Viral Lachlan Gibson Kritik Laporan Kecelakaan Ditolak, Dirlantas Polda Metro Minta Maaf
Latif mengakui, ada pelanggaran SOP yang dilakukan oleh anak buahnya saat menangani laporan yang dilayangkan oleh pria itu.
Viral seorang warganet bernama Lachlan Gibson mengkritisi kinerja Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang dinilai kurang profesional dalam melayani masyarakat. Dia meluapkan kekesalan lewat rekaman video yang beredar di media sosial.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman merespons kritikan tersebut. Lachlan Gibson yang dikabarkan merupakan aktor langsung diundang ke Polda Metro Jaya pada Senin, (18/11).
"Ya jadi tadi saya sudah bertemu di ruangan dengan yang bersangkutan," kata dia kepada wartawan.
Latif mengakui, ada pelanggaran SOP yang dilakukan oleh anak buahnya saat menangani laporan yang dilayangkan oleh pria itu. Terlepas dari itu, Latif berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut.
"Dan saya tentunya di depannya juga sekali lagi ada prosedur yang salah di saya, saya akui. Jadi pada saat menerima laporan, ada yang salah di saya dan sehingga ini akan segera kita tindaklanjuti," ujar dia.
Latif mengapresiasi sikap Lachlan Gibson yang lantang menyampaikan kritik. Sehingga, kejadian itu akan dijadikan pembelajaran agar tak terulang kembali di kemudian hari.
"Saya sangat mengapresiasi dia, dan saya sangat berterima kepada dia yang telah berani mengoreksi kelakuan daripada oknum. Ini yang saya apresiasi," ujar dia.
"Makanya saya langsung panggil ke ruangan, saya mengapresiasi tindakan dia, nah ini kan menjadi koreksi saya," sambung dia.
Lebih lanjut, Latif juga menyampaikan permohonan maaf khususnya kepada Lachlan Gibson. Latif sekaligus mengajak masyarakat untuk berani bersuara ketika menemukan suatu pelanggaran.
"Saya juga meminta maaf kepada yang bersangkutan dan kepada seluruh masyarakat, dan saya menyampaikan kepada masyarakat jangan takut untuk menyampaikan hal yang benar. gitu intinya. Saya sangat mengapresiasi dan dia berani mengkritik, dan ini suatu untuk membuat institusi saya akan lebih baik," ujar dia.
Sementara itu, Latif mengatakan, pihaknya masih mendalami laporan dari korban. Dari keterangan sementara, antara korban dan terduga pelaku saat itu sempat terlibat cek-cok.
"Jadi dia terjadi selisih pendapat dengan orang, setelah terjadi perdebatan dia jalan 10 meter dia dikejar, ditabrak. gitu loh. jadi bukan tabrak lari. ini kan bukan tabrak lari, berarti ada kesengajaan orang itu mau mencelakai orang ini. kan gitu," ujar dia.
Latif mengatakan, akan berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk menyelidiki kasus ini. Karena, indikasinya bukan tabrak lari tapi penganiayaan menggunakan mobil.
"Dia ditabrak gitu kan, jadi bukan tabrak. Kalau kecelakaan kan ada kealpaannya. kalau ini kan tidak ada kealpaannya. Nah ini sedang kita periksa. nanti kalau itu memang bukan laka lantas, akan kita serahkan ke Reskrim. Karena kan sengaja berarti. dihantam. nah gitu," ucap dia.
Sebelumnya, Lachlan Gibson mencurahkan kekecewaan kepada kepolisian. Dia bicara panjang lebar mengenai persoalan yang dihadapi.
"Kepada, bapak dan ibu kepolisian RI. Saya ingin mengutarakan kekecewaan saya kepada kepolisian," kata dia seperti dikutip Senin.
Lachlan mengungkapkan, hal tak mengenakan dialami saat hendak membuat laporan polisi di Subdit Bin Gakkum Lantas Gatot Subroto. Lachlan menjadi korban kecelakaan di kawasan Sudirman pada 21 Januari 2023. Dia terlindas mobil hingga tulang tangan keluar. Laporan itu baru dibuat dua bulan pascakejadian.
"Saya ke Gakkum Lantas Gatot Subroto, dan membuat laporan dan membawa barang bukti yang copot ketika contact terjadi. Dan responsnya, 'wah, enggak bisa mas karena kamera ETLE atau kamera jalanan itu datanya direset setiap 6 jam'," ujar Lachlan.
Lachlan merasa ada yang janggal dengan pernyataan itu. Padahal, dia ingin meminta kepolisian untuk menyelidiki pelaku, tapi justru tak digubris.
"Akhirnya, sampai detik ini, enggak ada bentuk tanggung jawab sama sekali, orangnya enggak ketangkap yang nyetir mobil itu. Saya masih ingat mukanya, saya masih ingat ciri-cirinya. Tapi memang saya enggak didengar. Sampai hari ini, uang nominal lebih dari Rp100 juta sudah hilang kayak begitu saja, karena dia enggak tanggung jawab," tandas dia.