Dejavu Pemilu 2014, PPP Yakin Jokowi Tak Terlibat Politik Praktis
Ketika 2014 pun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal yang sama.
Menurut Awiek, gimmick Jokowi dekat dengan tokoh tertentu bukan tanda dukungan.
Dejavu Pemilu 2014, PPP Yakin Jokowi Tak Terlibat Politik Praktis
Pertarungan Prabowo Subianto menghadapi Ganjar Pranowo disebut sebagai dejavu Pemilu 2014. Sebabnya Ganjar didukung koalisi kecil yaitu PDIP dan PPP seperti ketika Joko Widodo didukung hanya PDIP, NasDem, PKB dan Hanura. Jokowi menghadapi Prabowo Subianto yang diusung oleh Gerindra, Golkar, PKS, PAN, PPP dan PBB. Kini Ganjar menghadapi koalisi Gerindra, PKB, Golkar dan PAN.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai kondisi saat ini tidak berbeda dengan 2014. Meski, Jokowi sebagai calon presiden telah menyatakan akan cawe-cawe. Awiek memandang, Jokowi tidak akan terlibat politik praktis di Pemilu 2024.
"Emang Pak Jokowi ikut politik? itu kan pembacaan teman-teman media. Tapi sekarang ini kan Pak Jokowi tidak pernah memihak siapapun," kata Awiek kepada wartawan, dikutip Selasa (15/8).
merdeka.com
Berbeda ceritanya ketika Jokowi menyatakan mendukung salah satu pasangan calon presiden. Menurut Awiek, gimmick Jokowi dekat dengan tokoh tertentu bukan tanda dukungan.
Bahkan, kata dia, ketika 2014 pun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal yang sama.
"Beda ketika Pak Jokowi menentukan saya akan mendukung si A baru itu dikatakan memihak, tetapi kalau hanya gimmick-gimmick kan sama juga SBY menerima si A, menerima si B, kelompok kami dulu pernah diterima di Cikeas, beliau masih menjabat sebagai presiden. Seperti itu kan biasa saja enggak ada yang beda maka kemudian kita bilang dejavu saja," jelasnya.Awiek memandang cawe-cawe yang dimaksud Jokowi bukan soal pilpres.
Tetapi bagaimana memastikan pembangunan yang telah dilakukannya diteruskan.
Dengan target Indonesia sepuluh tahun mendatang menjadi negara maju.
"Cawe-cawe dalam konteks menjaga keberlangsungan bangsa ini sesuai track yang benar bukan capres cawapres. Bahwa presiden punya keinginan apa yang sudah dilakukan hari ini ditargetkan pada tahun 2030 nanti atau setidaknya 10 tahun yang akan datang Indonesia sudah menjadi bagian negara maju," jelasnya.
merdeka.com