Tanpa Keluar Biaya, Cerita Anak Kuli Bangunan Lolos Jadi Polisi, Ayahnya sampai Kaget
Tugiyo tak menyangka putranya, David Luky Hermawan, bisa lolos seleksi jadi anggota Polri.
Kabar David lolos seleksi anggota Polri membuat Tugiyo bangga bukan main.
Tanpa Keluar Biaya, Cerita Anak Kuli Bangunan Lolos Jadi Polisi, Ayahnya sampai Kaget
Tugiyo tak menyangka putranya, David Luky Hermawan, bisa lolos seleksi jadi anggota Polri. Tugiyo merupakan buruh bangunan asal Pedukuhan Sindet, Kalurahan Trimulyo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tugiyo menceritakan, putranya tak pernah memberitahu sudah mendaftar seleksi anggota Polri. Sepengetahuan Tugiyo, David hanya berencana menjadi guru olah raga. "Daftar polisi itu tidak tahu, tidak dikabari apa-apa, tahunya dikabarkan jadi polisi, lolos seleksi," kata Tugiyo, dilansir dari Antara, Senin (31/7).Kabar David lolos seleksi anggota Polri membuat Tugiyo bangga bukan main. Apalagi, Tugiyo tak mengeluarkan uang sepeserpun untuk meloloskan sang putra.
"Tentunya orang tua sangat setuju, dan senang. Harapan saya dan mudah-mudahan keluarga doakan jadi orang baik,"
ujar Tugiyo.
merdeka.com
Sebelum mengikuti seleksi anggota Polri, David menempuh kuliah di Fakultas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kebugaran (PJOK) Uiversitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dia kemudian lulus dengan predikat Cumlaude.
Kasubbid Penmas Bidhumas Polda DIY AKBP Verena Sri Wahyuningsih menjelaskan, David lolos seleksi penerimaan anggota Bintara Polri tahun 2023 yang diadakan Kepolisian Daerah (Polda) DIY. "Setiap tahun kita ada dua kali seleksi untuk Bintara Polri, dengan pendidikan lima bulan, David ini lolos seleksi lewat jalur prestasi, sekarang sedang pendidikan di SPN Selopamioro," kata Verena di sela berkunjung ke rumah David di Trimulyo Jetis Bantul.Dia mengatakan, seleksi anggota Polri yang dilakukan berprinsip pada BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis). Kemudian ada sistem yang dilakukan yaitu proaktif, jadi kepolisian mencari bibit-bibit unggul, anak anak yang memiliki prestasi. "Kita proaktif mencari bekerja sama mencari instansi terkait seperti dinas pendidikan dan lain-lain untuk melihat siapa siapa saja yang memiliki prestasi, setelah dapat data, kita menanyakan apakah mau jadi anggota polisi, kalau mau rekrutmen bersama dengan yang lain," katanya.
Verena mengatakan, menjadi anggota polisi merupakan hak setiap warga negara Indonesia. Namun informasi perekrutan anggota Polri terkadang masih kurang.
Dia mengambil contoh orang tua David yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tidak mengetahui terkait rekrutmen polisi.
"Jadi anaknya yang langsung disentuh dan alhamdulillah lolos menjadi anggota polisi Bintara, memang di kepolisian itu ada bermacam-macam pendaftaran ada ke Bintara, Tamtama, ke Akpol, dan dari SIPSS (Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana)," jelas Verena.
Verena juga memastikan, proses perekrutan anggota Polri tidak dipungut biaya. Bila masih ada anggapan masyarakat menjadi polisi harus mengeluarkan uang, menurut Verena, itu tidaklah benar. "Kita menggunakan sistem BETAH, dan ini yang harus diyakini bahwa daftar polisi tidak menggunakan uang, kalau berniat, persiapkan saja apa yang jadi persyaratan untuk menjadi anggota polisi, beberapa tahapan tes yang harus dilalui baik itu secara jasmani, akademik dan lain lain," katanya.Dia mengatakan, segala persyaratan menjadi anggota polisi sudah diinformasikan melalui berbagai media maupun internet. Masyarakat yang ingin mengikuti seleksi anggota Polri, bisa melengkapi syarat-syarat tersebut.
"Hanya saja ada oknum-oknum yang gunakan kesempatan ini, di manapun saya kira ada (oknum), maka pintar-pintarlah untuk meyakinkan diri kita, bahwa kita mampu sehingga tidak terkecoh oleh orang orang yang menawarkan tidak penting," katanya.