Ini alasan Ahok ogah jadi kader PDIP tetapi pilih Golkar & Gerindra
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) selalu menyatakan bahwa dirinya dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun Ahok mengaku selalu menolak diajak bergabung jadi kader PDIP.
"Saya dari dulu, pertama kali minta saya masuk parpol itu setelah PDIP ada lawan PDIP-nya Suryadi ya. Bang Taufik Kiemas telepon saya langsung, sekarang saksinya Gubernur Bangka Belitung Rustam Efendi. Dia telepon saya 'Hok dicari bang Rustam sama Taufik, minta kamu jadi ketua DPC Belitung Timur PDIP'. Terus aku jawab 'Duh engga deh, aku kan bukan orang partai, kita bisnis kok'. Jadi hubungan baik, tapi saya engga pernah pegang kartu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (11/8).
Setelah itu, pada tahun 1999, Ahok ngaku pernah ditawari jadi Caleg DPR RI wakil Belitung dari PDIP, karena sistemnya distrik. Namun waktu itu, Ahok mengaku tidak minat politik, dan sampai tahun 2004 ditawarin lagi, dan Ahok memilih pakai Partai Indonesia Baru (PIB).
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kapan Anang bergabung dengan PDIP? Anang Hermansyah dan Krisdayanti saat ini berada dalam partai politik yang sama, yaitu PDIP.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Dimana Ahok menghabiskan masa kecil? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
"2016 juga ada tawaran jadi kader PDIP. Ya saya kan selalu terbuka kapan pun diusung PDIP, tapi beliau (Megawati) sudah tahu kalau saya sudah tidak mau masuk partai lagi," jelasnya.
Disinggung tak mau masuk PDIP, dan lebih memilih masuk partai Golkar maupun Gerindra, Ahok memaparkan alasannya.
"Dulu kan permisi, waktu Golkar permisi, waktu PIB juga saya permisi, terus waktu Gerindra, orang Gerindra ngomong, masa dua-dua PDIP (Pilkada 2012) satu bagi kami dong. Saya juga permisi, yaudah lah pakai kartunya Gerindra," tutupnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaSurat pengunduran diri Ahok telah diberikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris agar dikirimkan kepada Menteri BUMN dan ditembuskan ke Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok juga tidak bisa ikut berkampanye karena posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaAhok memutuskan untuk mundur dari Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca Selengkapnya