Temui Syafii Maarif, Djarot cerita isu SARA di DKI terus 'digoreng'
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat ditemui Buya Syafii Maarif di kediaman di kawasan Nogotirto, Sleman, DIY, Kamis (2/3). Djarot datang sekitar pukul 17.30 WIB dan bertemu dengan Syafii Maarif sebelum salat Magrib berjemaah di Masjid Nogotirto, yang berada tak jauh dari rumah Syafii Maarif.
Saat ditemui seusai berbincang dengan Syafii Maarif, Djarot menceritakan bahwa dirinya datang untuk meminta restu dan meminta doa karena permasalahan Jakarta juga merupakan permasalahan Indonesia. Selain itu, lanjut Djarot, dirinya juga sempat membicarakan tentang Pilkada DKI Jakarta, pengelolaan DKI Jakarta sebagai daerah otonomi khusus dan progres sistem pemerintahan di DKI Jakarta.
"Tadi kita sempat berbicara banyak hal. Di antaranya tentang Pilkada Jakarta. Kita sama-sama prihatin dengan isu SARA yang terus dimainkan dan terus digoreng," ujar Djarot.
-
Kenapa Djarot kritik Jokowi soal keluarga di politik? “Ini pendidikan politik yang kurang baik, zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah itu anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis. Sekarang ini (era Jokowi) politik iya, bisnis iya,“ kata Djarot.
-
Bagaimana Djarot bandingkan Jokowi dan Soeharto? “Ini pendidikan politik yang kurang baik, zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah itu anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis. Sekarang ini (era Jokowi) politik iya, bisnis iya,“ kata Djarot.
-
Siapa yang Djarot kritik soal keluarga di politik? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang Djarot kritik soal keluarga Jokowi? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang cerita tentang Kyai Modjo ke Duta? Sejak Kecil, Duta Ditanamkan Kebanggaan sebagai Keturunan Pahlawan Nasional, Kisah Kyai Modjo Diceritakan oleh Ayahnya
-
Bagaimana pengaruh Ahok di Jakarta? Menurutnya, dukungan Ahok terhadap suara Ganjar tidak berpengaruh di Jakarta. Dia menyebut, Ahok dulu dibela warga karena cuma sebagai wakil gubernur Jokowi di DKI. “Apalagi di Jakarta. Pak Ahok dulu banyak dibela warga, didukung warga dianggap beliau adalah partnernya Jokowi,“ ucapnya.
Djarot menambahkan bahwa dirinya sempat pula menceritakan kepada Syafii Maarif tentang ada masjid-masjid di Jakarta yang dipasangi spanduk-spanduk SARA. Di antaranya, sambung Djarot, spanduk yang berisi menolak mensalatkan jenazah warga yang mendukung penista agama.
"Saya tadi cerita ke Buya kalau saya akan salat di masjid-masjid yang memasang spanduk-spanduk seperti itu. Jangan kebablasan dong. Jangan begitulah, masak beda pilihan sampai segitunya," ungkap Djarot.
Djarot menuturkan bahwa isu SARA yang diantaranya adalah pemasangan spanduk menolak mensalatkan jenazah yang mendukung penista agama merupakan cara yang dangkal dan tak elegan.
"Jangan nakut-nakutin warga dengan yang begituan. Jangan gertak-gertak warga pakai cara itu. Tentukan saja pilihannya pada 19 April mendatang," terang Djarot.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca Selengkapnya74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca SelengkapnyaBukannya melarang, sang ibu malah membolehkan putrinya beradegan suami istri dengan pacarnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Surpres tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang berlaku di DPR RI.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo bicara soal kansnya maju di Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Sindir Banyak Pengusaha yang Takut Dikejar Pajak.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mengkaji draf revisi UU inisiatif DPR itu sebelum Presiden Jokowi mengirimkan surpres.
Baca Selengkapnya