Warga Lumajang Dihebohkan Peristiwa Santri Hanyut di Sungai Bondoyudo
Merdeka.com - Warga Desa Banyuputih Kidul, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang dihebohkan dengan hanyutnya remaja di aliran sungai Bondoyudo, Rabu (1/2) sore. Kejadian malang itu menimpa MF (16), santri Pondok Pesantren Bustanul Ulum, desa setempat.
Menurut keterangan warga, kejadian bermula saat korban bersama empat temannya yang juga santri tengah mencuci karpet di Sungai Bondoyudo. Namun, lantaran kondisi arus sungai yang cukup deras, korban hanyut terbawa arus.
Hal itu diketahui usai keempat rekan korban melapor kepada warga setempat akan kejadin nahas tersebut.
-
Kenapa para remaja menceburkan diri ke sungai? Karyoto menyampaikan, ketujuh orang sengaja menceburkan diri karena dihantui ketakutan saat ada petugas yang sedang berpatroli.'Menurut informasi sekilas adalah bahwa ini adalah sah satu yang menjadi kemarin malam itu yang sudah diambil keterangan, memang mereka menceburkan diri ke sungai, karena adanya ketakutan, adanya patroli yang lewat atau menegur,' ucap dia.
-
Kenapa warga Musi Rawas terdampak banjir? Banjir dengan ketinggan air mencapai 400 sentimeter menyebabkan 8.227 warga terdampak.
-
Siapa yang terdampak banjir di Cirebon timur? Salah satu yang terdampak adalah Kecamatan Waled yang menyebabkan air masuk ke permukiman warga.
-
Apa yang terjadi dengan Desa Wonorejo? Di Kalimantan Selatan, ada sebuah desa yang kini telah hilang. Dulu desa itu bernama Wonorejo. Desa tersebut dulunya ditempati oleh orang-orang transmigran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
"Jadi kelima anak ini saat itu sedang mencuci karpet. Karena sungai deras, korban hanyut terbawa arus. Sedangkan teman-temannya tidak bisa berenang jadi tidak bisa menolong dan berbuat banyak," kata Mujiono, salah seorang warga.
Lebih lanjut, Mujiono mengatakan area sungai tersebut memang kerap kali digunakan para santri pondok pesantren untuk mencuci karpet maupun pakaian.
Sementara, petugas TNI Polri dan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Lumajang yang mendapati laporan tersebut langsung datang ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian korban.
Kasi Kedaruratan BPBD Lumajang, Yudi Cahyono mengatakan saat proses pencarian korban pihaknya cukup terkendala medan.
Meski telah mengerahkan perahu untuk melakukan operasi pencarian, namun kondisi arus yang deras ditambah rimbunnya tangkai pohon bambu di sekitar aliran sungai cukup menyulitkan petugas saat melakukan pencarian.
"Kita sudah terjun langsung ke lokasi melakukan pencarian, kendalanya sementara ini memang ada banyak carang (tangkai bambu dan serpihan kayu yang menumpuk di pinggir sungai)," kata Yudi.
Hingga menjelang petang, upaya petugas BPBD untuk melakukan pencarian korban masih belum membuahkan hasil. Korban hingga saat ini masih belum ditemukan.
Oleh karena itu, Yudi mengatakan pihaknya bakal melanjutkan pencarian korban pada keesokan hari
"Pencarian kita lakukan sesuai prosedur paling tidak 3-4 hari, kita juga telah menghubungi tim SAR Jember untuk membantu mencari," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca SelengkapnyaSeorang santri ponpes Al-Hanafiyyah Kediri meninggal dunia usai dianiaya senior
Baca SelengkapnyaPengeroyokan yang berujung pada kematian ini pun sudah dilaporkan pihak orang tua ke Polsek Lodoyo Timur.
Baca SelengkapnyaKorban bersama dua rekannya, AN (14) dan RF (12), terjatuh ke sungai akibat perahu terbalik.
Baca SelengkapnyaPeristiwa nahas terjadi saat 122 santri Pesantren Imam As Syafii Enrekang, Sulsel, berwisata ke Pantai Lowita.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, pihak ponpes membantah korban tewas karena dianiaya
Baca SelengkapnyaKasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaSantri Yatim Piatu Hafiz Quran Jatuh dari Lantai 3 Pesantren di Tasikmalaya
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaSantri Meninggal Tak Wajar, Ayah dan Ibu di Jambi Mengadu ke Hotman Paris
Baca Selengkapnya