Walkot Semarang Minta Mahasiswa Papua Sesuaikan Diri dengan Budaya Lokal
Merdeka.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta seluruh penghuni asrama mahasiswa Papua harus menyesuaikan diri dengan budaya lokal. Tindakan itu dilakukan agar tidak timbul kesalahpahaman antarwarga.
"Jadi semua pendatang warga Papua yang kuliah di Semarang harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Mau bergaul dengan warga," kata Hendrar Prihadi saat ditemui di Universitas Semarang, Rabu (21/8).
Dia menyebut situasi yang ada di lingkungan asrama mahasiswa Papua Semarang, sejauh ini masih relatif kondusif. Saat menyambangi lokasi asrama, pihaknya mendapati terdapat beberapa perbedaan pandangan mengenai cara pengamanan dari aparat TNI/Polri.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Bagaimana cara orang Sunda berbaur dengan warga lokal? Kini warganya telah hidup berbaur dengan masyarakat setempat, dan meneruskan keturunannya.
-
Kenapa penting merawat keberagaman? Memang, kita diciptakan dengan beragam perbedaan, mulai dari bangsa, suku, bahasa, hingga agama.Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Hal ini memang menyimpan potensi konflik yang cukup besar.
-
Bagaimana cara akulturasi budaya terjadi di Indonesia? Proses akulturasi budaya merupakan proses saling memengaruhi antara budaya asing dengan budaya setempat, yang dapat terjadi melalui berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi proses akulturasi antara lain adalah adanya interaksi antara kedua budaya, migrasi, perdagangan, kolonisasi, dan juga globalisasi.
-
Bagaimana cara menumbuhkan toleransi antar warga? Salah satu cara menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari adalah saling berkunjung di masyarakat.
-
Contoh akulturasi apa di Jawa Tengah? Adanya rumah-rumah dengan arsitektur nuansa China Kuno yang terdapat di daerah Tembang dan Lasem, Jawa Tengah.
"Tetapi kita pastikan tidak ada yang memancing keributan seperti yang terjadi di Jayapura kemarin," ujarnya.
Untuk menjaga keakraban bersama warga, mahasiswa Papua supaya tidak menutup diri yang menimbulkan kesan menjadi pendatang eksklusif.
"Teman-teman kita dari Papua mari kita mengikuti budaya, kebiasaan masyarakat di lingkungan masing-masing. Upayakan agar jangan menjadi pendatang yang eksklusif," akunya.
Mahasiswa Papua juga harus menunjukkan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak boleh menyudutkan pendatang mengenai suku, ras, agama dan golongan yang dapat memicu konflik horizontal antar sesama warga.
"Mereka harus berbaur dalam kumpulan RT dan RW agar timbul jaringan persaudaraan yang kuat. Buat warga sekitar juga semestinya bisa memberikan sambutan dengan baik. Kita harus pintar-pintar menyesuaikan diri lah dengan tetangga sekitar. Biar kita jadi bagian dari kehidupan di tengah masyarakat," tutup Hendrar Prihadi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mas Adi menyampaikan bahwa masyarakat saat ini masih mempunyai semangat yang tinggi untuk nguri nguri budaya.
Baca SelengkapnyaMomen mahasiswa kunjungi rumah Panglima perang Suku Dani, Moro Kogoya.
Baca SelengkapnyaUntuk posisi Pj gubernur Papua, sejumlah nama sudah beredar sejak dini. Tetapi dari nama yang beredar, tidak ada yang Orang Asli Papua (OAP).
Baca SelengkapnyaMenurut Ma'ruf Amin, dalam skala yang lebih kecil, setiap pulau di Indonesia memiliki keragaman masing-masing dalam wilayah, salah satunya Papua.
Baca SelengkapnyaPerhelatan Pesona Seni Budaya bertajuk Soul of Sail Teluk Cenderawasih (STC) menjadi ajang perkenalan warisan budaya, promosi wisata dan ekonomi Papua.
Baca SelengkapnyaPangdam XIV/Hasanuddin Mayjen Totok Imam Santoso berkunjung ke Asrama Mahasiswa Papua di Makassar belum lama ini.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaKedatangan Ganjar disambut antusias ratusan warga serta tarian Tibe khas Suku Asmat yang dibawakan sejumlah mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMomen Panglima Perang Suku Dani Moro Kogoya jemput mahasiswa yang datang ke Papua.
Baca SelengkapnyaTagar All Eyes On Papua viral sebagai bentuk protes penolakan pembangunan perkebunan sawit di Boven Digoel.
Baca SelengkapnyaWarga PNG ini berharap bisa menetap di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Baca Selengkapnya