Dapat penilaian terendah dalam hal kepercayaan, DPR akan introspeksi
Merdeka.com - Lembaga DPR mendapat penilaian terendah dalam survei poltracking Indonesia dalam hal kepercayaan. Survei itu dilakukan pada 2.400 responden dengan margin of error sebesar dua persen.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon belum bisa memastikan bahwa turunnya kepercayaan itu karena kasus korupsi e-KTP yang menimpa ketua DPR Setya Novanto. Menurutnya, survei itu hanya akan menjadi bahan introspeksi pada lembaga parlemen tersebut.
"Saya kira enggak tahu apakah itu terkait langsung apa tidak ya (dengan kasus Novanto). Tapi masukan itu kan bisa jadi bahan untuk introspeksi. Selalu saya kira dimana-mana tingkat kepercayaan kepada parlemen itu lebih rendah karena masyarakat mengharapkan peran yang lebih," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/11).
-
Bagaimana DPR mendorong Polri untuk menuntaskan kasus FP? Selanjutnya, Sahroni terus mendorong Polri agar menuntaskan kasus ini dengan menangkap pelaku utama, yaitu FP.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Bagaimana cara DPR ingin menyelesaikan kasus korupsi? 'Seperti dari yang sudah-sudah, penanganan kasus korupsi terlalu berfokus pada pemenjaraan pelaku, yang itu pun tidak terbukti memberi efek jera.'
-
Siapa yang pernah jadi anggota DPR RI? Sosok Romo Wisnoe yang begitu berpengaruh di tengah kelompok penghayat, menjadi magnet bagi partai politik saat itu. Sejumlah partai berebut menariknya menjadi anggota partai. Dan di era 1980-an, dia lolos menjadi legisltatif sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
-
Kenapa DPR menilai pengembalian kerugian negara dari kasus korupsi masih kecil? Selama ini, kata dia, penanganan kasus korupsi terlalu mengedepankan hukum pidana sebagai alat penyelesaiannya.
Setelah ini, kata Fadli, DPR akan melakukan kajian terkait dengan adanya kasus-kasus besar yang menimpa anggota legislatif. Namun, dia menegaskan, saat ini DPR sudah tidak banyak kasus yang menimpa anggotanya seperti dulu.
"Adalah pasti kajian secara perlahan apa lagi kan pada periode ini kalau pun ada kasus-kasus besar yang melibatkan anggota DPR itu lebih banyak pada periode lalu ketimbang periode sekarang," ujarnya.
"Tetapi kan memang kebawa pada periode sekarang. Itu juga perlu dilihat sebagai sebuah progres bahwa tidak banyak satu kasus-kasus yang dianggap kasus besar itu terjadi pada masa periode ini," tandasnya.
Untuk diketahui, lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil kepercayaan publik terhadap beberapa lembaga negara survei itu dilakukan sejak 8-11 November 2017. TNI mendapatkan posisi tertinggi dengan 76 persen, disusul dengan Kepresidenan dengan 75 persen kemudian KPK dengan 68 persen.
Posisi terendah dihuni oleh DPR dan DPD. DPR mendapatkan 50 Persen dan DPD dengan 52 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR Banyak Dapat Kritik dari Rakyat, Puan Maharani ungkap sederet poin kritiknya.
Baca SelengkapnyaPenurunan tingkat kepercayaan ini menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintahan Prabowo Gibran mendatang
Baca SelengkapnyaDia meminta agar pendekatan hukum termasuk korupsi di dalamnya ini dapat diluruskan dan dimurnikan.
Baca SelengkapnyaHal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez mengingatkan Polri agar tidak asal tangkap seperti kasus Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaKetua DKPP Heddy Lugito menjelaskan soal pemberian sanksi peringatan keras secara terus menerus kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari.
Baca SelengkapnyaKPK membidik kasus korupsi yang menyeret anggota komisi XI DPR RI dan anggota BPK.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Rudianto tidak menjelaskan lebih jauh perihal perkara yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaMenurut Gembong, kasus Cinta Mega diduga main judi slot bersifat individu bukan partai.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut pun membuat publik tidak lagi percaya dengan kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaDirektur Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan, hampir semua parpol melakukan pelanggaran pemilu.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca Selengkapnya