Klarifikasi Effendi Simbolon soal Dukungan ke Prabowo dan Isu Pindah Partai
Effendi Simbolon memberikan klarifikasi kepada DPP PDI Perjuangan terkait pernyataan dukungan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Pernyataan itu ke luar karena pertanyaan media ketika wawancara.
Klarifikasi Effendi Simbolon soal Dukungan ke Prabowo dan Isu Pindah Partai
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP Effendi Simbolon memberikan klarifikasi kepada DPP PDI Perjuangan terkait pernyataan dukungan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Effendi juga diminta penjelasan terkait isu rencana pindah partai.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjelaskan, dalam pertemuan yang digelar kurang lebih satu jam meminta penjelasan kenapa Prabowo diundang dalam acara Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI).
Berdasarkan klarifikasi hari ini, Prabowo diundang selaku menteri pertahanan, bukan ketua umum partai.
Effendi memberikan klarifikasi terkait pernyataan dukungan kepada Prabowo. Pernyataan itu keluar karena pertanyaan media ketika wawancara. Hasto menuturkan, Effendi akan patuh terhadap keputusan partai untuk mendukung pencapresan Ganjar Pranowo.
"Dalam penjelasannya, sangat clear bahwa pak Effendi sebagai kader partai taat sepenuhnya untuk mendukung keputusan dari Ketum PDIP Ibu Megawati dan akan berjuang di dalam memenangkan pak Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung oleh PDIP bersama dengan partai-partai lain."
-Hasto saat memberikan keterangan pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (10/7).
Hasto memaparkan, Effendi bersikap objektif sebagai anggota DPR yang membidangi pertahanan. Effendi memberikan kritik kepada kebijakan Prabowo sebagai menteri pertahanan yang membeli pesawat bekas Mirage dari Qatar. Menurut Effendi pembelian pesawat tersebut tidak tepat dan berpotensi melanggar undang-undang. "Misalnya terkait dengan kebijakan pembelian pesawat bekas Mirage dari Qatar, itu merupakan kebijakan yang tidak tepat. Bahkan berpotensi melanggar undang-undang. Demikian pula berbagai kebijakan-kebijakan pertahanan lain dalam pengadaan alutsista, yang dilaksanakan secara tidak proper," jelas Hasto. "Nah dengan demikian, Pak Effendi menyampaikan hal-hal yang bersifat objektif dan itu dilakukan dengan penuh pertanggungjawaban sebagai sosok yang lama berkecimpung di Komisi I," jelas Hasto.
Effendi juga diminta klarifikasi terkait rencana pindah ke partai lain. Hasto menegaskan bahwa Effendi tetap menjadi kader partai berlambang banteng.
"Terkait dengan ada isu-isu pak Effendi mau ke partai lain, itu juga sama sekali tidak benar. Karena sekali merah tetap merah," pungkasnya.
Tegas! PDIP Panggil Effendi Simbolon Usai Sebut Prabowo Cocok Nakhodai RI
Sebelumnya, Effendi Simbolon dalam acara Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI), menyampaikan harapan agar Indonesia dipimpin oleh sosok yang andal pada 2024 nanti. Dia menyebut sosok andal yang dimaksud seperti Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Kalau saya pernah menyampaikan, saya melihat seyogyanya yang bertarung sekarang itu ada Prabowo-Prabowo yang setara gitu, jadi kelasnya itu sama. Kelas-kelas kalau ada 3 ada 4, ya sekelas Prabowo lah," kata Effendi Simbolon. "Tadi kan pertanyaannya, pertanyaan saya pribadi, kepada saya pribadi. Saya secara jujur berharap Indonesia dinakhodai oleh pemimpin yang punya keandalan," sambung Effendi.
Effendi mengatakan penilaiannya terhadap Prabowo Subianto adalah objektif. Dia pun membahas ulang yang disampaikan Prabowo. "Tadi disampaikan Pak Prabowo begitu besarnya aset bangsa, aset negara, aktiva negara, tapi kita kemudian tidak mampu mengoptimalkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tidak ada lagi yang kemudian kita stunting, kemiskinan, dan seterusnya," ucapnya. "Nah, tadi saya kira kita bisa membaca lah, secara jujur, secara objektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo," sambung dia. Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP ini tak ingin membandingkan sosok Prabowo dengan capres PDIP Ganjar Pranowo. Dia berharap Ganjar terus bertarung di pilpres mendatang, dia mengaku tunduk dengan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.