Tim Tabur Kejati NTT Tangkap Terpidana TPPO di Medan
Merdeka.com - Tim Tabur (Tangkap buron) Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur berhasil menangkap satu orang buronan, dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Buronan ini adalah, Stefen Agustinus Bin Oei Kim Kong alias Ko Aven alias Roro. Terdakwa ditangkap di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/1). Setelah tertangkap, tim Tabur kemudian membawanya ke Kupang, Jumat (15/1).
"Terpidana dibawa ke Kupang untuk menjalani proses hukum selanjutnya. Ini berkat kerja sama tim Tabur dan tim intelijen Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, jelas Kepala Kejaksaan Nusa Tenggara Timur, Yulianto.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Dimana buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Kapan buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
Stefen merupakan salah satu terpidana kasus TPPO tahun 2016 silam. "Stefen ini adalah terpidana dalam perkara TTPO, Ia bekerjasama dengan Yusak Sabekti Gunanto alias Yusak, yang sudah ditangkap oleh tim intel kita di daerah Semarang," ungkap Yulianto.
Menurutnya, modus yang dilakukan para terpidana yakni, menampung anak-anak asal Nusa Tenggara Timur dan memalsukan dokumen mereka, seperti KTP dan paspor. Stefen membawa Megana Farida Bureni, Fridolina Us Batan dan Anik Mariani untuk bekerja di Malaysia, dengan dokumen palsu.
"Tiga orang ini telah dibawa dan telah berhasil berada di Malaysia, namun tidak ada prosedur yang dipenuhi pada imigrasi Malaysia maka ditolak. Saat tiba kembali di Indonesia, ketiganya langsung ditangkap Bareskrim Mabes Polri," tambah Yulianto.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak empat tersangka ditangkap dalam operasi yang dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di Bandara Ngurah Rai Bali dan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPelaku AT diduga terlibat dalam kasus perdagangan orang dengan korban bernama Mariance Kabu.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan polisi membongkar 290 kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaIbu berinisial T awalnya melaporkan bayinya diculik. Namun akhirnya terungkap fakta bayinya dijual.
Baca SelengkapnyaMenurut Bustan, pengungkapan kasus ini bukan saja skala regional tetapi nasional yang harus diperangi secara bersama-sama.
Baca SelengkapnyaKorban menyetuyui dan seluruh biaya keberangkatan ke Thailand ditangung seseorang yang memerintahkan tersangka H.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaSaat Satgas dibentuk, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bakal memberi sanksi jika Satgas TPPO tak bekerja serius.
Baca SelengkapnyaPolri meringkus 927 tersangka dari 772 laporan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKorban TPPO diserahkan ke Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri ikut mengusut kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca Selengkapnya