Kampanye hitam "Obor Rakyat" dilimpahkan ke Mabes Polri
Merdeka.com - Rapat pleno Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait laporan kampanye hitam tabloid Obor Rakyat terhadap calon presiden Joko Widodo, Rabu, 11 Juni 2014 malam, menyimpulkan, jika tindakan tersebut masuk ke dalam kategori ranah pidana umum, bukan pidana pemilu. Bawaslu memutuskan bakal melimpahkan kasus tabloid Obor Rakyat kepada Mabes Polri.
Menurut komisioner Bawaslu, Nasrullah, pihaknya sulit melacak mereka yang berada di belakang tabloid Obor Rakyat. "Kami sudah mengirimkan surat kepada kepolisian, memberitahukan jika kami memiliki keterbatasan dalam menelusuri siapa di balik Obor Rakyat. Terus terang kami tidak mempunyai kemampuan investigasi seperti yang dimiliki intelijen," kata Nasrullah saat dihubungi Kamis, 12 Juni 2014.
Selain mengandung unsur pemalsuan atas identitas penanggungjawab redaksi dan pencantuman alamat redaksi palsu, Bawaslu juga memiliki keterbatasan tenggat waktu dalam mengusut kasus tersebut, yakni tiga hari sejak laporan atau pengaduan masuk.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang menjadi fokus rekrutmen Bawaslu? Salah satu sasaran dalam rekrutmen CASN Bawaslu Tahun 2024 adalah para fresh graduate untuk membuat Bawaslu semakin baik dalam pengawasan bidang IT.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
Setelah edisi pertama yang menampilkan tema "Capres Boneka" didistribusikan di sejumlah wilayah di Indonesia, kini edisi kedua Obor Rakyat kembali diedarkan di tengah masyarakat luas. Di Jawa Timur, seperti di Jember dan wilayah Madura, serta di Bekasi, tabloid itu bahkan sengaja didistribusikan di sejumlah pondok pesantren, masjid dan musala.
Sampul tabloid itu muncul dengan tulisan "PDIP Partai Salib", juga "Pria Berdarah Tionghoa Itu Kini Capres". Diduga kuat, pembuat dan pengedar tabloid Obor Rakyat memiliki database pondok pesantren di seluruh Indonesia. Mereka sengaja menyasar pembaca kalangan pesantren dan umat Islam dengan harapan agar mereka tidak memilih Jokowi.
Siapa di belakang tabloid penyebar resah ini? Tak jelas benar pada mulanya. Dalam dewan redaksi Obor hanya tercantum nama Sigas, Elka Saraswati dan layout Dodo Darsono. Alamat redaksi yang tercantum adalah Jalan Pisangan Timur Raya IX, Jakarta Timur. Nomor telepon yang tercantum adalah (021) 70787816, 70787817.
Tentu saja, sebagai pengusung kampanye hitam, nama dan alamat di atas hanyalah kedok belaka. Tapi sepandai-pandai menutupi jejak, pengelola tabloid ini akhirnya ketahuan juga.
Seperti diberitakan sebelumnya, adalah Gun Gun Heryanto, dosen ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang mengungkap pengelola tabloid ini. Maklum, tulisan Gun Gun Heryanto dimuat di Obor Rakyat. Gun Gun menuding Darmawan Sepriyossa, penulis kolom tetap di portal berita inilah.com telah menjebaknya.
Alkisah, pada 25 April lalu, Darmawan Sepriyossa menghubungi Gun Gun Heryanto, memintanya menulis kolom analisis tentang PDI Perjuangan dalam mengikuti pemilihan presiden. "Dia (Darmawan) bilang mau bikin tabloid baru," kata Gun Gun sebagai mana ditulis Majalah Detik. Dalam percakapan telepon itu, Darmawan sama sekali tak menyebut nama tabloid itu. Tanpa curiga, Gun Gun pun mengirimkan naskah kolomnya.
Tapi sang kolomnis kaget bukan kepalang ketika ia tahu tulisannya muncul di tabloid Obor Rakyat yang dilaporkan tim hukum pasangan Jokowi - JK ke Badan Pengawas Pemilu, 4 Juni 2014. Gun kecewa dan merasa tertipu oleh Darmawan. Ia tak menyangka, Darmawan yang punya rekam jejak sebagai bekas wartawan Republika dan TEMPO itu akan jatuh serendah itu.
Portal berita inilah.com, tempat Darmawan kini menjadi kolomnis tetap, didirikan Muchlis Hasyim, bekas wartawan Media Indonesia. Portal ini kini dikenal sebagai media online yang terdepan dalam menulis berita positif pasangan Prabowo - Hatta dan berita negatif pasangan Jokowi - JK. Sebuah perubahan yang aneh, karena di periode pemerintahan SBY - Jusuf Kalla (2004-2009), Muchlis Hasyim adalah media officerJusuf Kalla yang mendampingi sang wakil presiden hampir di setiap kesempatan di dalam dan luar negeri. (skj) (mdk/cza)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Bagja, masa kampanye adalah ajang bagi para peserta Pemilu untuk meyakinkan masyarakat dengan program yang dimiliki.
Baca SelengkapnyaMereka menggaungkan demokrasi berjalan dengan aman, damai dan jujur.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya massa menuntut untuk menolak hasil Pemilu 2024 yang dianggap penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaKantor Bawaslu DKI Jakarta DKI Jakarta menjadi sasaran aksi protes dugaan kecurangan Pemilu 2024, pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendesak Bawaslu untuk berkomitmen menindaklanjuti laporan dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaApel ini juga menandakan dimulainya operasi pengamanan Pilkada yang akan berlangsung selama 127 hari.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar operasi senyap Jembalang, untuk mengamankan situasi selama Pilkada.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI kembali melakukan sosialisasi penting terkait pengawasan Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran memaparkan temuan beberapa skenario hitam.
Baca Selengkapnya