Elektabilitas Terus Naik, PSI Optimis Lolos Masuk DPR
Merdeka.com - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman menanggapi hasil survei Charta Politika Indonesia terkait elektabilitas partainya dalam ajang Pemilu 2019. Melihat data yang dirilis, PSI semakin optimis dapat memenuhi ambang batas atau Parlementary Threshold dan lolos masuk DPR.
Dari hasil survei, PSI memiliki elektabilitas sebesar 2,2 persen. Hasil tersebut berdasarkan penelitian dengan margin or error sebesar 2,19 persen dan ada 11,7 persen dari 2 ribu responden yang belum menentukan pilihan.
Berdasarkan itu, lanjut Andy, pihaknya berkaca dari Pileg 2014 lalu yakni survei PKS dengan angka elektabilitas 3,8 persen dan Partai Nasdem 3,3 persen.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Mengapa elektabilitas PSI masih rendah? 'Kalau PSI hari ini baru dapat 1,5 persen dari data kita. Kali ini ia belum mendapatkan dampak elektoral sebagai partainya Kaesang yang anaknya Jokowi begitu ya,' kata Hanggoro di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (19/12).
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
Namun saat masuk Pileg 2014 berlangsung, PKS mendapatkan suara 6,8 persen dan Partai Nasdem memperoleh 6,7 persen.
"Kali ini juga PSI yakin mengalami jalan yang sama dan optimis elektabilitas naik dan melampaui angka PT 4 persen. Ini menebalkan optimisme kami," tutur Andy di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/4).
Selain itu, menurut Andy ada hasil survei yang mencatat bahwa pemilih PSI adalah kalangan ekonomi menengah ke atas dan terdidik. Mereka pun juga terdata tidak mau menjawab atau menyatakan pilihannya saat ditanya oleh lembaga survei.
"Nah, pemilih PSI ini cenderung diam ketika ditanya dan pada saat pemilihan, 17 April 2019, mereka akan coblos PSI. Kami yakin mayoritas 11,7 persen undecided voters di survei Charta Politica adalah pemilih PSI," jelas Andy.
Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Muslimin mengatakan, trend kenaikan memang dialami oleh PSI. Secara rinci mulai 22 Desember 2018-2 Januari 2019, partai tersebut memiliki elektabilitas sebesar 1,5 persen. Kemudian sempat turun pada 1-9 Maret 2019 dengan 1,4 persen dan kemudian naik kembali pada 19-25 Maret 2019 sebesar 2,2 persen.
"Trend kenaikan PSI ini memang tidak terlepas dari figur ketum Grace Natalie yang selalu menyampaikan isu-isu yang kontroversial, seperti tolak poligami dan tolak perda syariah. Publik juga tertarik dengan program-program PSI, seperti aplikasi untuk mengawasi anggota DPR," ujar Muslimin.
PDIP sendiri menjadi partai pilihan tertinggi dengan 25,3 persen. Disusul Partai Gerindra sebesar 16,2 persen dan Partai Golkar 11,3 persen.
Kemudian PKB dengan 8,5 persen; Partai Demokrat dan Nasdem 5,2 persen; PKS 5,0 persen; PAN 3,3 persen; PPP 2,4 persen; PSI 2,2 persen; Partai Perindo 2,0 persen; dan Hanura 1,0 persen.
Survei tersebut diambil dengan kurun waktu 19 Maret sampai 25 Maret 2019 melalui tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Ada sebanyak 2 ribu responden yang tersebar di 34 provinsi menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas PSI terus meningkat walaupun saat ini masih belum lolos parlementary threshold.
Baca SelengkapnyaSejumlah survei sebelum Pemilu menunjukkan elektabilitas PSI di atas 4 persen.
Baca SelengkapnyaGrace menginstruksikan caleg dan pengurusnya untuk terus mengawal suara di TPS.
Baca SelengkapnyaAmbang batas lolos parlemen masih di angkar 4 persen
Baca SelengkapnyaTercatat PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menempati posisi teratas.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memiliki elektabilitas mencapai 16,4 persen. Partai Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 14,6 persen.
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaSementara itu, PSI menduduki posisi paling tinggi untuk partai non-parlemen.
Baca SelengkapnyaIsyana mengingatkan, seluruh kader PSI untuk tetap mengawal suara rakyat.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking Indonesia menunjukkan partainya terancam gagal masuk Senayan dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca Selengkapnya