Anies Janji Lanjutkan Pembangunan Tol, Pemilik Tanah Dijadikan Investor
Awalnya, Anies mengaku, bakal membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Itulah yang akan menjadi kebijakan dari Anies-Muhaimin (Amin).
Anies mengaku, bakal membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar.
Anies Janji Lanjutkan Pembangunan Tol, Pemilik Tanah Dijadikan Investor
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Rasyid Baswedan mengatakan, bakal meneruskan program pemerintahan sebelumnya. Salah satunya yakni pembangunan jalan tol.
Awalnya, Anies mengaku, bakal membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar.
Itulah yang akan menjadi kebijakan dari Anies-Muhaimin (Amin).
"Membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Jadi yang besar tidak usah khawatir karena enggak akan dimusuhin, tapi yang kecil diberikan kesempatan untuk besar. Dan itulah kebijakan yang dilakukan arah Amin," kata Anies di Jakarta, Minggu (12/11).
merdeka.com
"Jadi kalau ke depan, ke depan, banyak yang bertanya apakah kebijakan a, b, c, d, e akan diteruskan? Maka jawabannya sederhana kita punya filosofi keadilan, diterjemahkan dalam membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar," sambungnya.
merdeka.com
Kemudian, ia pun memberikan ilustrasi soal pembangunan jalan tol.
Karena memang itu yang sempat ditanyakan kepada eks Gubernur DKI Jakarta ini.
"Semua kebijakan-kebijakan harus berjalan dengan itu. Jadi, kalau kita membangun, saya bikin ilustrasi kemarin, membangun jalan tol misalnya. Banyak pernyataan 'pak jalan tol diteruskan tidak?'," ujarnya.
"Begini, bukan soal diteruskan atau tidak, cara meneruskannya yang mungkin yang harus kita atur, kita lihat. Pertanyaan, bagaimana bila warga pemilih tanah-tanah sepanjang jalan tol itu bukan tanahnya dijual, tetapi tanahnya dimasukkan ke dalam bagian dari investasi dan dia dicatat sebagai investor juga di dalam jalan tol itu," tambahnya.
Sehingga, selama jalan tol tersebut masih ada, maka keuntungan yang didapat juga dapat diterima oleh pemilik tanah tersebut.
"Itu yang kami maksud membesarkan yang kecil, jadi yang kecil dapat. Problem kita sering kali yang penting jalan tidak hanya siapa dapat apa, berapa besar, kapan, di mana padahal itulah pertanyaan dasar soal kebijakan pembangunan," pungkasnya.
merdeka.com