Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kalkulasi memilih daftar terbuka atau tertutup

 Kalkulasi memilih daftar terbuka atau tertutup Pemilu. merdeka.com/dok

Merdeka.com - Jangan percaya dengan dalih-dalih sok demokratis atau sok konstitusionalis yang diungkapkan partai-partai politik dalam memilih metode pencalonan (daftar terbuka atau tertutup) dan formula calon terpilih (nomor urut atau suara terbanyak). Itu hanya bual-bualan politik saja. Sesungguhnya masing-masing punya kalkulasi sendiri berdasarkan pengalaman masing-masing.

Mari kita mulai dari PD alias Partai Demokrat. Partai pemenang Pemilu 2009 ini ngotot dengan daftar calon terbuka. Ya tentu saja, karena modal partai ini adalah citra calonnya. Sebagai partai baru, partai ini belum mempunyai struktur kuat, sehingga kemenangannya dalam pemilu lebih ditentukan oleh figur bukan oleh partainya.

Pada tingkat nasional PD punya figur hebat, yakni SBY dan keluarganya. Ini sangat menentukan kemenangan PD pada Pemilu 2009. Namun calon-calon PD juga orang-orang populer, mulai dari artis, anak pejabat hingga tokoh sempalan partai lain. Karena itu, wajar saja jika PD memilih daftar terbuka karena memiliki calon-calon hebat.

Faktor kedua adalah pendanaan. Dengan SBY berkuasa maka PD diyakini memiliki dana pemilu banyak. Inilah yang akan jadi modal memenangkan pemilu nanti, sebab PD yakin pundi-pundi politik partai lain tidak akan sebanyak partainya. Nah, jika menggunakan daftar terbuka atau suara terbanyak, maka PD sesungguhnya sudah menang selangkah.

Sebaliknya, jika menggunakan daftar tertutup, PD belum percaya diri. Ya tentu saja sebagai partai baru, pengaruhnya belum kuat. Citranya boleh saja terus bagus, tetap struktur partai lemah. Makanya jika menggunakan daftar tertutup, mereka khawatir kalah populer dengan PDIP, PG dan PKS yang sudah memiliki pengaruh kuat di masyarakat.

Soal popularitas figur atau calon dan kelemahan struktur partai baru itu juga yang menyebabkan Partai Gerindra dan Partai Hanura memilih daftar calon terbuka. Ya, modal mereka memang hanya itu, figur dan calon. Mereka bisa memanfaatkan tokoh partai lain yang terbuang. Partai Gerindra memang diyakini punya banyak modal untuk pemilu, tetapi kampanye masih di televisi saja, tanpa dukungan struktur partai, hasilnya juga tak banyak.

Lalu mengapa PAN dan PPP juga memilih suara terbanyak. PAN sudah membuktikan, tampilnya artis dapat mendongrak perolehan suara partai. Namun PPP sesungguhnya tengah galau atau berspekulasi: mulai tidak percaya pada struktur partai (mengingat selama ini kalah terus) dan mencoba berpaling ke tokoh. Sebuah pertaruhan yang bisa saja bikin PPP semakin jeblok, karena partai ini tidak seberani PAN dalam menarik calon.

PKB? Semula memilih daftar terbuka, lalu dalam proses negoisasi untuk menurunkan ambang batas mengikuti jejak PDIP dan PKS, lalu belakangan memilih daftar tertutup lagi. Sesungguhnya soal ini PKB tidak penting, karena pemilihnya sudah pasti, yakni kalangan NU khususnya di Jawa Timur. Jadi terbuka atau tertutup sama saja.

Ya kalau PDIP memilih jalur tertutup itu bisa dipahami. Partai ini memiliki pengikut yang jelas, sekitar 20% pemilih adalah pengikut setia PDIP: sampai gepeng ikut banteng. Struktur partai kuat, soliditas terjaga. Oleh karena itu kalau partai ini memilih daftar terbuka, malah bisa mengganggu harmoni partai, karena masing-masing calon gontok-gontokan sendiri. Daftar terbuka juga merisaukan PDIP yang tidak memiliki dana banyak.

