Pujian JK untuk Jokowi: Demokratis, Tidak Nepotisme & Tak Menjerumuskan Bangsa
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memuji sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut JK, Jokowi tak pernah membicarakan soal proyek atau hal hal yang menguntungkan pribadinya.
Hal itu disampaikan JK dalam acara Silaturahmi Nasional Institut Lembang Sembilan Sembilan Tahun 2019 di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2) malam.
"Saya ingin menyampaikan pada Anda semua seperti contoh, saya sudah hampir 4,5 tahun dengan Pak Jokowi. Dan 4,5 tahun tidak pernah sekalipun kita berbicara tentang proyek pribadi. Tidak ada. Tidak pernah. Dan setahu saya juga dia tidak pernah berbicara pada saya tentang hal hal tersebut," kata JK.
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Bagaimana cara keluarga Jokowi terlibat politik? Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama, sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantu, sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana Jokowi memimpin rapat? Hal itu dinilai karena Jokowi mampu memimpin rapat secara efektif, pekerja keras tanpa lelah serta melakukan safari ke berbagai wilayah Indonesia.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Menurut JK suatu negara akan rusak bila presiden dan keluarga melakukan nepotisme. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Jokowi. Padahal, Jokowi sangat mudah bila ingin memberikan proyek kepada keluarganya.
"Anda tentu tahu putra beliau 2. Satu jual martabak dan katering, cukup baik. Satu jual pisang. Tidak ada yang proyek jalan atau proyek industri, Tidak ada. Artinya tidak akan terjadi nepotisme. Apa susahnya sebenarnya beliau menunjuk suatu proyek, tapi tidak," terangnya.
JK melanjutkan pujiannya untuk Jokowi. Menurutnya, Jokowi adalah sosok demokratis. JK bercerita bahwa Jokowi selalu memutuskan semua hal lewat mekanisme rapat. Hampir setiap hari digelar rapat kabinet. Terkadang, sehari bisa 2 hingga 3 kali rapat. Menurutnya, hal tersebut untuk mencerminkan bila Jokowi selalu berusaha untuk adanya kebersamaan.
"Sehingga tiap tahun lebih dari 200 kali rapat. Jadi bayangkan kenapa saya harus pindah kantor dekat presiden, supaya mudah keluar rapat saya datang. Kalau di Merdeka Selatan itu mesti naik mobil lagi ke seberang," ungkap JK.
"Itu artinya beliau sangat demokratis. Ingin demokratis, menjalankan demokrasi. Tanpa ingin memaksakan kehendak. Jadi, kemungkinan untuk otoriter tidak akan terjadi," sambungnya.
Politikus senior Partai Golkar itu menambahkan, dalam menjalankan kenegaraan wajib diusahakan secara demokratis dan tidak melanggar aturan. Hal itu pun tercermin dari sikap Jokowi yang ingin memajukan bangsa.
"Maka, kenapa saya di mana-mana juga berbicara saya memilih pasangan 01, karena itu bahwa itu tidak akan menjerumuskan bangsa," ucap JK.
Menurut JK, pemimpin otoriter dan nepotisme bisa membuat negara hancur. Dia mencontohkan negara Venezuela yang dikenal mempunyai cadangan minyak terbesar di dunia kini menjadi negara miskin karena pemimpinnya nepotisme dan otoriter. Hal itu pun juga terjadi di negara-negara Timur Tengah. Terlebih, Indonesia pernah mengalami masa kepemimpinan yang otoriter.
"Karena itulah mengapa kita mempunyai dasar kita mendukung siapa. Bukan untuk kepentingan kita, tapi kepentingan secara keseluruhan dan pilihan pilihan itu harus objektif. Tidak hanya sekadar baik sehingga tidak mau mendukung sesuatu," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Moeldoko, pandangan JK subjektif dan tidak melihat secara utuh.
Baca SelengkapnyaHal itu setelah anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dipinang menjadi bakal Cawapres oleh Prabowo.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menyebut, penilaiannya terhadap Megawati merupakan hasil pengalamannya sendiri secara objektif.
Baca SelengkapnyaJokowi mempersilakan masyarakat untuk menilai terhadapnya.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai, pernyataan Jokowi jelas urusan pemilu merupakan kewenangan ketua umum.
Baca SelengkapnyaTudingan Jokowi membangun dinasti politik menguat setelah Gibran Rakabuming Raka didorong menjadi cawapres Prabowo.
Baca SelengkapnyaJK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengatakan, netralitas Jokowi juga ditunjukkan lewat sikapnya yang mengundang tiga bakal calon presiden untuk makan siang bersama di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaTak hanya memberikan pendapat, Jokowi juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim tak ikut campur atau cawe-cawe dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan merespons ramai tudingan Presiden Jokowi soal menyodorkan nama Kaesang Pangarep untuk maju di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaBobby yang juga Wali Kota Medan itu menyambut kedatangan Ganjar di Bandara Kualanamu, Deli Serdang
Baca Selengkapnya