Suara Keras Anggota DPR Anita Jacoba: Dulu Gebrak Meja Amuk Nadiem, Kini Minta Setop Naturalisasi
Pernyataan Anita Jacoba Gah justru dianggap meresahkan oleh pecinta sepakbola. Bahkan mereka akan melaporkannya ke Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Aksi Anita Jacoba Gah kembali menjadi kontroversi usai usai pernyataanya yang mengkritik program naturalisasi PSSI. Dia mempertanyakan program naturalisasi dari PSSI.
Bahkan kader Partai Demokrat itu menyebut peran para pemain naturalisasi Timnas Indonesia belum banyak memberikan prestasi sejauh ini. Sehingga, dia heran dengan program PSSI yang terus-menerus meminta permohonan naturalisasi untuk pemain Timnas Indonesia.
Anita Jacoba Gah secara pribadi kurang setuju dan menganggap Indonesia tidak kekurangan bakat pesepakbola. Bahkan ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan gudang atlet sepakbola yang tersebar di penjuru Nusantara.
"Semoga ini langkah akhir, karena kita tidak miskin atlet. Kenapa ambil dari luar terus. Kami dari NTT, daerah tertinggal tapi gudang atlet. Kita punya atlet banyak di Indonesia," kata Anita saat rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Kemenpora dan PSSI, Senin (4/11).
Anita pun mengungkapkan keresahannya akan program naturalisasi yang telah beberapa kali dilakukan oleh PSSI.
"Pertanyaan saya kenapa kita mesti ambil dari luar, tidak sekali ini beberapa kali. Mau sampai kapan ambil atlet dari luar?" sambung kader Partai Demokrat itu.
Menurutnya keberadaan mereka belum bisa memberikan prestasi apapun bagi Indonesia.
"Bagaimana upaya pelatih di Indonesia? Kalau perlu pelatihnya dari luar dibawa ke Indonesia. Pengalaman ambil atlet dari luar ternyata belum berhasil juga."
"Apakah tiga atlet ini, kami berharap mereka memberi yang terbaik untuk Indonesia. Tapi bagaimana kalau ini gagal lagi? Jangan kita ulangi lagi, panggil dari luar tapi tidak membanggakan," tambahnya.
Anita mendesak PSSI dan Kemenpora untuk segera memperbaiki sistem pembinaan dalam negeri. Menurutnya kualitas anak Indonesia bisa bersaing sehingga tidak perlu mengambil atlet dari luar negeri.
“Saya yakin atlet Indonesia punya fisik yang kuat, asal bagaimana pembinaannya, bagaimana Kemenpora mendidik mereka. Kalau kita bisa membanggakan Indonesia dengan anak-anak lain, kenapa kita harus ambil dari luar," ucap Anita.
Gebrak Meja di Depan Menteri Nadiem
Sosok Anita juga sempat menjadi sorotan karena mengkritik keras Nadiem Makariem beserta jajarannya di Kemendikbudristek. Anita meminta Kemendikbud untuk mengoreksi penggunaan anggaran yang telah disodorkan.
"Menurut saya mari kita koreksi diri kenapa ini terjadi, jujur sama diri kita sendiri, anggaran yang sudah diberikan begitu banyak tahun 2024 apakah sudah digunakan dengan baik atau tidak," tegas Anita. Anita mempertanyakan penggunaan anggaran Kemendikbud yang dianggap tidak digunakan dengan baik. Nadanya meninggi tatkala menyoroti pengelolaan dana Program Indonesia Pinter (PIP) dan menjadi perhatian KPK.
Baginya, Kemendikbud seperti kebakaran jenggot saat turun rekomendasi dari KPK. "Kami tak pernah didengar ya kan? Akhirnya sekarang KPK memberikan rekomendasi baru seakan-akan Kemendikbud kebakaran jenggot," tegas Anita. Anita kembali meradang ketika membaca surat Peraturan Sekjen Kemendikbudristek bahwa rekomendasi dan temuan dari DPR akan ditindaklanjuti oleh Dinas-dinas Pendidikan. Dia tidak terima usulan wakil rakyat sebagai Lembaga tinggi negara malah diverifikasi oleh dinas.
"Sampai hari ini Pak Menteri berulang kali saya katakan, bahwa masih banyak persoalan terhadap realisasi anggaran dan penyerapan anggaran APBN itu ke daerah."
"Provisi NTT, belum. Mereka belum terima SK," tegas Anita.
Anita lantas menyinggung masalah tunjangan yang tidak merata terutama di daerah terpencil. Banyak pembangunan sekolah yang terbengkalai meski anggaran sudah ada sejak 2021.
"Saya kasih contoh, di Kabupaten Kupang ada 17 sekolah bangunan yang dari 2021 sampai sekarang tidak terselesaikan," sambungnya. "Saya marah pak menteri untuk kesekian kalinya karena ini memang kenyataannya di lapangan," kata dia. Anita menegur Nadiem agar tidak disetir oleh dinas terkait. Peran pemerintah pusat harus menjadi pionir dari dinas terkait.
"Jadi kalau mau diverifikasi harusnya kementerian melakukan verifikasi terhadap dinas, dinas melakukan verifikasi terhadap sekolah, hasil verifikasi itu baru diberikan kepada kami. Itu jangan dibolak balik. Bahkan saya minta bapak ibu pimpinan, kita biarkan rekomendasi KPK, periksa apa yang ada di Kemendikbud," ujar Anita.
Anita mengkritik kebijakan Nadiem yang dianggap aneh dan tidak menguntungkan. Ia pun meminta presiden baru untuk mempertimbangkan polemik ini.
"Jangan dong kita dibikin seperti anak kecil kok apa yang diusulkan kita harus diverifikasi oleh dinas pendidikan."
Sosok Anita Jacob
Anita Jacoba Gah merupakan anggota Komisi X DPR RI fraksi Partai Demokrat dan mewakili dapil Nusa Tenggara Timur II. Dia beberapa kali menjabat sebagai anggota dewan di sejumlah periode.
Pada periode 2004-2009, 2009-2014 dan anggota PAW DPR-RI sisa masa jabatan 2014–2019 dari Jefirstson Richset Riwu Kore yang mengundurkan diri.