Gerindra sebut efek Prabowo lebih besar dari Jokowi di Pilkada Serentak 2018
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan efek Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada partai di Pilkada Serentak 2018 tidak terlalu besar. Menurutnya sosok Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto lebih berpengaruh pada kemenangan elektabilitas calon.
"Faktor Pak Jokowi terhadap partai kecil, dibandingkan faktor Pak Prabowo atau faktor sentimen ganti presiden," kata Ace dalam sebuah diskusi bertajuk 'Pilkada, Kotak Kosong dan Pilpres' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).
Menurut Ferry, keberhasilan sosok Jokowi dalam mempengaruhi pemilih bisa dilihat dari elektabilitas calon yang diusung. Elektabilitas itu, kata dia, harusnya mencapai lebih dari 50 persen.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
"Partai lain yang mendukung pasangan yang popular, elektabilitasnya sudah tinggi, turun di Jateng kalo Ganjar menang 70 persen baru hebat itu efek Jokowinya, dan kerja maksimal partainya iya," ujarnya.
"Kalo hasilnya cuman 50-an persen itu memperlihatkan faktor Pak Jokowi turun kemudian partai pendukungnya efortnya kecil," ungkapnya.
Sedangkan Gerindra, tambah Ferry, sudah bisa dibilang berhasil menghidupkan mesin partai dalam Pilkada. Karena, di Jawa Tengah dan Jawa Barat elektabilitas calon yang diusung cukup besar.
"Kita liat keberhasilannya darimana. Menurut strategi Gerindra, keberhasilan adalah menghidupkan mesin partai dan itu baik. Jadi sekarang Gerindra tren mesinnya maksimal baik PKA, PAN, PKB di Jateng," ucapnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaWaketum Perindo Ferry Kurnia Rizkiyansyah menilai, Ganjar merupakan sosok yang diinginkan masyarakat untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaBahlil mengutip survei kepuasan publik terhadap Jokowi yang sangat tinggi. Sehingga yang berhadapan dengan Jokowi harus melawan rakyat.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo diasosiasikan sebagai bacapres yang paling direstui Jokowi.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPerolehan suara Prabowo-Gibran meningkat sejak Oktober 2023 dengan perolehan 35,8 persen. Lalu, naik tajam pada November 2023 menjadi 45 persen.
Baca Selengkapnya