Polisi Minta Rektor di Semarang Bikin Video Promosi Jokowi, Ini Respons Mahfud Md
Polda Jawa Tengah mengakui meminta Rektor Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto untuk membuat video testimoni kinerja Presiden Jokowi.
Polda Jawa Tengah mengakui meminta Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto untuk membuat video testimoni kinerja Presiden Joko Widodo dengan tujuan menciptakan cooling sistem atau pemilu damai.
Polisi Minta Rektor di Semarang Bikin Video Promosi Jokowi, Ini Respons Mahfud Md
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md memberi tanggapannya terkait kejadian ini. "Berarti mereka memang melakukan untuk meminta rektor-rektor itu memberi dukungan dan muji-muji pak Jokowi, mereka sudah mengakui," kata mantan Menkopolhukam itu di Pos Bloc Jakarta Pusat, Rabu (7/2) malam.
Menurut Mahfud, kata 'mengakui' dapat memiliki berbagai macam makna. Ia pun tidak terlalu banyak komentar akan hal tersebut. "Terserah mereka, tapi mereka sudah mengaku itu dilakukan," tutupnya.
Diketahui, Polda Jawa Tengah memberikan klarifikasi terkait ramainya kabar polisi meminta sejumlah rektor di Kota Semarang membuat video testimoni apresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mereka menyatakan tujuan permintaan pesan itu adalah untuk menciptakan cooling sistem atau Pemilu damai.
"Jadi ini pemilu ada kegiatan cooling sistem. Kita minta tokoh masyarakat memberikan imbauan agar pemilu berjalan damai. Intinya pesannya itu untuk cooling sistem," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Selasa (6/2).
Ditanya mengenai adanya anggota Polrestabes Semarang yang meminta sejumlah rektor universitas di Kota Semarang untuk membuat video testimoni apresiasi kinerja Presiden Jokowi, Satake hanya mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kondusivitas pada pemilu 14 Februari nanti.
"Dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga pemilu terselenggara dengan aman, damai dan bermartabat. Tentu sesuai dengan harapan Forum Rektor," ungkapnya.