Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong
Alasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.
Alasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.
Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong
Debat pertama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pertama telah dilaksanakan pada Selasa (12/12) bertemakan pemerintahan, hukum, dan juga HAM.
Masing-masing Calon Presiden (Capres) pun telah saling memamerkan gagasan-gagasan yang akan mereka bawa dalam lima tahun ke depan seandainya menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Debat kedua akan digelar tanggal 22 Desember 2023 yang diperuntukan khusus untuk para cawapres. Tema yang diangkat merupakan ekonomi, kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, serta perkotaan.
Dengan rangkaian debat yang digelar ini, hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan 23,0 persen tidak tertarik untuk menonton acara debat Capres Cawapres ini. Alasannya beragam, mulai dari tidak punya waktu menonton hingga debat yang penuh drama.
Alasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton sebesar 21,7 persen, diikuti kurang suka politik sebesar 9,0 persen, lalu tidak paham yang dibahas 7,2 persen.
Alasan lainnya yaitu sibuk bekerja (6,6 persen), tidak ada manfaatnya (6,4 persen), tidak tertarik (6,3 persen), kebanyakan janji (4,5 persen), saling menjatuhkan (4,4 persen) dan debat tanpa bukti (4,4 persen).
Kemudian tidak punya televisi (3,8 persen), malas menonton (2,4 persen), membosankan (1,7 persen), bukan urusan saya (1,5 persen), omong kosong (1,5 persen).
Kemudian, sudah menentukan pilihan (1,4 persen), kebanyakan bohongnya (1,0 persen), sama saja hasilnya (1,0 persen), bikin bingung orang (0,9 persen), membuat gaduh (0,6 persen), manipulasi (0,3 persen), belum diadakan (0,3 persen), drama (0,1 persen), dan tidak menjawab (12,1 persen).
Sementara itu, saat masyarakat ditanyakan apakah mengetahui pelaksanaan Capres dan Cawapres, hasilnya 38,8 persen tahu dan 61,2 persennya tidak mengetahui.
Survei ini dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam waktu 3 - 5 Desember 2023. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode digit dialing (RDD) dengan jumlah responden 1426.
Metode yang digunakan dalam survei yakni wawancara lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Margin of error survei diperkirakan ±2.6% pada tingkat kepercayaan 95%.