Airlangga Mundur, Pengamat Sebut Pergantian Ketum Golkar Biasa Terjadi Usai Pilpres
Dinamika Partai Golkar sering terjadi pergantian pimpinan partai baik dalam konteks murni munas maupun melalui munaslub.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai, pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar terkesan janggal.
Namun, Ujang menyebut, jika dilihat dinamika Partai Golkar sering terjadi pergantian pimpinan partai baik dalam konteks murni munas maupun melalui munaslub.
"Saya sendiri melihatnya sesuatu yang janggal, walaupun memang sesuatu yang biasa saja pergantian ketua umum baik dalam konteks murni munas maupun dalam konteks munaslub," kata Ujang, saat dihubungi, Senin (12/8).
Ujang menekankan bahwa dalam dinamika politik apapun bisa saja terjadi. Termasuk, pergantian ketua umum di partai berlambang pohon beringin.
Terlebih, banyak contoh pergantian ketua umum di Partai Golkar terjadi secara tiba-tiba. Seperti, pergantian Akbar Tanjung dengan Jusuf Kalla.
Kemudian, Setya Novanto yang digantikan Airlangga. Dan sekarang Airlangga yang tiba-tiba secara resmi mengundurkan diri.
"Tapi ya terjadi, politik itu biasa hal-hal seperti ini kadang naik kadang turun seperti roler coster naik turunnya tidak pasti. Jadi pergantian ketum pun ya walaupun lima tahunan kadang-kadang ya terjsdi setiap tengah jalan atau setiap menjelang pilpres isu-isu munaslub itu jadi saya melihatnya ya ini Golkar biasa terjadi gitu," tutup Ujang.