'Airlangga Nakhoda Golkar yang Kurang Piawai Membaca Arah Angin'
Merdeka.com - Analis Politik dari Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi menilai, kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai Golkar kurang memuaskan. Sebab, kursi Golkar turun enam kursi di DPR jika dibandingkan Pemilu 2014 lalu.
Pangi merujuk hasil Pemilu Legislatif 2019. Menurutnya, PDIP, NasDem dan PKB mampu menaikkan jumlah perolehan kursi di DPR periode 2019-2024. Sementara tidak untuk Partai Golkar.
Di sisi lain, katanya, Golkar yang tergolong partai besar justru mengalami penurunan jumlah kursi parlemen. Dalam analisis Pangi, hal itu tak terlepas dari kurang mampunya Airlangga memimpin partai yang pernah menjadi pemenang Pemilu 2004 tersebut.
-
Apa prestasi Airlangga di Golkar? 'Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah,' ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? 'Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar,' ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. 'Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar),' tuturnnya.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
"Airlangga ini memang tak ada terobosan yang dilakukan untuk menaikkan citra partai. Ibarat kapal, Golkar jika memiliki nakhoda yang bisa membawa dan memainkan isu yang diinginkan masyarakat tentu akan berlayar cepat dan menang," ujar Pangi.
Atas dasar itulah, Pangi meyakini, Jokowi kurang puas atas perolehan suara Golkar yang menjadi partai pendukungnya, malah mengalami penurunan kursi di DPR.
"Airlangga sebagai nakhoda Golkar kurang piawai membaca arah angin. Dia menjadi ketua umum yang tak ada efek ketokohannya, tak ada hasil tangan dinginnya yang bisa diakui dan dilihat," tutur akademisi dari UIN Jakarta tersebut.
Meskipun, dia mengakui, Golkar tetap memiliki kontribusi terhadap kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. Hanya saja, katanya, peran Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga memang kurang tampak dalam memenangkan calon presiden petahana itu.
"Jadi tangan dingin Golkar tak dominan, tak signifikan angkat kemenangan Jokowi. Di Banyak daerah justru (Jokowi) kalah," pendapat Pangi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Golkar solid dan tengah fokus merebut kemenangan baik pilpres maupun pileg dan pilkada di 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaAirlangga menegaskan pengunduran dirinya terhitung sejak Sabtu, 10 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSelisih Golkar dan juara bertahan PDIP hanya tipis
Baca SelengkapnyaPartai Golkar meraih 23.208.654 atau 15,28 persen suara di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAirlangga sudah menjabat sebagai ketua umum sejak 2017.
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut bahwa Airlangga dipaksa untuk lengser sebelum satu periode kepemimpinannya.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar merupakan partai besar dengan daya tawar tinggi.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaJelang diskusi GMPG yang digelar di Restoran Pulau Dua Senayan, Jakarta Pusat, diwarnai kericuhan oleh belasan orang yang mengaku dari AMPG.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Pakar Golkar Palar Batubara membeberkan penilaiannya atas sejumlah kemungkinan alasan Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Baca SelengkapnyaAirlangga dinilai berhasil dengan membawa Golkar berada di urutan kedua pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMeski mengaku prihatin dengan keputusan tersebut, Aburizal Bakrie mengatakan tetap memahami posisi Airlangga.
Baca Selengkapnya