Megawati Sindir Syarat Jadi Pemimpin: Salah Satunya Enerjik
Ganjar Pranowo-Mahfud MD memenuhi syarat menjadi pemimpin
Ganjar Pranowo-Mahfud MD memenuhi syarat menjadi pemimpin
Megawati Sindir Syarat Jadi Pemimpin: Salah Satunya Enerjik
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyindir syarat jadi pemimpin dalam acara HUT ke-51 PDIP, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
Menurut Megawati, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memenuhi syarat menjadi pemimpin.
"Jadi dengan saya pilih Pak Ganjar Pranowo dan Pak Mahfud MD memenuhi tiga syarat pemimpin tersebut," kata Megawati, Jakarta, Rabu (10/1).
Syarat yang pertama disebutnya, Ganjar-Mahfud dilihatnya enerjik, energi dan stamina.
Hal ini lah yang diperlukan dalam memimpin sebuah negara kepulauan terbesar di dunia.
"Waktu PDI, karena saya ditekan, ketika saya ingin membuat struktur itu menjadi tidak mengambang, karena hanya pada waktu itu hanya tingkat DPC, DPC itu hanya kabupaten. Padahal di bawahnya ini seperti dibiarkan untuk namanya rakyat itu mengambang," ujar Megawati.
"Saya tanya kepada Mendagri, boleh apa tidak? Dilarang apa tidak? Tidak. Saya keliling Republik Indonesia ini bukannya hanya di kota-kota, lalu diterima dengan gemerlap dan lain sebagainya," sambung Megawati.
Kemudian, dirinya mengaku bertemu dengan akar rumput. Lalu, ia duduk di bawah dengan mereka, dan mendengarkan cerita serta kesedihannya.
"Saya tahu sehingga adatnya, orang Jawa, saya ngomong Jawa. Orang Sumatera kebetulan dari keluarga ibu saya itu bahasa Sumatera. Jadi kalau tidak bisa keliling republik ini yang begitu besar, lautan kita lebih besar dari kepualauannya," jelas Megawati.
"Banyak orang sepertinya masih berpikir kita ini benua, no. The biggest archipelago in the world, mestinya bangga, satu-satunya, tolong terutama yang kadang saya lihat dari TNI, Polri, dan sebagainya, masih sepertinya diajari bahwa kita ini untuk pertahanan keamanan itu sepertinya memakai sistem benua, lalu saya pikir, ini begimana ya membenarkannya," sambungnya.
Apa yang dikatakannya itu ditegaskannya, karena dirinya merupakan seorang presiden RI ke-5.
"Boleh dong kalau nanti ada yang. Kok Ibu ngomong begitu? Jangan lupa saya Presiden ke-5, saya pernah Wapres, jadi saya ngerti tata negara, tata pemerintahan, gitu loh. Jadi apa? Adil," tegas Megawati.
Kemudian yang kedua, Ganjar yang merupakan kadernya disebut orang cerdas, baik dan berempati pada rakyat kecil atau wong cilik.
"Ketiga, 21 program kerakyatannya menjadi jalan Indonesia yang lebih hebat, unggul, berdiri di atas kaki sendiri, dan bermartabat. Bung Karno mengajarkan, kita ini setelah merdeka dan banyak yang tidak mengetahui sejarah dengan benar," ungkap Megawati.
"Dimanupulasi, terutama ketika pemerintahan rezim Orde Baru, tidak mengatakan sejarah itu dengan sesuai dengan sejarahnya. Nanti, Kok ibu bisa ngomong gitu? Loh saya ngalamin kok. Kenapa? Lah kok Pancasila dimanipulasi, terus bagaimana untuk mengetahui kamu tuh siapa, itu pun tidak diberikan," cerita Megawati.
Namun, sebelum diusung sebagai Capres. Megawati lebih dulu bertanya kepada Ganjar.
"Pak Ganjar saya tanya dulu. Kamu kalau kamu saya tugasi, nanti marah juga kalau orang bilang ditugasi memang saya harus menugasi, beliau kader," ucap Megawati.
"Lalu Pak Mahfud saya tanya juga kalau nanti saya jadikan (calon) presiden dan wakil presiden, harus menjalankan yah yang namanya rencana untuk bagaimana untuk memimpin bangsa dan negara ini," sambungnya.
Lalu, Megawati meminta Ganjar-Mahfud untuk pergi ke Taman Makam Pahlawan (TMP). Hal ini agar mereka bisa meneruskan cita-cita pendiri bangsa.
"Saya bawa Mbak Puan, Mas Nanan dari sejak masih TK, kalau pergi ke Taman Pahlawan, saya sengaja membawa bunga yang berlebih. Saya bilang pada mereka, setelah kita, keluarga kita, kita tabur bunga, kamu cari nisan-nisan yang tidak bernama. Saya paling jengkel kalau orang mikir, oh ya sudah Bu, kita sudah merdeka ya merdeka," pungkas Megawati.