Soal isu SARA di Pilgub DKI, Buya Syafii sebut jangan membajak Tuhan
Merdeka.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif ditemui petahana Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat di rumahnya yang berada di kawasan Nogotirto, Sleman, DIY, Kamis (2/3) malam. Dalam pertemuan itu, Syafii Maarif dan Djarot sempat membincangkan beberapa hal terkait Pilkada DKI Jakarta putaran ke 2.
Salah satu pokok perbincangan terkait Pilkada DKI Jakarta adalah isu SARA yang terus dimunculkan oleh sejumlah pihak. Salah satu dampaknya adalah muncul spanduk bertuliskan larangan mensalatkan jenazah yang mendukung penista agama di beberapa masjid.
Menanggapi hal tersebut Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menuturkan pemasangan spanduk di beberapa masjid seharusnya tidak usah dibuat. Sebab perbuatan itu, lanjut Syafii Maarif merupakan perbuatan sia-sia.
-
Bagaimana menurut Buya Yahya agar doa yang kita ucapkan tidak menjerumuskan? “Jika kita menemukan doa di mana saja, penting untuk mengetahui artinya. Jangan sampai artinya justru menjerumuskan,“ ujar Buya Yahya.
-
Siapa Imam Syafi'i? Imam Syafi’i adalah salah satu mazhab dalam agama Islam yang sekaligus merupakan kontributor pertama dari prinsip-prinsip yurisprudensi Islam.
-
Bagaimana kata-kata Imam Syafi'i bisa jadi pengingat? Tak jarang, kata-kata Imam Syafi’i menjadi pelajaran hingga pengingat bagi umat muslim.
-
Kenapa Buya Yahya istigfar? Saat memulai percakapan, pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Novel bin Muhammad Alaydrus dari Solo. Seketika Buya Yahya kaget karena pria tersebut merupakan ulama kondang asal Solo.
-
Apa arti dari Syafakillah? Syafakillah adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti 'semoga Allah menyembuhkanmu'. Kata ini digunakan sebagai ucapan doa atau harapan kepada orang yang sedang sakit, khususnya perempuan.
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
"Itu pekerjaan orang-orang yang tak ada kerjaan. Jangan membajak Tuhan. Itu orang putus asa yang kemudian orang itu menjadi kalap. Janganlah seperti itu," ungkap Syafii Maarif.
Sedangkan Djarot mengatakan bahwa dirinya akan melaksanakan salat di masjid-masjid yang memasang spanduk-spanduk bernada SARA. Menurut Djarot, pemasangan spanduk larangan mensalatkan jenazah pendukung penista agama di sejumlah masjid merupakan cara yang dangkal dan tak elegan.
"Jangan nakut-nakutin warga dengan yang begituan. Jangan gertak-gertak warga pakai cara itu. Tentukan saja pilihannya pada 19 April mendatang," terang Djarot.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pentingnya mengedepankan kerukunan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi atau akrab disapa Ek Pitung, merespons polemik Suswono soal janda kaya nikahi pemuda pengangguran.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaDia melihat, tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Suswono terkait ucapan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaMenag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaPara elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan
Baca SelengkapnyaPAN meluruskan video Ketum PAN Zulkifli Hasan terkait candaan salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo.
Baca SelengkapnyaSaid Aqil Siroj menilai tidak perlu ada penyeragaman bagi Paskibraka karena berhijab merupakan manifestasi dari nilai filosofi Bhinneka Tunggal Ika.
Baca Selengkapnya