Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei: 68,8 Persen publik tidak setuju gerakan #2019GantiPresiden

Survei: 68,8 Persen publik tidak setuju gerakan #2019GantiPresiden Atribut 2019 Ganti Presiden di CFD. ©2018 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Surveyor Y-Publica melakukan riset terkait respons publik terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Mayoritas publik menilai bahwa tagar tersebut adalah sebuah gerakan politik.

Pertanyaan yang diajukan ke responden adalah, apa yang diketahui dari gerakan itu. Ada enam variabel pilihan yang disodorkan ke responden yakni gerakan bermuatan politik, kampanye politik sebelum pemilu, gerakan berbau makar, gerakan ketidakpuasan terhadap pemerintah, dan gerakan menebar kebencian. Pilihan terakhir adalah tidak tahu.

Hasilnya, 28,3 persen masyarakat menilai tagar tersebut merupakan gerakan politik. Lalu 25,0 persen menilai kampanye sebelum waktunya. Kemudian 13,6 persen menilai gerakan itu berbau makar. Sebanyak 8,4 persen menilai gerakan itu bentuk ketidakpuasan terhadap pemerintah, 3,7 persen menilai itu gerakan menebar kebencian. Ada 21,0 persen yang menjawab tidak tahu.

Orang lain juga bertanya?

Dari hasil itu, Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono menilai, masifnya gerakan #2019GantiPresiden tidak berbanding lurus dengan yang diinginkan publik. Menurut survei Y-Publica, sebanyak 68,6 persen publik tidak setuju dengan gerakan ini. Sedangkan yang mendukung hanya 28,3 persen.

"Mayoritas berpikir gerakan itu dikendalikan elite partai. Deklarator hingga tokoh terafiliasi gerakan itu, seperti Mardani Ali Sera dan Ahmad Dhani, diketahui berasal dari kubu mana. Jadi ini bukan murni gerakan dari bawah tapi ditunggangi," jelas Rudi saat merilis hasil survei di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/9).

hasil survei respons masyarakat atas gerakan 2019gantipresiden

Rudi juga menilai, gerakan tersebut tidak membawa efek ekor jas kepada oposisi yang didukung. Ini terbukti, dari tidak terdongkraknya elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang belum bisa menyaingi elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf.

"Hasil survei kami mencatat, pasangan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin mendulang persentase 52,7 persen, ketimbang Prabowo-Sandiaga yakni 28,6 persen. Namun yang mengatakan tidak tahu atau belum menjawab, masih cukup tinggi sebesar 18,7 persen," ucap Rudi.

Sebagai informasi, survei menjangkau 1.200 koresponden di seluruh Indonesia. Menggunakan metode multistage random sampling, dengan wawancara tatap muka. Survei ini memiliki margin of error 2,98 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan dilakukan selama 13-23 Agustus 2018.

Reporter: Muhammad RadityoSumber: Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran
Survei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran

Survei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya
Survei Ungkap Alasan Orang Bingung Pilih Presiden, 22,4% Sebut Tak Ada Capres yang Meyakinkan
Survei Ungkap Alasan Orang Bingung Pilih Presiden, 22,4% Sebut Tak Ada Capres yang Meyakinkan

Hasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Populi: Masyarakat Cemas Permainan Politik Uang di Pilpres 2024
Hasil Survei Populi: Masyarakat Cemas Permainan Politik Uang di Pilpres 2024

Persoalan politik uang menempati posisi pertama di angka 37,2 persen.

Baca Selengkapnya
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi

Hasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.

Baca Selengkapnya
Survei Populi Center: 64,9 Persen Responden Ingin Pilpres Berjalan Satu Putaran
Survei Populi Center: 64,9 Persen Responden Ingin Pilpres Berjalan Satu Putaran

Survei terkait jumlah putaran Pilpres ini ditanggapi kritis oleh Andi Sinulingga selaku Juru Bicara Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Terbaru Litbang Kompas, Ini Analisis Angka Pemilih Bimbang Capai 28,7%
Hasil Survei Terbaru Litbang Kompas, Ini Analisis Angka Pemilih Bimbang Capai 28,7%

Survei Litbang Kompas menjelaskan, kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters atau pemilih ragu-ragu

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo

survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.

Baca Selengkapnya
Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong
Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong

Alasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.

Baca Selengkapnya
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti

Populi Center merilis hasil survei tentang respon publik terhadap isu politik dinasti.

Baca Selengkapnya
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti

Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Litbang Kompas: 60,7 % Responden Sebut Gibran Cawapres Hasil Dinasti Politik
Survei Terbaru Litbang Kompas: 60,7 % Responden Sebut Gibran Cawapres Hasil Dinasti Politik

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 29 November-4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden

Baca Selengkapnya