Bahlil Duga Ada Skenario di Balik Gerakan Kampus Kritik Jokowi: Saya Ngerti Betul Barang Ini
Bahlil Lahadalia meyakini ada yang mendalangi gerakan dan petisi para civitas akademika kepada Presiden Jokowi.
Bahlil sudah memahami skenario dari gerakan tersebut.
Bahlil Duga Ada Skenario di Balik Gerakan Kampus Kritik Jokowi: Saya Ngerti Betul Barang Ini
Ketua Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran Bahlil Lahadalia meyakini ada yang mendalangi gerakan dan petisi para civitas akademika kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahlil sudah memahami skenario dari gerakan tersebut.
"Ini skenario ini sudah paham sebagai mantan aktivis. Alah, ya sudahlah mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur. Kita tahu lah, ini penciuman saya sebagai mantan ketua BEM, ngerti betul barang ini. Terkecuali aku ini mahasiswa dulu kutu buku. Kita ini besar di jalan, gimana kita enggak paham gini-ginian," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2).
"Saya dulu ini mantan aktivis 98, yang turun demo kan kita-kita ini dulu. Gerakan ini menurut saya ini gerakan yang ya gitu deh, ya kayak apa ya," ujarnya.
merdeka.com
Bahlil menilai, gerakan yang seharusnya dimulai dari mahasiswa itu tidak berhasil. Sehingga, kini menyasar guru besar dan akademisi.
"Itu tidak berhasil, lalu kemudian melakukan agitasi di tingkat oknum-oknum guru besar, mohon maaf kita harus hargai mereka juga, dengan harapan agar gerakan agitasi ini jalan. Tapi saya yakin lah rakyat dan mahasiswa itu bukan orang yang bisa diatur-atur begitu," tuturnya.
Dirinya meminta agar setiap kritikan disertai dengan fakta dan bukti. Bahlil juga mengingatkan muruah perguruan tinggi tetap harus dijaga.
"Coba lihat di beberapa foto. Katanya civitas academica independen, kok ada yang mengangkat jari dengan nomor tertentu? Kok ada salah satu ketua partai di situ? Yang bener aja, bos,"
ujarnya.
merdeka.com
Untuk diketahui sejumlah civitas akademika berbagai kampus menyuarakan keprihatinan mereka atas situasi politik jelang pelaksanaan Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024). Mayoritas meminta agar Pemilu 2024 berjalan jujur dan adil.Salah satunya dengan memastikan aparatus pemerintah mulai dari presiden hingga menteri agar bersikap netral. Seruan tersebut di antaranya disuarakan oleh civitas akademika UGM, UI, Universitas Islam Indonesia, UIN Sunan Kalijaga, dan Universitas Andalas.