Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sungai Citarum dengan segala permasalahannya

Sungai Citarum dengan segala permasalahannya Sungai Citarum. ©avaxnews.com

Merdeka.com - Penataan Sungai Citarum kini menjadi agenda yang diprioritaskan pemerintah. Sebab, sungai yang membelah Kota Bandung dan daerah sekitarnya tersebut sempat menjadi primadona lantaran kejernihannya, beberapa tahun lalu.

Sungai yang mempunyai panjang kurang lebih 225 km itu berhulu di Cisanti, lereng Gunung Wayang, salah satu anak Gunung Malabar, Bandung Selatan. Di saat masa jayanya, kehadiran Sungai Citarum yang cukup jernih dan bersih sangat membantu penghidupan masyarakat sekitar. Bahkan, penduduk sekitar juga sangat memelihara kondisinya.

Kini, dalam perjalanannya, Sungai Citarum tak lagi berfungsi sebagai pemasok air untuk pertanian. Di sekitarnya, dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) serta waduk.

Yang sangat disayangkan, keberadaan PLTA maupun waduk tidak sejalan dengan pemeliharaan lingkungan sekitar. Perlahan, Citarum tercemar. Limbah pabrik dan sampah rumah tangga menggenangi permukaan sungai.

Bahkan, penumpukan sampah yang ada di Sungai Citarum berdampak banjirnya Kota Bandung saat hujan lebat mengguyur.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Yudha Mediawan mengatakan, banjir yang menerjang wilayah Bandung ini tak lepas dari gambaran permasalahan dari citarum hulu menuju hilir. "Harus dibenahi dari hulu ke hilir agar Bandung bebas banjir," ujar Yudha kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara Seminar Solusi Penanggulangan Banjir Citarum di Grand Royal Panghegar Hotel, Selasa (15/11).

Berikut adalah permasalahan Citarum Hulu yakni lahan kritis 26,022 hektare (20 persen) dan erosi sebesar 592.11 ton per hektare per tahun, sampah 500.000 meter kubik per tahun yang tidak dapat ditampung masuk ke sistem drainase dan sungai.

Kemudian sedimentasi 7,9 juta ton per tahun masuk ke sungai Citarum akibat tingginya erosi yang terjadi di daerah hulu sunga dan sungai tercemar dari limbah industri yang dibuang ke Sungai Citarum setiap harinya.

Selanjutnya adalah permukiman berkembang tanpa perencanaan yang baik dan juga tanpa memperhatikan tata ruang yang ada serta penurunan tanah dicekungan bandung 4-5 centimeter per tahun karena pengambilan air tanah yang berlebihan oleh industri.

"Untuk permasalahan Citarum tengah satu ada keramba terapug yang melampaui daya dukung yaitu mengakibatkan menurunnya kualitas air Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan berkurangnya umur pelayanan hidromekanikal pada waduk," ujarnya.

Geram, pemerintah pun mengancam akan menutup perusahaan yang seenaknya membuang limbah ke Citarum.

"Saya hadir di sini walaupun kewenangan Luhut sebagai menko maritim, saya akan menangani masalah hukum yang masuk dalam penanganan Citarum itu," kata Wiranto usai Rapat koordinasi dan sosialisasi penataan Sungai citarum di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (16/1).

Dalam rapat tersebut dibahas bahwa ada 3.236 industri tekstil yang berada di kawasan sungai 90 persen tidak memiliki IPAL. 280 Ton limbah kimia per hari serta limbah medis (HIV). Kadar mercuri dalam ikan budidaya (lele dan ikan mas) di Citarum jauh melebihi ambang batas aman.

Dilaporkan pula laporkan bahwa perusahaan banyak yang melanggar hukum, yang membuat Citarum lebih kotor lagi.

"Jika tidak kita luruskan ya percuma. Maka saya mengawal sisi hukum, perusahaan, calo pemalak yang gak beres segera kita bersihkan sehingga simultan nanti, secara teknis menyeluruh oleh luhut, nanti kalau ada masalah hukum lempar ke saya," ucapnya.

Program penataan Sungai Citarum sendiri mempunyai target dalam 5-10 tahun mendatang, air sungai tersebut sudah bisa dikonsumsi.