Alasan PKS memilih daftar tertutup sama persis dengan PDIP. Meskipun partai baru, PKS relatif sudah tertata dengan baik. Struktur partai kuat, soliditas organisasi tinggi. Meski punya menteri di kabinet, daya keruk uangnya tidak bisa menandingi partai lain di koalisi. Makanya daftar tertutup lebih aman buat PKS, karena dana terbatas.

Yang menarik adalah sikap PG. Awalnya PG mengajukan sistem campuran, sesuatu yang mustahil bisa diterima, dan PG sendiri tidak pernah menghitungnya. Belakangan partai ini berayun, sempat hendak mengikuti pilihan PDIP, lalu berayun lagi ke pilihan PD. Itu artinya PG tidak masalah benar dengan isu terbuka atau tertutup. Toh partai ini memiliki struktur kuat dengan tokoh-tokoh yang hebat.

Pertimbangan utama partai ini adalah dana: terbuka menyedot dana luar biasa, tertutup tidak begitu banyak. PG memang partai kaya, tetapi kekayaan partai ini sering diidentikkan dengan kekayaan ketua umumnya, Ical. Jadi, terbuka atau tertutup tidak ada masalah. Masalahnya PG tidak hanya memikirkan pemilu legislatif, tetapi juga pemilu presiden.

Oleh karena itu ketika Ical memperoleh kepastian untuk jadi calon presiden, lebih baik dana yang dimilikinya dialokasikan ke pemilu presiden. Sedang dalam pemilu legislatif, pendanaan pemilu biar ditanggung masing-masing calon. Inilah alasan utama mengapa PG memilih daftar calon terbuka. (mdk/ren)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPTb Pemilu Adalah Daftar Pemilih Tambahan Pemilu, Ketahui Bedanya dengan DPK dan DPT
DPTb Pemilu Adalah Daftar Pemilih Tambahan Pemilu, Ketahui Bedanya dengan DPK dan DPT

DPTb Pemilu adalah daftar yang berisi pemilih tambahan yang dapat memilih dalam Pemilu, serta nama-nama pemilih yang tidak tercantum DPT.

Baca Selengkapnya
Pengertian Pemilu Proporsional Tertutup adalah Berikut Ini, Simak Ulasannya
Pengertian Pemilu Proporsional Tertutup adalah Berikut Ini, Simak Ulasannya

Di antara tahun 1955 hingga Pemilu 1999, Indonesia sempat mengimplementasikan sistem pemilu proporsional tertutup.

Baca Selengkapnya
Laporan Awal Dana Kampanye Pilkada Sumsel, Paslon Petahana Herman Deru Tembus Rp50 Juta
Laporan Awal Dana Kampanye Pilkada Sumsel, Paslon Petahana Herman Deru Tembus Rp50 Juta

KPU Sumsel menetapkan jumlah dana kampanye para paslon tak lebih dari Rp226 miliar.

Baca Selengkapnya
Laporan Awal Dana Kampanye Pilkada KBB: Adik Ipar Raffi Ahmad Rp100 Ribu, Hengky Kurniawan Rp20 Juta
Laporan Awal Dana Kampanye Pilkada KBB: Adik Ipar Raffi Ahmad Rp100 Ribu, Hengky Kurniawan Rp20 Juta

Semua peserta dijadwalkan melaporkan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) pada 24 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya
DPS Pemilu adalah Daftar Pemilih dari Pemutakhiran Data Pemilih, Begini Penjelasannya
DPS Pemilu adalah Daftar Pemilih dari Pemutakhiran Data Pemilih, Begini Penjelasannya

DPS adalah singkatan dari Daftar Pemilih Sementara. Karena statusnya masih bersifat sementara, data-data tersebut masih akan diperbaharui.

Baca Selengkapnya