Temui Syafii Maarif, Djarot cerita isu SARA di DKI terus 'digoreng'
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat ditemui Buya Syafii Maarif di kediaman di kawasan Nogotirto, Sleman, DIY, Kamis (2/3). Djarot datang sekitar pukul 17.30 WIB dan bertemu dengan Syafii Maarif sebelum salat Magrib berjemaah di Masjid Nogotirto, yang berada tak jauh dari rumah Syafii Maarif.
Saat ditemui seusai berbincang dengan Syafii Maarif, Djarot menceritakan bahwa dirinya datang untuk meminta restu dan meminta doa karena permasalahan Jakarta juga merupakan permasalahan Indonesia. Selain itu, lanjut Djarot, dirinya juga sempat membicarakan tentang Pilkada DKI Jakarta, pengelolaan DKI Jakarta sebagai daerah otonomi khusus dan progres sistem pemerintahan di DKI Jakarta.
"Tadi kita sempat berbicara banyak hal. Di antaranya tentang Pilkada Jakarta. Kita sama-sama prihatin dengan isu SARA yang terus dimainkan dan terus digoreng," ujar Djarot.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Kenapa SARA jadi isu sensitif di Indonesia? Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elite politik dalam kampanye-kampanyenya.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang Samsul harapkan untuk Jakarta? Di usia Jakarta yang akan menyentuh angka 497 tahun, Samsul berharap ke depannya agar Jakarta dapat memperbanyak taman dan memperbaiki taman-taman yang sudah ada. Menurutnya, taman adalah fasilitas umum yang seharusnya bisa dinikmati oleh para warga sekitar untuk beraktivitas.
Djarot menambahkan bahwa dirinya sempat pula menceritakan kepada Syafii Maarif tentang ada masjid-masjid di Jakarta yang dipasangi spanduk-spanduk SARA. Di antaranya, sambung Djarot, spanduk yang berisi menolak mensalatkan jenazah warga yang mendukung penista agama.
"Saya tadi cerita ke Buya kalau saya akan salat di masjid-masjid yang memasang spanduk-spanduk seperti itu. Jangan kebablasan dong. Jangan begitulah, masak beda pilihan sampai segitunya," ungkap Djarot.
Djarot menuturkan bahwa isu SARA yang diantaranya adalah pemasangan spanduk menolak mensalatkan jenazah yang mendukung penista agama merupakan cara yang dangkal dan tak elegan.
"Jangan nakut-nakutin warga dengan yang begituan. Jangan gertak-gertak warga pakai cara itu. Tentukan saja pilihannya pada 19 April mendatang," terang Djarot.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar disambut meriah oleh warga yang berada di pasar.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Habib Syech bercerita banyak hal sambil melepas kangen.
Baca SelengkapnyaPertemuan dilakukan di kediaman Bang Yos di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/9)
Baca SelengkapnyaHeru bilang, Gibran melakukan observasi soal permasalahan di Jakarta yang sekiranya bisa dibantu penyelesaiannya oleh pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Jawa Tengah dan mantan Wali Kota Solo itu mengaku membicarakan sejumlah masalah.
Baca SelengkapnyaGibran ditemani salah satu artis papan atas Tanah Air yakni Raffi Ahmad saat blusukan.
Baca SelengkapnyaSuswono tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Dia didampingi tim dari Komisi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (Koppasindo).
Baca Selengkapnya