Cak Imin PKB: Kalau Tidak Ada Kepastian di Gerindra, Ikut PDIP Saja
PKB: Kalau Tidak Ada Kepastian di Gerindra, Ikut PDIP Saja
Rencana PKB pindah koalisi terjadi apabila Gerindra tidak kunjung ada kepastian soal Cawapres.
Cak Imin PKB: Kalau Tidak Ada Kepastian di Gerindra, Ikut PDIP Saja
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memberi isyarat PKB bisa saja berpindah koalisi ke PDI Perjuangan. Rencana pindah koalisi terjadi apabila Gerindra tidak kunjung ada kepastian soal Cawapres.
PKB sudah berkoalisi dengan Gerindra sudah 11 bulan. Namun, perpindahan haluan itu juga jika PDIP memberikan harapan.
"Kalau kemudian PDIP memberi harapan baru pada saya itu, barang kali nanti kalau tidak ada kepastian di Gerindra, ya ikut PDIP aja. Kira-kira gitu aja,"
kata Cak Imin, saat wawancarai di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (4/8).
merdeka.com
Kendati demikian, Cak Imin menegaskan hingga saat ini PKB tetap konsisten berkoalisi bersama Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). "Pokoknya PKB sama Gerindra tetap solid, saya dukung Pak Prabowo, masih jalan," ujar dia.
Sementara, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid memandang penentuan calon wakil presiden (cawapres) tidak butuh waktu lama jika PKB berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
Peluang ke Koalisi PDIP
Menurutnya, koalisi PKB dan PDIP bakal lebih gampang menentukan cawapres untuk Ganjar Pranowo. Berbeda dengan Gerindra yang hingga kini sudah berjalan 11 bulan berkoalisi tetapi tak kunjung menetapkan siapa cawapres Prabowo Subianto. Jazilul beralasan hubungan antara PKB dan PDIP yang sudah terjalin lama dan kerap berkoalisi menjadi faktor mengapa pembicaraan cawapres tidak butuh waktu lama.
"Saya pikir ini ya jadi sama PKB itu punya hubungan history yang panjang. Jadi gampang sekali dibicarakan enggak butuh lama-lama nggak butuh berbulan-bulan,"
kata Jazilul
Menurut Jazilul pembicaraan cawapres jika PKB berkoalisi dengan PDIP tidak sampai dua Minggu sudah memiliki keputusan.
"Kalau ditanya kemungkinan ya saya bilang kalau dengan PDIP itukan history-nya sudah lama, enggak butuh 11 bulan cukup 12 hari tuntas itu kelihatannya kalau memang cocok gitu. Tapi kan harus menyelesaikan dulu pembicaraan itu,"
kata Jazilul.
Merdeka.com