"Paling tidak lima tahun. Lima tahun kita berharap airnya semakin baik, industri semuanya sudah punya IPAL (Intalasi Pengolahan Air Limbah), orang sudah punya MCK, sehingga tidak buang kotoran ke sungai," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

"Nanti limbahnya dikelola dan airnya layak untuk diminum lagi, apakah lima atau 10 tahun lagi itu terjadi, kita harus mulai. Itu generasi kamu, saya yang memulai, enggak bisa satu atau dua tahun, jadi kita harus konsisten," ujarnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Potret Miris Sungai Citarum Kering Kerontang, Jembatan Apung Ini Kandas di Dasar Kali
FOTO: Potret Miris Sungai Citarum Kering Kerontang, Jembatan Apung Ini Kandas di Dasar Kali

Musim kemarau berkepanjangan membuat aliran Sungai Citarum mengalami kekeringan parah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Wajah Sungai Ciliwung Nyaris Kerontang, Batuan Cadas Bermunculan
FOTO: Penampakan Wajah Sungai Ciliwung Nyaris Kerontang, Batuan Cadas Bermunculan

Kondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Bendungan Katulampa, Biasanya Airnya Meluap-Luap, Kini Kering Kerontang
FOTO: Penampakan Bendungan Katulampa, Biasanya Airnya Meluap-Luap, Kini Kering Kerontang

Debit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami penyusutan dengan tinggi muka air (TMA) hanya nol centimeter

Baca Selengkapnya
Potret Bendungan Peninggalan Belanda di Lebak, Kondisinya Memprihatinkan Padahal Dibutuhkan Warga
Potret Bendungan Peninggalan Belanda di Lebak, Kondisinya Memprihatinkan Padahal Dibutuhkan Warga

Petani berharap bendungan ini segera diperbaiki karena menjadi satu-satunya media pengairan bagi ratusan hektare sawah di tiga desa.

Baca Selengkapnya
Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut
Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut

Saat musim kemarau seperti saat ini Waduk Jatiluhur surut hingga 10 meter.

Baca Selengkapnya
Kini Airnya Surut Karena Kemarau Panjang, Ini Sejarah Waduk Gajah Mungkur
Kini Airnya Surut Karena Kemarau Panjang, Ini Sejarah Waduk Gajah Mungkur

Demi pembangunan waduk ini, sebanyak 41.369 warga harus dipindah

Baca Selengkapnya
PLTA Berusia Satu Abad Ini Masih Beroperasi di Subang, Dulu Sempat Dibom Pasukan Jepang
PLTA Berusia Satu Abad Ini Masih Beroperasi di Subang, Dulu Sempat Dibom Pasukan Jepang

PLTA ini jadi saksi kejayaan perkebunan di Subang yang mensejahterakan rakyat.

Baca Selengkapnya
Kisah Miris Curug Parigi Bekasi, Dulu Jadi Objek Wisata Andalan Kini Kondisinya Memprihatinkan
Kisah Miris Curug Parigi Bekasi, Dulu Jadi Objek Wisata Andalan Kini Kondisinya Memprihatinkan

Sebelum tercemar, Curug Parigi jadi wisata alam andalan warga pinggiran Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Akui Kurang Antisipasi Dampak El Nino di Indonesia
Pemerintah Akui Kurang Antisipasi Dampak El Nino di Indonesia

Pemerintah waspadai dampak el nino pengaruhi suplai listrik di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspada Krisis Air, Kapasitas Air Baku Turun 60 Persen Imbas Kemarau Panjang
Waspada Krisis Air, Kapasitas Air Baku Turun 60 Persen Imbas Kemarau Panjang

Sejak memasuki bulan Agustus fenomena El Nino ini semakin kuat sehingga terjadi penurunan kapasitas di sumber-sumber air.

Baca Selengkapnya
Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum
Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum

Sungai Citarum jadi bukti kalau orang Sunda zaman dulu merupakan bangsa akuatik.

Baca Selengkapnya
Dampak Kemarau Panjang, Warga Banyumas Buat Lubang di Dasar Sungai
Dampak Kemarau Panjang, Warga Banyumas Buat Lubang di Dasar Sungai

Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.

Baca Selengkapnya