Fakta Baru Viral Polisi Arogan Tonjok Sopir Taksi Online: Cuti ke Jakarta buat Nikah
Hingga saat ini juga Bambang dikatakan Aries masih berada di Jakarta.
Seorang anggota polisi terlibat aksi pemukulan seorang sopir taksi online bernama Rizki Fitrianda. Pelaku sendiri bernama Kompol M Bambang Surya Wiharga yang berdinas di Maluku.
Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Areis Aminullah mengatakan Bambang pada saat itu berada di Jakarta karena akan melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya. Hingga saat ini juga Bambang dikatakan Aries masih berada di Jakarta.
"Untuk keberadaan Kompol Bambang masih di sana. Karena yang bersangkutan sedang melaksanakan cuti untuk melangsungkan pernikahan," ucap Aries ketika dikonfirmasi, Selasa (5/11).
Sosok perempuan yang juga terekam saat kejadian merupakan calon istri Bambang.
Terkait dugaan kasus pidana yang menyeret Kompol Bambang, Polda Maluku menyerahkan semua penyelidikannya ke pihak Polda Metro Jaya.
"Jadi untuk tindak pidana sudah jelas ditangani Polda metro kerja TKP-nya ada di sana," jelas dia.
Dicopot
Setelah viral kelakuannya tonjok sopir taksi online, Kompol Bambang Surya Wiharga langsung dicopot dari posisinya sebagai Kasubdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Maluku
"Sebagai tindakan awal untuk yang bersangkutan Kompol Bambang sudah dimutasikan ke Pamen Yanma dalam rangka pemeriksaan. Sudah dicopot dari jabatannya," ungkap Areis.
Viral Adegan Tonjok Sopir Taksi Online
Sebelumnya, sebuah video viral yang menunjukkan seorang sopir taksi online mendapatkan bogem mentah oleh seorang pria.
Terduga pelaku adalah seorang anggota polisi yang berdinas di Maluku.
Aksi pemukulan yang dialami oleh sopir taksi online bernama Rizki Fitrianda yang viral di media sosial menjelaskan mendapat order penumpang dari kawasan Senayan City, Jakarta Selatan, dengan titik tujuan Halte Polda Metro Jaya pada, Kamis 31 Oktober 2024.
"Di tengah jalan dipastikan lagi sama si Rizki, ini benar pak halte bus komdak (Polda Metro Jaya), iya nanti lu tinggal masuk saja kata penumpangnya. Cuma cara penyampaiannya itu kurang mengenakanlah kalau menurut keterangan Rizki, dia dianggap kayak direndahkanlah," tutur Roberto saat dikonfirmasi, Minggu (3/11).
Saat hampir sampai, korban kembali memastikan bahwa titik tujuan hanya sampai ke halte dan tidak masuk ke Polda Metro Jaya. Sebab, jika sampai masuk kantor polisi itu maka penumpang diminta untuk mengubah titik tujuan.
"Nah itu harus diubah, nah akhirnya disodorin dah tuh handphonenya si penumpang, 'Nih lu ubah aja sendiri', kata dia begitu.
Begitu pas dia noleh ke belakang, mobilnya ini kan manual, dia injek kopling dah tuh, enggak nginjek rem. Terus nabrak lah mobil Alphard di depannya," jelas Roberto.
Setelah menyelesaikan permasalahan dengan sopir mobil Alphard, korban kembali ke dalam mobil. Namun, polisi bersama seorang wanita yang menjadi penumpangnya itu malah kembali marah-marah, sehingga Rizki pun kesal dan meminta mereka turun dari mobil.
"Akhirnya si penumpang 'yaudah gue turun sekarang di sini'. Yasudah turunlah kata dia. Nah menjelang turun dapat lah bogem mentahnya itu sekali," ungkap Roberto.
Aksi pemukulan itu pun terekam oleh handphone korban, sehingga dia memutuskan untuk membuat laporan polisi. Namun, saat berada di SPKT Polda Metro Jaya, anggota polisi yang memukulnya itu ternyata sudah menunggunya.
Di sana, polisi itu meminta agar kasusnya tidak dilanjutkan. Sementara korban malah dibawa ke sebuah ruangan oleh dua anggota polisi lainnya.Korban pun merasa tertekan karena diminta untuk membuat surat pernyataan damai, sambil dijanjikan uang ganti rugi Rp5 juta untuk biaya pengobatan oleh dua anggota polisi yang membawanya.
Dalam kondisi tertekan, korban pun merelakan untuk membuat surat perdamaian dengan tulisan tangannya.
"Terus tadi kan bilangnya Rp5 juta, kemudian di transfernya ternyata cuma Rp2 juta.
Nah uang Rp2 juta itu sampai hari ini tidak digunakan oleh si Rizki," kata Roberto.
Atas dasar itu, korban pun kembali membuat surat pernyataan pencabutan surat perdamaian dan membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Nah setelah saya dengar ceritanya seperti itu, saya merasa ini kalau di Polda Metro Jaya kalau dia datang lagi untuk membuat laporan polisi takutnya nanti malah tarik ulur. Akhirnya saya sarankan sama dia yasudah coba buat laporan polisi di Polres Jaksel," ujar Roberto.