Tak Pakai Masker, Warga Purbalingga Bakal Dikarantina Semalam
Merdeka.com - Warga Purbalingga yang keluar rumah menjelang lebaran dan kedapatan tidak memakai masker akan diinapkan di rumah karantina kabupaten Purbalingga selama semalam. Dua rumah karantina yang sudah siap huni, yakni Gedung Korpri dan Buper Munjulluhur.
"Pokoknya yang keluar rumah tidak menggunakan masker atau pun yang bergelang khusus kedapatan berada di tempat umum, silakan tinggal pilih, mau di Gedung Korpri atau Buper Munjulluhur," kata Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi selaku ketua tim gugus tugas penanganan Covid-19, Senin (18/5).
Inspeksi ke sejumlah tempat keramaian baik toko pakaian muslim, toko baju casual, maupun conter handphone dan toko lainnya dilakukan karena banyak keluhan dan masukan dari masyarakat. Kondisi saat ini, menjelang lebaran Idul Fitri di Purbalingga sejumlah tempat umum dan jalanan kembali ramai.
-
Dimana pasar yang ramai saat Lebaran? Pasar Tanah Abang selalu ramai dan jadi primadona warga. Suasana pasar terbesar di Asia Tenggara itu tampak penuh sesak oleh pengunjung yang sibuk memburu baju Lebaran.
-
Apa yang terlihat di berbagai titik menjelang Lebaran? Kepadatan arus lalu lintas sudah terlihat di beberapa titik. Hal ini terlihat dari pantauan di Pos Terpadu Gerbang Tol Kalikangkung Semarang.
-
Kenapa Pasar Lama Serang ramai saat Ramadan? Pengunjung Pasar Lama Kota Serang selalu menanti dibukanya bazar Ramadan karena bisa mencicipi kudapan legendaris yang hanya ada di bulan Ramadan.
-
Bagaimana Pasar Pakelan ramai? Pasar itu sendiri hanya ada dua kali setiap lima hari, yaitu setiap hari pasaran wage dan legi. Pasar itu biasanya ramai jam 6-7 pagi.
-
Dimana tempat beli baju lebaran? Pasar tradisional dan bazaar adalah tempat yang bagus untuk menemukan pakaian Idul Fitri yang unik, buatan tangan, atau memiliki makna budaya.
-
Kenapa pedagang baju muslim di Tanah Abang ramai? Para penjual khususnya pakaian muslim bisa meraup omzet sampai puluhan juta perhari selama bulan Ramadan
"Ingat, Kabupaten Purbalingga sampai hari ini sudah ada 51 yang positif Corona. Kami, pemerintah tidak mau angka ini terus bertambah," jelasnya.
Masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah bila tidak ada keperluan mendesak. Bila terpaksa keluar, harus menggunakan masker. Pemerintah menyosialisasikan penggunaan masker sudah cukup lama dan intensif. Penurunan angka Corona ini tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah, namun harus didukung oleh masyarakat secara keseluruhan.
"Semakin masyarakat tidak patuh, tidak disiplin, maka pandemi Covid-19 akan terus dan tidak akan berhenti," ungkapnya.
Selain mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker, tim juga menghimbau pemilik maupun pelayan toko untuk menolak calon pembeli yang tidak memakai masker. Kepada pemilik toko, diminta untuk menempel tulisan 'Tidak Pakai Masker Dilarang Masuk'.
Pemkab Purbalingga pun telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati agar semua toko melaksanakan protokol penanganan Covid-19, seperti menyediakan tempat cuci tangan, menolak pengunjung yang tidak menggunakan masker dan menjaga jarak antar pengunjung atau physical distancing.
Dari sidak yang dilakukan, hampir semua toko telah menyediakan tempat cuci tangan, pelayan menggunakan masker, dan memberikan batasan pengunjung dengan memasang tanda jaga jarak. Hampir semua toko di jalan Jenderal Soedirman sudah melaksanakan himbauan pemerintah yang tertuang dalam surat edaran bupati.
Bila dijumpai toko yang tidak melaksanakan himbauan dari pemerintah, akan diberi sangsi tegas sampai pada penutupan toko.
"Pertokoan ini sudah melaksanakan anjuran pemerintah, karena bila tidak diindahkan oleh pengelola toko, pemerintah bisa memberikan sanksi. Sanksi bisa berupa teguran sampai penutupan toko," jelasnya.
Sementara Giat Santoso (35) warga Karangmoncol yang ditemui di salah satu toko mengatakan, dirinya sudah dua bulan tidak keluar jauh dari rumah. Baru kali ini dirinya ke kota untuk membelikan baju lebaran anaknya. Meski sedikit takut akan tertular korona, namun terpaksa harus ke toko untuk memastikan ukuran, warna dan model baju yang dibeli cocok buat anaknya.
"Saya terpaksa untuk keluar rumah untuk beli baju anaknya. Tidak mau beli online karena takut tidak cocok ukuran, warna dan modelnya. Beli di online tidak bisa milih-milih," ungkapnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menyerbu Pasar Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Di sana mereka bisa memilih dan mencari ragam busana lebaran.
Baca SelengkapnyaPatroli dilakukan ke sejumlah lokasi di wilayah Sukabumi dengan tujuan memberi rasa aman
Baca SelengkapnyaPasar tekstil di Jakarta, seperti Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, mulai diserbu para reseller.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya melarang warga DKI Jakarta dan sekitarnya untuk melakukan kegiatan takbiran keliling atau di jalan raya.
Baca SelengkapnyaKepada para pengemudi untuk tetap tertib berlalu lintas selama berkendara
Baca SelengkapnyaKeterbatasan ruang pada masjid di lokasi tersebut membuat penyelenggaraan salat Jumat berlangsung hingga ke lorong, kios dan lapak pedagang.
Baca SelengkapnyaMomen jemaah salat tarawih di minimarket ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaWanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaSempat Diprotes, Festival Makanan Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Tetapi Ditutup Kain Hitam
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Tangsel telah mengatur operasional tempat usaha pariwisata dan penyedia jasa makanan yang diberlakukan selama periode Ramadan.
Baca Selengkapnya