Sosok Abdul Chalim, Tokoh Pendidikan yang Raih Gelar Pahlawan Nasional
Anugerah gelar Pahlawan Nasional itu diterima oleh ahli waris Abdul Chalim.
KH Abdul Chalim merupakan seorang komandan dalam peristiwa 10 November.
Sosok Abdul Chalim, Tokoh Pendidikan yang Raih Gelar Pahlawan Nasional
Kiai Haji Abdul Chalim menjadi salah satu tokoh pejuang dari Jawa Barat mendapat gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam rangka peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara Jakarta, Jumat (10/11). Anugerah gelar Pahlawan Nasional itu diterima oleh ahli waris.
Pihak keluarga dari Almarhum KH Abdul Chalim menyampaikan terima kasih kepada negara yang telah memberikan gelar pahlawan tersebut. Pasalnya, pemberian gelar ini merupakan bentuk negara menghargai jasa para pahlawan.
"Sebagaimana yang kita pahami bersama-sama bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menghargai jasa para pahlawan dan ini adalah sebagai bentuk pemberian penghargaan terhadap para pahlawan," kata anak KH Abdul Chalim, KH Asep Saifuddin Chalim di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/11).
Menurut dia, KH Abdul Chalim merupakan seorang komandan dalam peristiwa 10 November. Tak hanya itu, KH Abdul Chalim adalah tokoh moderasi di Indonesia.
"Pada tahun 1925, beliau menyampaikan kata pengantar pada buku yang ditulis Kiai Haji Umar Said Tjokroaminoto," ujarnya.
Foto: Keluarga Abdul Chalim
"Dalam kata pengantar itu, beliau mengatakan saya diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa memiliki sikap moderasi menghargai pada siapapun berkomunikasi dengan baik dengan siapapun. Sama seperti halnya kami diperintahkan salat dengan tujuh anggota (tubuh), kening, tangan, lutut, dan kaki,"
sambung Asep.
merdeka.com
Kemudian, dia mengungkapkan bahwa KH Abdul Chalim merupakan salah satu yang mengundang para ulama untuk mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Dalam hal ini, Abdul Cholim menjadi komunikator dengan para ulama.
Foto: Abdul Chalim
"Beliau yang menjadi komunikator kepada para ulama tetapi yang lebih penting dari itu. Beliau lah penggagas bahwa pertemuan para ulama itu agenda utamanya adalah kemerdekaan Indonesia dalam resolusi jihad," jelas Asep.
Seumber foto: NU online.
Tak hanya itu, kata dia, KH Abdul Cholim adalah tokoh pendidikan. Asep menyebut sang ayah kerap melakukan pertemuan-pertemuan pendidikan.
"Pada tahun 1932 kemudian berlanjut sampai 1938, melakukan pertemuan-pertemuan pendidikan yang secara tidak disengaja saya menjadi pelanjutnya," ucap Asep.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh yang dianggap berjasa bagi bangsa dan negara semasa hidupnya. Upacara penganugerahan digelar di Istana Negara Jakarta, Rabu (10/11).
Keenam tokoh yang menjadi Pahlawan Nasional itu yakni, Ida Dewa Agung Jambe dari Bali, Bataha Santiago dari Sulawesi Utara, Mohammad Tabrani dari Jawa Timur, Ratu Kalinyamat dari Jawa Tengah, Kiai Haji Abdul Chalim dari Jawa Barat, dan Kiai Haji Ahmad Hanafiah dari Lampung.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 115/TK tahun 2023 tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional. Jokowi lalu memberikan plakat kepada para ahli waris dari masing-masing Pahlawan Nasional.