyatakan, keseharian A layaknya murid lain. Interaksi sosialnya dinilai baik. Saat ini, A menjabat sebagai ketua eksul Bahasa Inggris dan sempat tinggal di Amerika Serikat.
"Bahasa Inggris dia luar biasa, selalu diandalkan teman-temannya. Tidak ada interaksi yang begitu berarti (tidak ada perundungan) baik sesama siswa guru dan lain-lain, kesehariannya baik baik saja. Biasa saja normal," ucap Ida, Rabu (29/11).
Hanya, A mendapatkan bimbingan khusus dari ahli psikolog sejak masuk SMA. Hal ini pun sudah dibicarakan secara terbuka orang tua A. Menindaklanjuti hal itu, pihak sekolah pun menyediakan bimbingan konseling secara rutin.
Namun, mengenai kondisi psikologis yang dialami A, Ida menyatakan tidak bisa menyampaikannya secara detil karena tidak memiliki kewenangan membuka informasi tersebut.
"Sejak masuk ke SMAN 3 sudah ditangani oleh ahlinya, baik itu psikolog dan psikiater (disediakan oleh pihak orang tua). Sudah berjalan dua tahun. Nah, kami dari pihak sekolah (mengetahui kondisi psikologis A) sejak awal tahun pembelajaran juga melaksanakan asesmen awal mengetahui latar belakang, profil siswa untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran."
"A sudah ditangani (ahli psikologi) sejak masuk. Kami sudah melakukan asesmen awal. BK juga mengonfirmasi ke orang tua," ucap dia.
Bantah soal Putus Cinta
Ida berharap informasi mengenai peristiwa yang dialami A tidak simpang siur. Pihak sekolah sudah melaksanakan tindakan preventif dengan rutin menggelar edukasi mengenai kesehatan mental.
"Kami perlu mengklarifikasi satu hal, pemberitaan yang terjadi di masyarakat itu adalah percobaan bunuh diri karena putus cinta dan sebagainya, itu kami nyatakan tidak benar," ucap dia.
"Kita harus menyelamatkan seorang anak yang dalam keadaan sakit. Mudah-mudahan pemberitaannya tidak menyudutkan juga. Harapan kami anak tersebut bisa sembuh," ia melanjutkan.
Masih Dirawat
A saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) karena mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh.
"Sekarang sudah bisa diajak bicara, sudah stabil. Hanya saja tangan dan kaki harus penyembuhan. Harapannya sembuh lagi. Dokter sedang mengupayakan yang terbaik," pungkasnya.