Video Ngamuk ke Warga Viral, Anak Jenderal Nina Agustina Nyalon di Indramayu Punya Harta Rp34,6 M
Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina kini disorot di media sosial.
Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina kini disorot di media sosial. Dia disorot karena marah-marah kepada warga dan membawa-bawa nama Lucky Hakim yang saat ini merupakan pesaingnya di Pilkada Indramayu.
Nina Agustina dan Lucky Hakim yang berstatus petahana kini pecah kongsi. Mereka akan berhadapan setelah sempat berpasangan di kontestasi politik lima tahun lalu.
Pada tahun 2020, Nina Agustina dan Lucky Hakim berhasil memenangkan Pilkada. Namun, di Tengah perjalanan masa kepemimpinan, Lucky yang dulu dikenal sebagai artis memutuskan mundur dari jabatan Wakil Bupati.
Saat memarahi seorang warga, Nina meminta KTP dan menyebut akan melaporkan kepada pihak kepolisian. Dalam kondisi itu, Nina menegaskan dirinya adalah bupati periode 2021-2024 dan anak mantan Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar.
Beberapa simpatisan Nina pun terlihat tersulut emosi dan mengerubungi warga. Nina merasa diadang saat melintas di desa Kecamatan Sukra. Dia juga diduga tersinggung karena beberapa warga mengacungkan dua jari.
"Saya lewat baik-baik, kenapa kamu mencegat saya? Semuanya tadi mengacungkan jari angka dua, ngapain?" ujar Nina berdasarkan rekaman video.
"Kalau Anda merasa susah sama saya sebagai bupati, saya yang tanggung jawab. Saya akan telepon kapolres saya dicegat sama orangnya Lucky Hakim," ujar Nina.
"Kamu KTP-nya mana? Saya anaknya Da'i Bachtiar. Saya bawa Anda ke Polsek, kita bicara soal hukum," tegas Nina lagi terdengar dalam video.
Persaingan di Pilkada Indramayu
Pilkada Kabupaten Indramayu 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon. Lucky kembali maju. Kali ini berpasangan dengan Syaefudin, seorang politisi senior, mantan Ketua DPRD Indramayu.
Mereka diusung oleh PKS dan NasDem, juga didukung beberapa partai non parlemen, seperti yaitu Partai Hanura, Partai Buruh, PBB, PKN, PPP, dan Gelora.
Pasangan yang mengusung tagline Bebarengan Beberes Dermayu ini mendapat nomor urut 2. Peserta lain adalah Nina Agustina, seorang politisi perempuan dari PDIP.
Dia berpasangan dengan Tobroni, seorang kader PKB yang dikenal juga dengan latar belakang akademisi dan aktif di NU. Pasangan bernomor urut 3 ini diusung PDIP, PKB, Demokrat dan Perindo.
Beberapa partai non parlemen pun memberikan dukungan, yakni PPP, PSI, Partai Ummat, Partai Garuda, dan Partai Prima. Terakhir ada pasangan Bambang hermanto dan Kasan Basari yang diusung Partai Golkar dan Gerindra.
Bambang Hermanto merupakan seorang politisi Partai Golkar yang pernah duduk sebagai anggota DPR-RI periode sebelumnya. Sedangkan Kasan Basari, kader Partai Gerindra, seorang pengusaha yang aktif di dunia politik, pernah tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Indramayu maupun Provinsi Jawa Barat.
LHKPN Nina
Berdasarkan data LHKPN pada 31 Desember 2023, Nina mengungguli para pesaingnya dari segi harta kekayaan. Dia tercatat memiliki harta kekayaan Rp34,6 miliar.
Jumlah itu berasal dari beberapa sumber, di antaraya, Kas dan setara kas senilai Rp 274 juta, surat berharga senilai Rp 1,2 miliar, harta bergerak lainnya Rp 4,5 miliar. Lalu, Perempuan kelahiran 17 Agustus 1973 di Purwodadi itu memiliki asset berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Bogor dan Surabaya senilai Rp 31,8 miliar.
Sedangkan utang tercatat Rp3,2 miliar. Harta kekayaan yang dimiliki Nina jauh di atas calon bupati lain. Lucky Hakim yang sebelumnya dikenal sebagai artis memiliki harta kekayaan dengan total Rp 10,7 miliar, berdasarkan LHKPN yang disampaikan pada 16 Agustus lalu.
Rinciannya, mobil Toyota Rush 2012 yang senilai Rp150 juta, diikuti Toyota Kijang Innova 2013 senilai Rp150 juta. Dia juga punya mobil Peugeot RCZ sedan 2011 senilai Rp280 juta, dan motor Honda Supra 2003 senilai Rp5 juta.
Harta bergerak lainnya senilai Rp433,5 juta, lalu surat berharga Rp100 juta, kas dan setara kas Rp675 juta, dan harta lainnya Rp600 juta, serta utang tercatat sebesar Rp5,38 miliar. Lalu, calon ketiga memiliki harta Rp 12,1 miliar.
Di antaranya berasal dari Kas dan setara kas senilai Rp624 juta, harta bergerak lainnya senilai Rp171.450.000, lalu 22 aset tanah dan bangunan senilai Rp9,9 miliar.