Dosen UGM Tanya Nama Koalisi Perubahan, Begini Jawaban Anies
Anies menjawab perubahan bukan soal melanjutkan atau tidak melanjutkan program pemerintahan sebelumnya.
Anies menjawab perubahan bukan soal melanjutkan atau tidak melanjutkan program pemerintahan sebelumnya.
Dosen UGM Tanya Nama Koalisi Perubahan, Begini Jawaban Anies
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan hadir dalam acara tiga Bacapres Bicara Gagasan yang digelar di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (19/9). Dalam diskusi itu, Anies menjawab sejumlah pertanyaan di antara dari Dosen Fisipol UGM Mada Sukmajati.
Mada menanyakan tentang pilihan kata perubahan yang dipakai sebagai nama koalisi pengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Anies menjawab perubahan bukan soal melanjutkan atau tidak melanjutkan program pemerintahan sebelumnya. Tetapi bagaimana perubahan mewujudkan cita-cita bangsa sejak tahun 1945.
"Ini bukan soal melanjutkan atau tidak melanjutkan 5 atau 10 tahun ke belakang. Bagaimana kita meraih apa yang kita tuju ketika negara ini didirikan sejak tahun 1945. Gagasan tentang perubahan adalah memasukkan unsur keadilan dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat," kata Anies.
Anies mencontohkan dalam pembangunan infrastruktur jalan tol saat ini, yang dinilai belum memberikan manfaat setara bagi semua.
"Jalan tol dibangun lebarnya 80 meter. Dia membebaskan tanah rakyat. Tanahnya dibeli. Rakyat pindah. Pertanyaan bolehkan rakyat menyertakan tanahnya di sana. Jadi keuntungan jalan tol juga diterima orang-orang yang tanahnya dibangun jalan tol," urai Anies.
"Jadi bukan pada tidak dilanjutkan. Tapi kebijakan dengan cara yang memberikan keadilan. Ketika itu dilakukan, rakyat tidak hanya menjadi penonton jalan tol. Tapi merasakan keuntungan investasi. Karena jalan tol merupakan investasi swasta," imbuh Anies.
Anies membeberkan dalam perubahan nanti bukan mengubah atau membatalkan yang sudah ada, tapi justru akan memperkaya apa yang saat ini sudah ada.
"Jadi nanti perubahan yang akan dirasakan di semua aspek kebijakan ada unsur keadilan yang dirasakan. Bukan mengubah atau membatalkan yang sudah ada tapi memperkaya yang sudah ada," urai Anies.
Terkait wacana ganti presiden ganti kebijakan, Anies menjawab dengan pengalaman saat mengikuti kontestasi di Pilgub Jakarta.
"Ini kami alami di Pilkada Jakarta. Semua yang ada di sisi incumbent mengatakan hati-hati nanti gubernurnya baru programnya akan berhenti-berhenti. Yang terjadi bukan berhenti tapi ditambahkan. Diberikan inovasi dan janji yang tidak terlaksanakan, dilaksanakan oleh gubernur yang terpilih berikutnya," tutup Anies