Paslon Bupati dan Wakil Bupati OKU Walk Out saat Debat, Ini Pemicunya
Mereka merasa ada perlakuan istimewa yang diberikan panitia kepada lawannya.
Debat pasangan calon bupati dan wakil bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, diwarnai aksi walk out (WO) dari salah satu paslon. Pemicunya merasa dicurangi panitia.
Debat berlangsung di salah satu hotel di Palembang, Minggu (17/11) malam. Dua paslon 01 Yudi Purna Nugraha dan Yenny Elita Sofyan (YPN-YESS) dan dan paslon 02 Teddy Meilwansyah-Marjito Bachri (Bertaji) sudah hadir dan sempat menyampaikan visi misi.
Tak lama kemudian, paslon YPN-YESS tiba-tiba meninggalkan lokasi debat. Mereka merasa ada perlakuan istimewa yang diberikan panitia kepada lawannya.
"Kami merasa dicurangi. Paslon 02 diistimewakan. Mereka membawa lebih dari 30 pendukung ke dalam (ruang debat) tetapi tidak ada tindakan, ini sangat merugikan kami," ungkap Yudi Purna Nugraha seperti dalam video yang beredar media sosial yang dilihat merdeka.com, Senin (18/11).
Yudi menilai perlakuan tak adil menjadi preseden buruk bagi demokrasi di OKU. Dia pun mengajak pendukungnya yang hadir meninggalkan lokasi.
Yudi menyebut aksi itu sebagai bentuk protes kepada penyelanggara agar bekerja profesional dan proporsional. Yudi memastikan dirinya hanya WO dalam debat, bukan mundur dari pilkada.
"Kami tidak akan mundur satu langkah pun, kami akan mewujudkan perubahan di kabupaten OKU," tegas Yudi.
Ketua KPU OKU Rahmad Hidayat saat dikonfirmasi enggan berkomentar terkait insiden WO salah satu paslon. Dirinya justru meminta penjelasan dari panitia pelaksana debat.
"Silakan ditanya langsung ke pihak EO (event oganizer)," kata Rahmad.
Bawaslu Sumsel menyayangkan debat paslon Pilkada OKU yang seharusnya berlangsung memberikan gambaran program kerja setiap paslon. Mestinya debat harus tetap berlangsung sampai selesai meski salah satu paslon keluar dari ruang debat.
"Walaupun ada problem dan dinamika di dalam debat, debat itu tetap harus dilaksanakan sampai selesao," kata Ketua Bawaslu Sumsel Kurniawan.
Kurniawan menyebut KPU seharusnya melangsungkan debat sampai sesi terakhir debat sesuai tema yang sudah ditentukan. Seandainya ada salah satu paslon yang memilih WO, satu paslon lainnya dapat tetap menjawab seluruh pertanyaan.
"KPU seharusnya tetap jalankan saja debatnya. Kembali lagi, soal WO itu hak paslon, mau atau tidak melanjutkan debat," kata Kurniawan.
Kurniawan mengaku sudah memerintahkan Bawaslu OKU untuk meminta klarifikasi ke KPU setempat terkait pemberhentian sesi debat. Menurutnya yang paling dirugikan dari batalnya sesi debat tersebut adalah masyarakat yang tak dapat menerima informasi soal visi misi dan program dari paslon.
"Tinggal nanti dikoordinasikan ke Bawaslu dan KPU apakah akan dilakukan debat selanjutnya atau apa, yang jelas bukan diulang," kata Kurniawan.