Arkeolog Temukan Daftar Belanjaan Berusia 3.500 Tahun, Ini Barang-Barang yang Tertulis dalam Daftar
Arkeolog Temukan Daftar Belanjaan Berusia 3.500 Tahun, Ini Barang-Barang yang Ada dalam Daftar
Daftar belanjaan itu ditulis dengan huruf paku pada tanah liat.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan celengan yang dikubur di dalam tanah berisi koin emas kuno, yang diyakini dicetak di Kekaisaran Persia.
-
Apa temuan arkeologi di Turki? Patung yang ditemukan hanya berupa kepala ini terbuar dari marmer. Patung dewa dan dewi Yunani kuno ditemukan di kota kuno Aizanoi, Turki barat, dalam penggalian terbaru para arkeolog.
-
Apa koleksi arkeolog pertama? Koleksi tersebut di antaranya adalah lempengan tanah liat yang berisi informasi mengenai jumlah kuil dan tempat suci yang ada di Naipur di masa lalu, dua lempengan dari tahun 1100 SM dan 1095 SM yang berisi referensi kronologis untuk raja-raja periode itu, prasasti Nabonidus dan barang-barang antik lain yang tak ternilai harganya.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog? Para arkeolog atau ilmuwan menemukan fosil laba-laba raksasa di New South Wales, Australia.
Arkeolog Temukan Daftar Belanjaan Berusia 3.500 Tahun, Ini Barang-Barang yang Tertulis dalam Daftar
Arkeolog yang menggali di kawasan selatan Turki, tepatnya di Gundukan Accana atau dikenal sebagai Eski Alalah, menemukan sebuah prasasti huruf paku berusia 3.500 tahun yang berisi tulisan daftar belanjaan
Prasasti ini, yang berasal dari abad ke-15 SM, ditulisi dengan bentuk huruf paku bahasa Akkadia, sebuah bahasa Semitik Timur yang punah dan pernah digunakan di Mesopotamia kuno.
Dilansir Ancient Origins, Gundukan Aççana adalah sejenis gundukan arkeologi yang terbentuk dari akumulasi lapisan-lapisan pemukiman yang terus menerus, terletak di distrik Reyhanlı di Provinsi Hatay, Turki selatan.
Dalam pernyataan pers baru-baru ini, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Ersoy mengumumkan arkeolog menemukan prasasti huruf paku ini selama pekerjaan restorasi di kota kuno Alalah setelah gempa bumi baru-baru ini.
Huruf paku adalah sistem penulisan logo-silabik yang dikenal karena kesan bentuk baji, yang membentuk berbagai tanda.
Menurut pernyataan pers tersebut, Menteri Ersoy berkata di akun media sosialnya:
"Kami meyakini prasasti ini, yang beratnya 28 gram, akan memberikan perspektif baru dalam memahami struktur ekonomi dan sistem negara pada Zaman Perunggu Akhir."
Orang Akkadia menulis bahasa mereka secara fonetis menggunakan tanda-tanda fonetik Sumeria yang sesuai.
Sistem ini memungkinkan metode pencatatan yang relatif standar, yang dapat dipahami oleh juru tulis di berbagai wilayah Mesopotamia.
Ini adalah salah satu sistem penulisan paling awal yang dikembangkan di Mesopotamia kuno.
Berawal sekitar tahun 2500 SM, sistem ini berevolusi dari tulisan huruf paku Sumeria, yang dikembangkan oleh bangsa Sumeria sekitar tahun 3400 SM.
Prasasti ini berfungsi sebagai catatan administratif yang merinci pembelian sejumlah besar furnitur. Ini memberikan wawasan baru tentang struktur ekonomi dan sistem negara pada Zaman Perunggu Akhir.
Prasasti ini beratnya 28 gram, berukuran 4,2 cm x 3,5 cm dan memiliki ketebalan 1,6 cm. Dimensi ini menunjukkan bahwa kemungkinan prasasti ini adalah catatan portabel, mungkin digunakan oleh pedagang atau pejabat yang bertanggung jawab untuk melacak barang dan transaksi.
Tulisan huruf paku ditandai dengan tanda-tanda berbentuk baji yang dibuat pada prasasti tanah liat menggunakan stylus dari buluh tumpul.
Sistem ini mencakup kombinasi logogram (simbol yang mewakili kata), silabogram (simbol yang mewakili suku kata), dan determinatif (tanda yang memperjelas arti tanda lainnya). Fleksibilitas ini memungkinkan orang Akkadia untuk mewakili berbagai suara dan konsep, menjadikannya sistem penulisan yang sangat efektif untuk tujuan administratif, hukum, sastra, dan keilmuan.
Para ahli bahasa telah menguraikan prasasti ini mencantumkan pembelian sejumlah besar meja kayu, kursi, dan bangku. Selain itu, prasasti ini juga mencantumkan rincian tentang individu yang melakukan pembelian dan pedagang yang menjual furnitur tersebut.
Informasi ini memberikan gambaran tentang jaringan perdagangan dan praktik ekonomi pada masa itu, mengungkapkan sistem perdagangan dan administrasi yang terorganisir dengan baik, kata laporan The Heritage Daily.
Gundukan Aççana telah menjadi situs arkeologi yang kaya, menyediakan banyak artefak yang membantu menyusun kehidupan sehari-hari, aktivitas ekonomi, dan praktik administratif peradaban kuno di wilayah tersebut.
Secara ekonomi, Zaman Perunggu Akhir di Sumeria ditandai oleh jaringan perdagangan yang kuat yang meluas ke seluruh Mesopotamia dan sekitarnya. Ekonomi terutama bersifat agraris, mengandalkan tanah subur di lembah sungai Tigris dan Efrat untuk budidaya tanaman seperti barley, gandum, dan kurma.
Sistem irigasi sangat penting untuk mendukung pertanian, dan pemeliharaannya merupakan aspek kunci dari administrasi lokal.
Selain pertanian, perdagangan barang seperti tekstil, tembikar, dan kerajinan logam berkembang pesat. Pedagang Sumeria berdagang dengan wilayah sejauh Anatolia, Syam, dan Lembah Indus, memfasilitasi pertukaran budaya dan teknologi.