Kode Keras Mantan Jenderal TNI Djoko Santoso untuk Kubu Jokowi
Merdeka.com - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso menyampaikan kritik tajam pada kubu petahana, Jokowi-Ma'ruf Amin. Bahkan mantan Panglima TNI ini mengatakan, Prabowo tak segan untuk mundur jika terjadi kecurangan dalam Pilpres 2019.
Apa yang disampaikan mantan Panglima TNI ini membuat suhu politik semakin memanas jelang tiga bulan pencoblosan capres-cawapres. Berikut ini peringatan keras untuk kubu Jokowi dari mantan Panglima TNI Djoko Santoso:
Prabowo akan Mundur jika ada Potensi Kecurangan
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso menyampaikan kemungkinan Prabowo mundur jika ditemukan adanya kecurangan saat Pilpres 2019 tidak bisa dihindarkan. "Kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri. Karena memang ini sudah luar biasa," kata Djoko di acara Bincang Asik dan Penting (Bising) Gerakan Milineal Indonesia Malang Raya, Minggu (13/1) lalu.
Djoko mengatakan bahwa kecurangan dipastikan terjadi. Dia lagi-lagi menyebut contoh orang gila yang boleh ikut memilih. "Pasti ada (kecurangan), orang gila suruh milih. Tuhan saja tidak memberi tanggung jawab pada orang gila. Wartawan saksi sejarah, lebih pintar dari kami," tegasnya saat didesak tentang pelaku kecurangan.
'Apa yang Diomongkan harus Mencerdaskan Bangsa'
Mantan Panglima TNI Djoko Santoso pernah bereaksi atas pernyataan yang dilontarkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Moeldoko. Waktu itu Moeldoko mengatakan markas pemenangan Prabowo-Sandi di Solo ganggu pemandangan.
Menurut Djoko, sebagai seorang pemimpin seharusnya lebih bisa menjaga tutur kata. Terlebih saat ini memasuki tahun politik, mendirikan posko pemenangan di mana saja adalah sah-sah saja.
"Apa yang diomongkan harus mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau orang yang ngomong begitu berarti belum punya peradaban demokrasi saat ini," tegas Djoko.
PDIP Kirim Karangan Bunga, Djoko sebut Sindiran Supaya Kita Mati
PDIP mengirimkan karangan bunga sebagai tanda ucapan selamat atas diresmikannya Kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, di Solo. Ketua BPN, Djoko Santoso menanggapi dingin kiriman ucapan selamat tersebut. Menurutnya, kiriman bunga itu adalah bentuk sindiran ucapan kematian kepada Prabowo-Sandi.
"Tidak apa-apa, itu menunjukkan peradaban yang dia pertontonkan, supaya kita mati, iya kan. Kita lihat saja, rakyat sudah pinter kok, sudah ada medsos, dan hape (handphone)," kata Djoko.
Nilai Jokowi Sudah Salah Urus Negara
Djoko Santoso menyerukan pemerintahan harus sudah diganti. Menurutnya, Presiden Joko Widodo telah salah urus selama empat tahun memimpin Indonesia.
"Mengapa keadaan bisa jadi begitu. Pertama ya karena salah urus dan kedua konsepsi negara kita sudah jebol," kata Djoko.
Djoko menegaskan, dengan hadirnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bisa menyelamatkan bangsa Indonesia. "Maka pemimpin yang bisa bergerak, berubah menuju cita-cita bangsa adalah Prabowo dan Sandi," ujar Djoko. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaPanel Barus menyebut PDIP tengah memainkan taktik bambu
Baca SelengkapnyaPihak Istana mewacanakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaPada rekaman yang diputar Hasto lewat telepon genggam miliknya, memang terdengar suara mirip Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti lokasi saat Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaRibka mengaku kepada Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah melarang agar tidak menyerang dan menyebut nama
Baca SelengkapnyaJuru Bicara RIDO Herzaky Mahendra Putra mengingatkan, Jokowi merupakan sosok yang pernah memimpin Jakarta dan memiliki basis pendukung kuat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang meminta untuk menghargai
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai ada kemiripan antara Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mempertahankan kepemimpinan lewat Pemilu.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaProjo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan
Baca Selengkapnya