Komisi III bakal panggil Muhammadiyah dan Densus 88 soal Siyono
Merdeka.com - Kematian terduga teroris Siyono dinilai tidak wajar setelah ditangkap Densus 88. Setidaknya ditemukan luka akibat benda tumpul di tubuhnya. Hal ini diketahui usai tim forensik Muhammadiyah melakukan autopsi pekan lalu.
Anggota Komisi III DPR Asrul Sani mengatakan, pihaknya akan memanggil Muhammadiyah, Komnas HAM dan KontraS dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada Selasa (12/4) pekan depan terkait hasil autopsi terduga teroris Siyono.
"Kita berencana akan memanggil mereka pekan depan dalam RDP. Agendanya kita mau dengar apa hasil autopsi dan pendapat Kontras dan Komnas HAM," kata Asrul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4).
-
Apa yang diminta DPR dari polisi? Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Bagaimana DPR berharap Polri bekerja? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Kenapa DPR mengapresiasi Polri? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Mengapa DPR RI mengajak komitmen bersama? Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin tekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa yang diminta DPR ke Polisi? 'Pokoknya wajib dijatuhi hukuman pidana, biar jera orang-orang nekat itu. Dan sebagai sebagai warga Jakarta, kami tentunya berharap pihak kepolisian bisa menjadikan ini bahan evaluasi.' 'Bahwa saat CFD dan di jam-jam olahraga pagi, sebetulnya sangat rawan terjadi tindak kejahatan. Jadi mungkin polisi bisa meningkatkan intensitas pemantauan cctv dan menempatkan aparat tambahan di titik-titik tertentu. Agar masyarakat bisa berolahraga dengan lebih tenang,' tambah Sahroni.
Setelahnya, kata Asrul, Komisi III juga akan mengadakan RDP dengan kepolisian. DPR berkeinginan untuk mempunyai informasi yang proporsional terkait kinerja Densus 88 tidak semata-mata karena desakan masyarakat untuk dibubarkan belakangan ini.
"Kita mau proporsional. Kita dengar dari pihak-pihak ini. Tentu Densus 88 dievaluasi dan harap mereka koperatif," jelas dia.
Asrul mengatakan tidak semata-mata membubarkan Densus 88 begitu saja sebab dibutuhkan oleh negara untuk menanggulangi terorisme. Namun DPR sebagai mitra kerja perlu mengevaluasi kinerja selama ini.
"Kalau ada anggotanya yang demikian kita jangan emosional. Kita juga butuh Densus 88. Ini kan negara hukum, kalau ada yang salah ya kita kasih tahu," pungkas dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi III DPR RI akan memanggil Kapolri Listyo Sigit dan Jaksa Agung St Burhanuddin.
Baca SelengkapnyaKeduanya saling berpelukan akrab di tengah kabar panas ampidsus Febrie dikuntit personel Densus 88 Antiteror Polri
Baca SelengkapnyaKomisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memanggil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, hingga Panglima TNI Agus Subiyanto, Senin (25/11)
Baca SelengkapnyaDPR tidak ingin berasumsi atas peristiwa atau kejadian yang memang belum adanya pernyataan secara resmi.
Baca SelengkapnyaPolemik Jampidsus Dikuntit Densus 88, Begini Sikap Jokowi ke Kapolri dan Jaksa Agung
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Jampidsus dikuntit personel Densus 88 diduga terkait suatu kasus
Baca SelengkapnyaSandi tidak menjelaskan alasan dari motif penguntitan yang dilakukan Densus 88.
Baca SelengkapnyaSandi mengatakan anggota Densus tersebut benar diamankan diamankan Kejagung
Baca SelengkapnyaJokowi memanggil kepala kedua lembaga, Kapolri Listyo Sigit dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menjelaskan polemik tersebut
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu beredar video sejumlah kendaraan Densus 88 menyalakan sirine dan klakson di depan pintu masuk Kejaksaan Agung.
Baca SelengkapnyaSandi mengatakan anggota Densus tersebut benar diamankan diamankan Kejagung.
Baca SelengkapnyaHerman pun minta doa agar pertemuan SBY dan Megawati dapat terwujud.
Baca Selengkapnya