PKS Temukan Dugaan Penggelembungan Suara Terstruktur di Depok: Usut Aktornya!
Dugaan penggelembungan suara yang terjadi di Depok memicu protes dan unjuk rasa.
Dugaan penggelembungan suara yang terjadi di Depok memicu protes dan unjuk rasa. Ratusan orang membawa atribut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar demonstrasi menuntut agar aktor kecurangan itu diusut karena telah mencederai demokrasi.
PKS Temukan Dugaan Penggelembungan Suara Terstruktur di Depok: Usut Aktornya!
Massa mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok di Jalan Margonda, Beji, Rabu (6/3). Mereka . meminta penjelasan pihak penyelenggara pemilu.
Pendemo melakukan orasi dan menyampaikan pendapat sebelum akhirnya ditemui Ketua KPU Depok.
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Satgas Depok Bersih DPD PKS Depok Achmad Fatoni mengatakan, dugaan penggelembungan suara terjadi di Kecamatan Sawangan dan Sukmajaya serta Tapos.
Saat penghitungan C1 plano selesai tiba-tiba terjadi perubahan perolehan di sistem Sirekap.
"Temuan saksi di Kecamatan Tapos ada angka suara gerak sendiri saat istirahat. Teman-teman bingung, itu aneh kok bisa berubah. Saat ini kita dapat laporan di kecamatan, PKS saksi data lengkap dan bisa diverifikasi," katanya seusai aksi.
Dugaan kecurangan itu diduga terjadi secara terstruktur sistematis dan massif (TSM). Indikasinya ditemukan di beberapa kecamatan di Depok.
Dengan temuan yang TSM itu maka PKS bergerak bersama saksi lain untuk mengingatkan KPU Depok agar tidak mencoba bermain api.
"PKS mau ini enggak terjadi lagi. Laporan saksi di lapangan terjadi perubahan suara, saat hitung di KPUD saat ditampilkan Sirekap kita protes dan ditampilkan data dan kita minta perubahan, termasuk di Sukmajaya kita minta lakukan perubahan," tegasnya.
Dia meminta agar temuan itu diusut, sehingga diketahui siapa aktor yang berupaya melakukan kecurangan dengan modus penggelembungan suara.
"Jangan main-main sama PKS. Saksi PKS pegang data. Kalau terjadi perubahan diusut, siapa yang melakukan perubahan yang arahkan suara ke salah satu partai," ungkapnya.
PKS juga mengingatkan agar penyelenggara Pemilu tidak main-main dengan proses demokrasi. Pihaknya dan saksi dari partai lain selalu melakukan pengawasan dan pencermatan terhadap finalisasi penghitungan.
"Kita ingin suara rakyat yang diamanahkan pada PKS itu dijaga. Satu suara dikawal. Apalagi menghilangkan suara," katanya.
Menangapi hal itu, Ketua KPU Depok Wili Sumarlin mengatakan pihaknya sudah mengetahui temuan itu. Mereka langsung melakukan koreksi terhadap ketidaksinkronan tersebut.
Saat ini, kata Wili, penghitungan suara di Kecamatan Sukmajaya sudah selesai. Sementara di Kecamatan Tapos sedang dilakukan penghitungan tingkat DPRD kota. Di Kecamatan Sawangan masih menyisakan tingkat DPD dan DPR kabupaten/kota.
"Terhadap hal-hal yang tadi disampaikan kita telah melakukan upaya-upaya pencermatan khususnya untuk Kecamatan Sukmajaya sudah selesai. Sedangkan Kecamatan Tapos sedang dilakukan penghitungan tingkat DPRD Kota dan Kecamatan Sawangan masih menyisakan tingkat DPD dan DPR kabupaten/kota. Mudah-mudahan dapat kita selesaikan pada hari ini bisa kita lanjutkan proses rekapitulasi di tingkat kabupaten dan kota,” pungkasnya.