Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Hampir tidak ada daerah yang maju karena politik dinasti'

'Hampir tidak ada daerah yang maju karena politik dinasti' Ilustrasi Pilkada Serentak. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Masyarakat diminta untuk kritis terhadap dinasti politik di Pilkada 2018. Hal ini diungkapkan pengamat politik dari Universitas Padjajaran Firman Manan. Menurutnya, dinasti politik hanya akan menciptakan korupsi. Bahkan tidak ada daerah yang maju saat politik dinasti berkuasa.

"Di Indonesia saya hampir tidak melihat adanya daerah yang maju karena politik dinasti. Justru yang banyak terjadi adalah ditemukannya banyak kasus korupsi, sehingga daerah itu nggak maju-maju," ujar Firman kepada wartawan, Senin (28/5).

Dalam banyak kasus di Indonesia, kata dia, politik dinasti identik dengan korupsi. Politik dinasti dinilai hanya akan menghambat kemajuan dan pembangunan daerah.

Orang lain juga bertanya?

Masyarakat, menurut Firman, sudah melihat kalau praktik dinasti kekuasaan hanya akan menimbulkan banyak masalah terutama korupsi. "Sehingga wajar banyak yang menolak," ujarnya.

Seperti yang diketahui, beberapa daerah melakukan pernah mengalami praktik politik dinasti seperti di Cimahi, Bandung Barat, Kendari (Sulawesi Tenggara) serta saat ini di Purwakarta di mana Dedi Mulyadi maju sebagai cawagub Jabar 2018 dan istrinya maju sebagai calon bupati Purwakarta 2018, jabatan yang pernah diisi oleh Dedi Mulyadi sebelumnya.

Selain praktik korupsi, Firman juga mengingatkan bahwa politik dinasti juga menciptakan ketidaksetaraan dalam berpolitik, karena menutup kesempatan bagi calon kepala daerah yang lain.

Kesempatan dalam mengalokasikan kekuasaan politik menjadi hilang bahkan tidak akan pernah terjadi selama dinasti politik itu berkuasa di suatu daerah.

"Proses rekrutmen jadi tertutup lantaran tidak ada kesetaraan. Kesempatan bagi calon lain menjadi sirna, pendidikan politik juga nggak jalan. Ini muncul lantaran adanya dominasi keluarga dalam politik," ujar Firman.

Dulu, kata Firman, sebenarnya sudah ada aturan UU Pilkada tentang larangan dinasti politik ini. Namun peraturan itu gugur melalui judicial review di Mahkamah Konstitusi. Akibatnya praktik politik dinasti atau kekuasaan yang turun-temurun kembali marak terjadi.

Apakah perlu aturan lain untuk membatasi praktik dinasti politik, Firman menegaskan sangat diperlukan sebuah sistem guna mengantisipasi praktik politik dinasti ini.

"Problemnya, sekarang ini kita belum punya sistem untuk mengantisipasi itu. Kalau mengingat banyaknya dampak negatif atas politik turun-temurun itu, saya ingin adanya aturan, ada pengawasan," ujarnya.

Aturan itu bisa saja melalui tenggang waktu atau periode kekuasaan bagi penguasa turun-temurun. "Ada periodenya. Ada jeda kekuasannya," tuturnya.

Misalkan satu periode dari petahana. Setelah satu periode kekuasaan, boleh saja keturunannya, atau istrinya, pamannya, atau anggota keluarga lainnya kembali berkuasa.

"Jadi ada satu periode jeda, dimana kekuasaan dipegang bukan oleh keluarga atau dinastinya. Setelah itu, baru bisa pegang lagi, tapi melalui mekanisme pemilihan yang fair, ada kesetaraan berpolitik," tutupnya. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern
Dinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern

Apakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Spanduk Lawan Politik Dinasti Bertebaran di Jakarta
FOTO: Penampakan Spanduk Lawan Politik Dinasti Bertebaran di Jakarta

Sejumlah kalangan yang menolak Politik Dinasti memajang spanduk "Ayo Lawan Politik Dinasti" di Jakarta.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Politik Dinasti Meresahkan
VIDEO: Politik Dinasti Meresahkan "Kalau Mau Jadi Pemimpin Anak Muda Harus Berprestasi!"

Sekretaris Jenderal Transparency Internasional Indonesia (TII) Danang Widoyoko melihat dengan putusan MK membuat politik dinasti semakin tumbuh subur

Baca Selengkapnya
Reaksi Keras Akademisi hingga Aktivis Usai MK Kabulkan Syarat Cawapres Pengalaman Kepala Daerah
Reaksi Keras Akademisi hingga Aktivis Usai MK Kabulkan Syarat Cawapres Pengalaman Kepala Daerah

Namun, dalam dalil penambahan syarat capres cawapres minimal punya pengalaman kepala daerah, dikabulkan oleh MK.

Baca Selengkapnya
Mantan Ketua KPK Sebut Dinasti Politik Jadi Virus Pembunuh Demokrasi
Mantan Ketua KPK Sebut Dinasti Politik Jadi Virus Pembunuh Demokrasi

Busyro menilai jika di Pemilu 2024 etika politik telah dikubur dan diganti dengan syahwat politik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras Mahfud Md Sindir Dinasti Politik Jorok, Rekayasa Hukum & Bantu Kemenangan
VIDEO: Keras Mahfud Md Sindir Dinasti Politik Jorok, Rekayasa Hukum & Bantu Kemenangan

Calon wakil presiden Mahfud Md memberikan respons terkait dinasti politik yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik

Baca Selengkapnya
Politik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya
Politik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya

Syaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.

Baca Selengkapnya
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti

Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya
'Semua Warga Memiliki Hak Politik Sama, Tak Boleh Dikebiri karena Kekerabatan dengan Penguasa'
'Semua Warga Memiliki Hak Politik Sama, Tak Boleh Dikebiri karena Kekerabatan dengan Penguasa'

Kamhar menuturkan, polemik tentang politik dinasti ini selalu menjadi diskursus publik, utamanya menjelang pemilu dan pilkada.

Baca Selengkapnya
Mahfud Nilai Cara Berpolitik di Indonesia Kurang Bagus: Setiap Pemilu Bagi-Bagi Jabatan
Mahfud Nilai Cara Berpolitik di Indonesia Kurang Bagus: Setiap Pemilu Bagi-Bagi Jabatan

Menurut Mahfud, Indonesia sudah terlalu banyak menteri di dalam suatu pemerintahan.

Baca Selengkapnya
Kades di Tangerang Lebih Pilih Pilkades Tanpa Jalur Partai, Ini Alasannya
Kades di Tangerang Lebih Pilih Pilkades Tanpa Jalur Partai, Ini Alasannya

Pilkades diharapkan berjalan seperti sebelumnya tanpa keterlibatan partai politik.

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya