Foto Ganjar dalam Unggahan Pengukuhan Guru Besar jadi Polemik, Netralitas UGM Disorot
Unggahan UGM di akun media sosialnya tentang kehadiran capres Ganjar Pranowo dalam pengukuhan Guru Besar jadi polemik.
UGM buka suara terkait polemik tersebut.
Foto Ganjar dalam Unggahan Pengukuhan Guru Besar jadi Polemik, Netralitas UGM Disorot
Unggahan UGM di akun media sosialnya tentang kehadiran capres Ganjar Pranowo dalam pengukuhan Guru Besar UGM Paripurna Suganda mendapatkan sorotan publik
Sejumlah warganet menilai unggahan foto itu tak sesuai dengan isi berita yang ditautkan. Dalam link berita yang ditautkan itu berisikan kabar tentang pengukuhan guru besar. Namun dalam foto yang diunggah justru ada sosok Ganjar Pranowo di dalamnya.
Unggahan ini sempat menjadikan sorotan karena warganet mempertanyakan netralitas UGM dalam Pilpres 2024. Usai ramai di media sosial, UGM pun menurunkan unggahan itu dan menggantinya dengan foto baru.
Menanggapi hal itu Sekretaris UGM Andi Sandi angkat bicara. Andi menuturkan pihaknya telah melakukan koreksi pada unggahan itu.
"Untuk yang foto itu, menjadi polemik di masyarakat karena timingnya tidak tepat. Tapi sebagai sebuah acara pengukuhan, siapapun yang diundang boleh datang. Cuma memang dari foto itu menunjukkan hanya Mas Ganjar dan Prof. Paripurna saja,"
ucap Andi saat dihubungi wartawan, Jumat (17/11).
merdeka.com
"Kami juga mengkoreksi diri. Terima kasih kepada masyarakat atas koreksinya. Kami bukan hanya mentakedown tapi kami merevisi itu,"
sambung Andi.
Andi memastikan terkait unggahan itu, UGM tidak memiliki maksud apapun. Termasuk, kata Andi, mendukung salah satu capres yang sedang berkontestasi di Pilpres 2024.
"Kami tidak ada maksud apapun untuk secara spesifik mendukung pasangan atau calon tertentu. Tidak," ungkap Andi.
Andi menjamin ke depan UGM akan lebih berhati-hati. Perbaikan diklaim Andi terus dilakukan oleh UGM. Andi berharap kejadian serupa tak terulang lagi ke depannya.
"Ke depan kami akan memperbaiki terkait hal-hal yang berhubungan dengan pencalonan ataupun politik praktis. Ke depan kami akan lebih detail, hati-hati supaya tidak fokus pada calon, partai atau golongan tertentu saja," tutup Andi.