Golkar soal Politik Dinasti: Alasan Anak Presiden Hanya untuk Mendiskreditkan Gibran
Maman menilai bahwa majunya Gibran perlu dijadikan momentum khusus karena berhasil mempercepat regenerasi kepemimpinan.
Menurutnya, banyak yang merendahkan Gibran.
Golkar soal Politik Dinasti: Alasan Anak Presiden Hanya untuk Mendiskreditkan Gibran
Partai Golkar kembali buka suara terkait majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang dapat melanggengkan politik dinasti di Indonesia.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Maman Abdurrahman mengatakan, situasi yang saat ini terjadi kepada Gibran juga dialami anak-anak muda lainnya.
Sebab, lanjut Maman, banyak anak muda yang mendapatkan cibiran dari seniornya ketika ia didorong untuk naik ke posisi atau jabatan yang lebih tinggi.
"Coba kita perhatikan, banyak sekali adik-adik kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita yang masih muda pada saat ingin didorong naik posisi jabatannya pasti rata-rata senior-seniornya itu langsung mengatakan belum layak, resistensi tinggi, dan lain sebagainya," kata Maman saat konferensi pers di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa (7/11).
merdeka.com
Maman menambahkan, yang menjadi pembeda antara Gibran dengan anak muda lainnya adalah alasan.
Menurutnya, banyak yang merendahkan Gibran karena ia seorang anak presiden sehingga dikaitkan dengan politik dinasti.
"Jadi apa yang terjadi pada seorang Gibran, hampir rata-rata terjadi juga pada kita-kita anak yang muda-muda ini. Cuma bedanya alasannya saja. Apa yang terjadi pada hari ini kepada Gibran dikatakan mendapat privilege karena anak presiden itu hanyalah alasan yang digunakan untuk mendiskreditkan seorang Gibran," ujar Maman.
merdeka.com
Oleh karena itu, Maman menilai bahwa majunya Gibran perlu dijadikan momentum khusus karena berhasil mempercepat regenerasi kepemimpinan.
"Momentum Gibran ini harus kita jadikan sebagai sebuah momentum untuk Gibran kita jadikan sebagai simbol pendobrak, terjadinya percepatan regenarasi kepemimpinan muda di semua ini," tambah Maman.
Terkait proses peradilan yang tengah bergulir di Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), Maman menyebut hal itu terjadi karena Prabowo dan Gibran memiliki kekuatan yang ditakuti oleh pihak lain.
"Yang namanya orang kalau tidak kuat tentu tidak dihajar orang. Jadi kalau Mas Gibran atau pun Pak Prabowo ini biasa-biasa saja, tentunya nggak ada orang yang hajar beliau," ujar Maman.
"Tapi karena memang ternyata kekuatannya signifikan akhirnya dilakukan lah gerakan-gerakan yang bertujuan untuk mendegradasi beliau," tambahnya.