Cerita Rektor Unika Dihubungi Orang Mengaku Polisi untuk Buat Video Prestasi Jokowi: Saya Tolak
Rektor Unika menceritakan dihubungi orang mengaku polisi untuk membuat video mengapresiasi kinerja Presiden Joko
Polisi itu meminta Rektor Unika membuat pernyataan baik video atau tertulis tentang kinerja Jokowi.
Cerita Rektor Unika Dihubungi Orang Mengaku Polisi untuk Buat Video Prestasi Jokowi: Saya Tolak
Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindarto menceritakan dihubungi orang mengaku polisi untuk membuat video mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima hari yang lalu.
Ferdinan akhirnya menolak permintaan itu.
"Oknum tersebut meminta saya agar membuat video pernyataan. Lantas saya tolak, saya katakan mohon maaf bapak kami memilih untuk tidak membuat itu," kata Ferdinandus Hindarto saat ditemui di Kampus Unika, Selasa (6/2).
Permintaan itu ketika dia berangkat ke Surabaya pada Jumat (2/2). Keesokan harinya, saat Ferdinand bersama rekannya membuat pernyataan di Surabaya, polisi yang mengaku dari Polrestabes Semarang mencoba menghubunginya lagi lewat whatsapp.
"Beliau WA lagi kan dengan memberi contoh video-video dari perguruan tinggi lain ada Unsoed, ada Undip, ada UIN, dan beberapa PTS di Semarang. Ya jawaban saya sama," jelasnya.
Hingga pukul 11.00 WIB, Ferdinan mengaku masih dihubungi oleh orang tersebut. Orang itu meminta dirinya membuat pernyataan baik video atau tertulis.
"Tawaran terakhir adalah tidak video tapi pernyataan lalu diberi contoh juga dari salah satu rektor di Semarang. Ya saya katakan tidak karena kami memilih sikap itu," ujarnya
Video yang dimaksud ialah pernyataan terkait prestasi Presiden Jokowi. Ferdinan menilai video yang diminta sama dengan video pernyataan rektor berbagai universitas yang beredar akhir-akhir ini.
"Jadi nomor satu mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama sembilan tahun terakhir, yang kedua bahwa Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerus Pak Jokowi. Intinya itu hal yang sama seperti juga muncul di video-video tentang rektor itu," tegas Ferdinand
"Kami membenci tidak tapi ketika itu hal baik tentu harus kami katakan baik, dan itu kebenaran tetapi jika ada sesuatu yang tidak pas ya kami harus mengatakan itu tidak pas, dan mari kembali ke hal hal yang sesuai dengan prinsip prinsip demokrasi dan konstitusi," ujarnya lagi.
"Kemudian kami memakai nama Soegijapranata yang mana 100 persen Indonesia kami ungkapkan sebagai bentuk kecintaan kami kepada negeri ini. Sebab itu saat kami diminta memberikan pernyataan, maka pilihan kami, sikap kami tidak bisa memenuhi permintaan itu. Kenapa, karena kami punya dasar yang kuat," tegasnya.
Ferdinand menambahkan, dasar kuat yang dimiliki Unika Soegijapranata adalah mengenai falsafah yang tertuang dalam persatuan universitas Katolik sedunia.
"Pertama dalam kongsi kongsi universitas Katolik sedunia di mana di pembukaan sudah dikatakan universitas Katolik mencari, menemukan dan menyebarluaskan kebenaran," tutupnya.
merdeka.com