Warga di Mamuju Bunuh dan Kuliti Buaya Sepanjang 4 Meter
Merdeka.com - Warga Desa Babana, Kecamatan Budong-budong, Kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat, membunuh dan menguliti buaya sepanjang empat meter. Satwa yang dilindungi tersebut ditangkap lantaran meresahkan warga. Buaya itu kerap mengikuti warga yang tengah beraktivitas di Sungai Budong-budong.
Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Mamuju, Ardi mengatakan, buaya yang dikuliti warga merupakan jenis buaya muara, dan habitatnya memang berada di desa tersebut.
"Dari awal sudah habitatnya buaya, sebelum ada perkampungan itu sudah habitatnya memang buaya di situ," katanya, Senin kemarin.
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa yang diculik dan dibunuh di Lubang Buaya? Gerakan 30 September menculik dan membunuh para jenderal Angkatan Darat.
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Siapa yang membunuh buaya di Gereja? Ada pula yang berpendapat bahwa hewan itu menyerang dua bersaudara yang sedang beristirahat di tepi Sungai Mincio, dan salah satunya meminta pertolongan Perawan Suci untuk menaklukkan dan membunuh buaya tersebut.
Ardi menambahkan, alasan utama warga menangkap dan membunuh buaya itu, karena warga resah ketika turun menjaring atau menangkap ikan di sungai, buaya itu selalu mengikuti warga. Atas alasan itu, warga memanggil seorang pawang untuk menangkap.
Dia juga mengatakan, setelah buaya ditangkap, warga menombaknya hingga buaya besar itu mati. Setelah dipastikan mati, warga berinisiatif menguliti buaya tersebut lantaran tergiur harga kulit buaya yang mahal.
"Warga bilang, kenapa tidak kita coba kuliti saja itu buaya, sehingga buaya itu dikuliti," ujar Ardi.
Aksi kejam terhadap buaya itu tepergok petugas dari Polisi Kehutanan. Petugas kemudian menghentikan kegiatan itu. Petugas pun memberi peringatan, bahwa apa yang dilakukan warga itu salah, sehingga proses menguliti buaya itu dihentikan, kemudian buaya itu dikuburkan dan kulitnya tidak jadi diambil warga.
"Saya sudah sempat sampaikan kemarin, khususnya ke Pak Desanya, tolong dibantu kami dari Kementerian Kehutanan Balai KSDA, bahwa ini jenis buaya sudah masuk kategori dilindungi," katanya.
Untuk langkah awal, pihak BKSDA sudah memberikan teguran, namun tidak bisa langsung menegakkan aturan ke masyarakat, mengingat mereka belum tahu jika buaya merupakan hewan yang dilindungi Undang-Undang.
Ardi bersama Kepala Desa Babana juga telah memberikan imbauan kepada warga untuk tidak lagi menangkap buaya yang ada di sungai, karena buaya itu merupakan satwa dilindungi dan pelakunya bisa terancam pidana. Sementara itu, untuk satu ekor buaya yang masih hidup, sudah dibawa ke kantor BKSDA Mamuju.
"Yang kecil itu sudah kami amankan dan akan kami bawa ke tempat penangkaran di Kabupaten Polewali Mandar," kata Ardi menambahkan. (mdk/ray)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaSeekor buaya sepanjang 3,5 meter berhasil ditangkap warga di Mandailing Natal pada Sabtu (23/9).
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaSeorang perempuan pemberani menangkap seekor buaya. Predator tersebut langsung dimasak dan disantapnya.
Baca SelengkapnyaSeorang warga, MB (53) selamat dari serangan buaya muara sepanjang tiga meter usai berjibaku melawan.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca Selengkapnya